Selamat datang di bagian dua kisah Geby dan Azerio!!!
Di dalam hidup, banyak cara manusia untuk ditatap manusia. Ada yang dengan menjual ceritanya, ada pun sebaliknya dengan menutup semua rasa di hatinya.
Melelahkannya rasa pura-pura, rasa untuk terlihat baik-baik saja. Di mana seharusnya banyak air mata, namun malah menampakkan kebalikannya.
Azerio Gibaraska Abian
Happy Reading
-GebRio-🐝🐝🐝
Aku akan berusaha agar terlihat biasa saja.
Aku akan berusaha agar kamu tak melihat aku terluka.
Semua ini agar kita bisa sama-sama terlepas dari jeratan rasa.Geby nampak berjalan menuju area parkiran sekolah untuk mengambil mobilnya, namun langkahnya sempat terhenti ketika di hadapannya terdapat Axel dan Rachel yang kini juga tengah menatapnya.
Geby merasakan sesak di dadanya. Ia bukan tipikial perempuan yang akan meneteskan mata di muka umum, namun tak bisa dipungkiri jika hatinya pun sakit.
Perasaan yang benar-benar kini dirinya redam, rasa sakit, perih, kecewa, marah, semua dirinya simpan rapih sendiri. Dunianya yang dulu dipenuhi oleh canda bersama pemuda itu, kini hancur tanpa sisa. Dunia itu sudah hangus ditelan masa. Geby dan Axel kini berakhir, berakhir dengan banyak cerita tentang kobaran pedih di ingatan Geby.
Tiba-tiba terdapat Azerio yang memeluk pinggang Geby posesif dengan senyum yang terbit. "Kamu jadi pulang bareng aku kan?"
Geby sempat terpaku sekejap mencoba mencerna maksud dari kalimat Azerio. Namun belum sempat Geby membuka suara, Rio sudah kembali angkat bicara. "Nanti mobil kamu biar diurus Allano."
Allano Grefalen. Pemuda berpostur tinggi dengan rambut hitam ikal. Semua orang mengenalnya, sang juara di berbagai bidang. Bahkan hampir setiap upacara, namanya selalu dipanggil untuk apresiasi penghargaan di depan seluruh siswa.
Geby tersenyum sekilas menatap Rio dengan mata sesekali melirik Axel dan Rachel yang masih lekat memperhatikan pergerakannya. Di sana juga terdapat beberapa teman Azerio yang lain.
"Al, aman kan?" tanya Azerio menatap Allano.
Allano mengacungkan jempolnya. "Siap baginda, ananda siap melayani tuan muda yang tengah jatuh cinta."
Mendengar itu membuat semua yang ada di sana tertawa termasuk Geby. Sedangkan Azerio menampakkan wajah kesal pada Allano.
"Kamu atur aja, nih," seru Geby menyerahkan kunci mobil yang sejak tadi di tangannya.
"Gue duluan ya," ujar salah seorang pemuda yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. Kini ponsel itu berubah menjadi tangan yang dirinya genggam erat. Rafaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBRIO
Teen FictionBagian Azerio dan Semestanya Kali ini bukan tentang bad boy atau cool boy yang diidamkan perempuan seantero SMA. Ini tentang seorang Azerio dan Geby Fralista. Awal yang dimulai hanya untuk membuktikan ke masing-masing mantan jika mereka bisa bahagia...