5. Diam-Diam Suka

68 28 15
                                    

ANNYEONG! BAGAIMANA KABAR
KAMU HARI INI? MASIH SUKA SAMA
DIA? APA BELUM MAU OLENG KE
AUTHOR GANTENG INI? JADI ADEK
KAMU AJA GAPAPA KOK :(

SEMANGAT TERUS MENGEJAR CRUSH KAMU ITU, KALAU SIAP LANGSUNG UNGKAPIN AJA. KALAU MASIH TAKUT, CURHATNYA SAMA SAYA SAJA <3

~ HAPPY READING! ~

***

"Jika kita sebatas teman, apakah saat aku menaruh hati adalah hal yang salah di matamu?"

***

ADAM memutuskan untuk langsung kembali ke rumahnya untuk bisa menenangkan dirinya. Dengan lengan yang masih terbalut perban, ia melangkah masuk ke dalam rumahnya. Untungnya, Rano sudah tertidur pulas di kamarnya.

Ia perlahan-lahan naik ke lantai atas, lalu mengunci pintu kamarnya. Dengan napas yang tersengal-sengal, Adam membuka perban yang membalut lengannya itu sambil meringis kesakitan.

"Shit!" umpat Adam saat melihat darahnya masih belum kunjung reda berhenti.

Setelah beberapa upaya, akhirnya Adam bisa menghentikan pendarahan dengan mengikatkan kausnya untuk mencegah darah merembes keluar. Lebih baik, esok ia akan kembali ke rumah sakit untuk menjahit lukanya.

Tring!

Adam melirik ponselnya yang berbunyi. Ia mengambilnya, segera mengecek pesan yang masuk.

Tante Novi
Papamu masih jadi orang gila?

Tante Novi
Saya akan cari cara untuk memasukkan Rano ke dalam rumah sakit jiwa. Daripada terus jadi beban buat saya, bikin malu sekeluarga!

Tante Novi
Kalau kamu bisa, bunuh ayahmu itu. Saya bakal kirim racunnya biar Rano langsung bertemu istrinya yang juga sinting itu.

Adam tersenyum kecut. Begitu lah bagaimana keluarga besar Adam memandang Ayahnya yang masih melewati masa sulit semenjak kehilangan istrinya. Rano hanya memiliki Adam, dan Adam pun juga begitu.

Adam
Enggak usah, Tante. Adam masih sanggup buat jagain Ayah di rumah. Gak usah ke rumah sakit jiwa segala.

Adam
Kasian Ayah kalau di bawa ke rumah sakit jiwa. Adam juga sekarang lagi cari kerja buat biaya tambahan untuk beli obat Ayah. Tante jangan terlalu mikirin Ayah, ya.

Tante Novi
Bagus lah kalau kamu sudah cari kerja dari sekarang. Jadi kamu gak usah ikut-ikutan jadi beban untuk saya. Ngurus Rano saja sudah buat saya tersiksa. Kamu lulus SMA juga gak akan bisa kuliah. Toh, kamu miskin sekarang. Gak sekaya dulu lagi, dan kamu dan Rano paling miskin di keluarga kita. Jadi aib saja. Kalau perlu mati saja!

Tante Novi
Saya transfer uang untuk bayar listrik sama air. Sekalian sisanya buat bayar SPP sekolah kamu. Kalau sudah dapat kerja langsung bilang ke saya.

Adam
Iya, Tante. Terima kasih banyak udah mau nolongin aku dan Ayah.

Tante Novi
Saya nolongin Rano. Ngapain nolongin anak bodoh seperti kamu yang ikut-ikutan merusak citra keluarga besar?

HAIDAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang