18. Maaf

39 12 53
                                    

DI HARI BIASA DI MANA SETIAP HARI BAKALAN SELALU UPDATE! KENIKMATAN YANG LUAR BIASA, KAN? JANGAN KAYAK CERITA SEBELAH YANG UPDATE SETAHUN SEKALI, HAHAHA!

~ HAPPY READING! ~

***

"Lebih baik memaafkan,"

***

DUA piring penuh berisi cireng dengan sambal kecap tersaji di atas meja makan. Mak Lela dan Ota pun kembali ke rumah setelah keduanya selesai menghabiskan waktu. Dinda yang awalnya merasa sangat marah karena Mak Lela membawa Adam tiba-tiba ke rumahnya tanpa sepengetahuannya pun sekarang malah merasa senang.

"WIHH CIRENG!" Ota hendak mengambil sebuah cireng, namun Mak Lela langsung menepis tangannya.

"Cuci tangan dulu," ucap Mak Lela.

Ota memanyunkan bibirnya kesal seraya turun dari meja makan menuju kamar mandi.

Di sisi lain, Adam sedang mencuci peralatan yang kotor. Dengan celemek berwarna merah muda, Adam persis seperti seorang koki handal!

Mak Lela tertawa keras. "Ngapain ganteng kamu pake celemek Emak?"

Adam tersenyum malu. "Enggak papa kan, Tante?" tanyanya.

"Mak, ini taruh depan aja satunya buat bagi-bagi sama yang lain," ucap Dinda.

"Iya-iya, nanti aja," Mak Lela menatap Adam sambil tersenyum. "Ini yang masak siapa, nih? Masaknya barengan, kan?" Mak Lela memandang kedua anak remaja di hadapannya.

"Enggak, yang buat Adam,"

"Enggak, yang buat Dinda,"

Adam dan Dinda sontak saling bertatapan, menyadari keduanya mengucapkannya secara bersamaan. Bahkan, mereka pun juga bersama-sama membuang mukanya ke samping.

"Jadi, siapa?" tanya Mak Lela sekali lagi.

"Adam, Mak," ungkap Dinda.

"Kamu berarti enggak ikut bantuin masak, dong?" Mak Lela memandang Dinda sinis.

"Enggak, kok, Tante. Tadi Dinda bantuin Adam buat masak," sela Adam dengan cepat.

"Nah, cuma bantuin! Udah, Dinda enggak usah makan. Kita aja yang makan," ucap Mak Lela.

Dinda langsung melotot tajam menatap Mak Lela. "Enak aja, orang Emak juga enggak masak, kok! Enggak usah masak juga dong berarti,"

"Beda, Emak kan udah tua,"

"Enggak ada hubungannya," jawab Dinda dengan nada dingin.

Adam terkekeh pelan melihat perdebatan ibu dan anak tersebut. "Udah, ayo coba di makan, Tante,"

Mak Lela mengambil sebuah cireng. "Tante cobain, ya,"

Adam menatap Mak Lela harap-harap cemas. Mak Lela langsung tersenyum senang menatap Adam.

"Ya Allah, anak siapa ini? Hebat, ya, kamu masaknya," puji Mak Lela.

HAIDAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang