16. BUNGA PERTAMA

113 14 9
                                    

Angin yang riuh membuat kita yang bising menjadi redam.
Mata angin yang membawa arah kapal itu terkadang membuat kapal itu sampai, tapi tak jarang pula membuat kapal tersebut karam.

Logaritma tentang hati, dapat kita olah semau-maunya. Namun hasilnya, terserah semesta.

Happy Reading

GebRio

🐝🐝🐝

Kadang lucunya semesta ialah dengan mudah mematahkan keyakinan banyak manusia, dari yang awalnya yakin untuk tidak menjadi iya, yakin kalau bukan menjadi benar, yakin kalau sekedar menjadi sekadar.

Geby dan Azerio yang dulu sama-sama menolak untuk jatuh cinta, kini menjadi manusia angkuh akan asmaraloka.

Geby dan Azerio yang dulu hanya sekedar kesepakatan, kini menjadi sepakat yang tetap.

Geby dan Azerio yang dulu bersama bukan karena rasa, kini kebenarannya ialah sebaliknya.

Geby keluar dari gerbang rumahnya dan berjalan penuh suka ke arah Azerio yang tengah bersandar di kap mobil. Pagi ini kota metropolitan itu nampak tak bising karena masih sangat pagi.

Geby tersenyum lebar, "Selamat pagi."

"Selamat pagi, tuan putri."

Azerio berjalan sejajar dengan Geby untuk membukakan pintu mobil gadis itu. Namun sesaat setelah Geby hendak masuk ke dalam mobil, bibir gadis itu terbuka lebar-lebar.

 Namun sesaat setelah Geby hendak masuk ke dalam mobil, bibir gadis itu terbuka lebar-lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilihatnya sekumpulan bunga tulip putih di bangku samping kemudi. Sorot mata Geby langsung beralih pada Azerio.

"For me?"

Azerio mengangguk.

Geby meraih bouquet bunga itu lalu masuk ke dalam mobil yang disusul oleh Azerio.

Suasana ibu kota kala itu terasa masih begitu sejuk. Jalanan pun begitu lenggang membuat keduanya sama-sama menikmati jalanan yang tak ramai.

"Taruh kali bunganya, dipeluk mulu."

Geby melirik sekilas Azerio. "Bunga pertama," jawab Geby sembari menjulurkan lidahnya.

Azerio hanya menggelengkan kepalanya singkat. "Yang ngasih gak mau dipeluk juga?"

"Yehh, ngarep lo!"

GEBRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang