beneran kan nih gue up lagi? percaya kagak percaya ye kan wkw
btw, sering-seringin lah spam komen tuh biar gue semangat dikit broww
anw, happy reading!
***
"Adam!"
Teriakan yang terdengar tak asing dari pendengarannya, membuat sekujur badannya merinding seketika saat itu juga. Matanya terbelalak, ia terkejut dengan sosok perempuan berlumuran darah yang menatapnya dengan tatapan benci, geram, dan buas. Wanita itu mengenakan gaun merah panjang, dengan wajah yang beriaskan make-up yang masih bersih. Hanya saja dari kedua telapak tangan wanita itu hingga seluruh gaun merahnya penuh oleh bercak darah.
Adam menyadari tubuhnya terikat dalam kursi. Kedua tangan maupun kakinya diikat kuat oleh tali tambang. Suasana gelap gulita, dimana hanya penerangan lampu yang menerangi sosok wanita itu. Napasnya terengah-engah, ketakutan setengah mati.
Karena Adam baru saja menyadari jika itu adalah sosok Ibunya.
"Mama harus bagaimana? Mama harus bagaimana? Mama harus bagaimana?"
Perempuan itu terus mengulangi kalimat yang sama. Adam menutup telinganya rapat-rapat, begitu pula kedua bola matanya.
"Kamu tidak pernah bisa menyelesaikan masalah apa pun yang kamu lewati dalam hidupmu,"
Kalimat itu sontak membuatnya langsung membuka kedua matanya, menatap kembali sosok perempuan yang menjelma seperti perawakan almarhumah Ibunya.
Dan saat ia mengedipkan matanya lalu membuka matanya kembali, ia menyadari jika ia baru saja terbangun dari mimpinya. Segera ia langsung mengubah posisi badannya, bersender pada kepala ranjang. Ini bukan kamar yang tak asing dari pandangannya. Ya, kamar dari markas anggota Xeagle.
Ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima pagi. Suasana di luar kamar begitu senyap dan sepi. Meski begitu, ia memilih untuk tetap bangun dan hendak akan melaksanakan salat Subuh. Namun, saat ia mengecek ke luar teras markas, tampak banyak beberapa teman-temannya yang baru saja selesai pulang menunaikan salat Subuh dari masjid.
"Lo udah bangun? Kayaknya mending lo tidur lagi, dah. Mungkin aja kondisi lo belum fit," ucap Arya bermaksud menegur Adam.
"Ayo masuk. Fatih sama Kinos mau nyari sarapan sebentar lagi. Lo mending di dalem, di luar masih dingin," ajak Wisnu yang kemudian di balas anggukan oleh Adam.
Adam baru menyadari di tengah-tengah ruang tamu mereka, terdapat berhamburan dokumen dan kertas-kertas di atas meja. Keningnya lantas bergelombang, menatap teman-temannya meminta jawaban.
"Itu riset untuk bantuin lo selama persidangan nanti," jawab Fatih, seolah mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Adam.
"Persidangan gimana?"
"Siang nanti lo dipanggil kepolisian untuk diminta keterangan. Gue harap lo nanti selama disana jawab sejujur mungkin dan sesuai dengan fakta. Ini satu-satunya cara yang bisa lo gunakan nanti," timpal Wisnu.
"Oke, cuma diminta keterangan aja, kan? Apa memang sampe seribet ini?"
Seluruh orang dari mereka lantas hanya terdiam.
"Kenapa? Jelasin ke gue apa yang enggak gue tau," Adam meninggikan nada bicaranya.
"Dam, kita mungkin bukannya menuduh lo apa gimana. Tapi, sesuai kronologi kejadian itu bakalan banyak banget fakta-fakta yang bakalan jadi bumerang buat lo. Kemungkinan terburuknya, lo bisa aja didakwa sebagai tersangka," Kinos menjawab dengan ragu-ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIDAR
Teen Fiction🛐 SEBELUM BACA, FOLLOW DULU! - XEAGLE UNIVERSE - - Kisah Adam & Dinda - ~~~ "Tuhan, semoga orang baik di sampingku selalu bahagia bersamaku," Ini tentang kisah Dinda yang di kejar oleh kakak kelasnya yang merupakan seorang anggota geng motor yang m...