Selamat datang di bagian lima, selamat datang kisah yang baru berawal mula.
Jika sayat itu tak perih ketika tertutup plester, apa jika terbentur tetap terasa begitu?
Untuk kalian yang sedang berusaha sembuh, masanya tak akan menjauh. Semangat!
Happy Reading
—GebRio—🐝🐝🐝
Seharusnya kita merenungkan semuanya. Banyak hal yang seharusnya kita pertimbangkan sebelum melangkah ke jalan ini.
Azerio duduk menatap pintu caffe dengan hati yang tak karuan. Di caffe ini ia pertama kali mengungkapkan perasaannya pada Raisa, lebih dari satu tahun yang lalu.
Azerio amat merindukan gadis itu. Bagaimana cara Raisa membuat Azerio tak bisa mengeluarkan amarah, bagaimana senyum cerah itu begitu membuatnya bahagia dengan teramat.
Raisa-nya yang begitu indah melukis angan tentang masa depan bersama Azerio, angan yang hingga sekarang masih Azerio genggam dengan sangat.
Raisa meninggalkannya dengan alasan yang sungguh sulit untuk dirinya terima. Alasan yang begitu membuatnya tak yakin jika itu memang alasan sebenarnya.
Azerio termenung, kedekatannya dengan Geby akhir-akhir ini memang bisa dibilang mengembalikan suasana hatinya. Namun itu pun tak lama. Ketika Geby tiada di hadapannya, ingatannya selalu jatuh pada sosok Raisa.
Notifikasi ponsel Azerio menggugahnya dari lamunan.
Beberapa waktu yang lalu Rio berniat mengajak Geby keluar karena pikirannya sedang membutuhkan udara segar, namun membaca pesan itu membuat Azerio menguruhkan niatnya.
Ya begitulah mereka sekarang, saling memberi kabar, menghabiskan waktu bersama selayaknya pasangan pasangan muda pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBRIO
Teen FictionBagian Azerio dan Semestanya Kali ini bukan tentang bad boy atau cool boy yang diidamkan perempuan seantero SMA. Ini tentang seorang Azerio dan Geby Fralista. Awal yang dimulai hanya untuk membuktikan ke masing-masing mantan jika mereka bisa bahagia...