22. SHE'S BACK?

62 3 0
                                    

Nyatanya memang tidak ada tenang yang benar-benar.
Ada masa di mana jalan yang kau anggap aman tetap memiliki area curam.

Kamu hanya bisa maklum.
Tidak ada perlawanan yang bisa membuat semesta terancam.
Karena sejatinya tak ada manusia yang memiliki dengan utuh.
Bagian manapun dunia, tidak ada yang bisa dengan erat kau peluk.
Fanamu yang membuat hatimu merasa jika kamu pusatnya.
Serakah.
Karena pada akhirnya, semua yang bersama akan berpisah.

Happy Reading
—GebRio—

🐝🐝🐝

Geby kini tengah duduk sendiri di dalam ruang OSIS. Wajahnya murung, bahkan sempat meneteskan air mata beberapa kali.

Kejadian hari ini begitu di luar perencanaan yang telah ia susun dengan bersusah payah. Walau pun ini terjadi di luar kendalinya, tapi tetap saja ini bagian dari tanggung jawab kinerjanya.

Gadis itu tiba-tiba mendongak ketika satu tangan mengusap kepalanya.

"Jangan sedih gitu, dong."

Suara itu milik Azerio, Azerionya.

Geby hanya bisa tersenyum memandang pemuda itu. Apa boleh buat, tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengingat segalanya sekarang. Karena yang sudah terjadi tidak akan bisa kita perbarui sekeras apa pun kita mencoba.

"I'm okey."

Azerio duduk di samping Geby lalu menggenggam tangan gadis itu erat. "Ini semua terjadi tanpa kita semua ingin, Geb. Jangan ngerasa diri kamu gagal ya?"

Geby mengangguk mengerti, senyumnya masih tercetak di sana.

"Nadhira gimana?" tanya Geby.

Azerio menghembuskan nafasnya pelan. "Nadhira itu orangnya tenang, Geb. Kalau dia marah menggebu kayak tadi ya berarti ada sesuatu."

"Ya, aku juga ngerti. Kalau aku di posisi Nadhira juga pasti aku marah. Dia hebat sih, agak kaget dia bisa ngomong kayak gitu," sahut Geby.

Azerio merengkuh tubuh Geby dengan hangat. Ia yakin ada sedikit kecewa yang gadis itu tengah kesampingkan.

🐝🐝🐝

Hari ke dua di hari besar SMA Brimaga akan dipenuhi oleh berbagai macam kompetisi dan juga bazar. Kemarin usai acara debat kandidat, agenda dilanjutkan dengan penampilan kreasi di panggung utama.

Azerio berjalan menyusuri koridor sekolah yang kini masih lenggang. Biasanya siswa akan datang lebih siang karena jam masuk yang dibebaskan.

Pemuda itu kini tengah mengenakan Jersey basketnya yang dibalut dengan hoodie hitam serta sepatu basket kebanggaannya. Matanya menelisik ke seluruh penjuru sekolah, mencari gadis yang pagi tadi memberinya kabar akan berangkat menuju sekolah seorang diri.

"Geb," panggil Azerio yang berhasil menemukan Geby di dalam aula.

Geby yang sibuk dengan lembar susunan acara pun menoleh ke arah Azerio. Bibirnya mengembang sempurna.

Azerio berjalan mendekati gadisnya. "Selamat pagi tuan putri."

"Pagi."

Azerio menyodorkan satu kotak bekal dengan susu kotak strawberry kesukaan Geby.

"Anggap aja hadiah ke—"

"Sembilan?" Potong Geby ketika Azerio sibuk berhitung menggunakan jari-jarinya.

Azerio tersenyum. "Tapi kalau kamu gak mau ini dijadiin bagian dari hadiah itu juga gak papa sih, nasi goreng doang."

Geby ikut tertawa bersama seorang Azerio. "Ini tuh bakal jadi nasi goreng paling spesial yang pernah aku makan."

GEBRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang