10. Dinda VS Mita

47 14 4
                                    

SELAMAT! KAMU MENCAPAI BAB 10! TERIMA KASIH SUDAH NYAMAN MEMBACA CERITA INI, INGET BACANYA JANGAN SAMPE BEGADANG!

BAGAIMANA SEJAUH INI? APA KAMU SUKA DENGAN PEMBAWAAN CERITA 'HAIDAR' ATAU KAMUNYA MASIH GAMON SAMA WISNU DI CERITA SEBELAH TUH, HAHAHAHA :D

~ HAPPY READING! ~

***

"Mudah, kamu hanya perlu berkaca dan sadar diri akan posisimu sekarang,"

***

"THANKS, ya kak udah ajakin aku jauh jalan-jalan ke pantai. Aku seneng banget," ucap Dinda sembari memberikan helmnya kepada Adam.

Langit saat itu sudah mulai menggelap. Waktu hampir pukul setengah delapan malam karena mereka lama di perjalanan yang macet, di tambah Adam memberikan oleh-oleh martabak manis.

"Iya, sama-sama. Kalau gue ada waktu lagi pasti bakalan ajak lo jalan-jalan ke tempat lain," jawab Adam.

Dinda mengangguk antusias. "Aku gak sabar banget! Aku pegang lho nih ya janji kakak,"

Adam terkekeh kecil seraya mencubit gemas hidung mungil milik Dinda. "Iya-iya, harusnya gue yang terima kasih karena lo mau gue ajak jalan-jalan ke tempat biasa kayak pantai doang," ujarnya.

"Gak papa, atuh. Ya udah, aku masuk dulu ya, kak. Pasti Emak udah nungguin anak ceweknya pulang. Kakak hati-hati di jalan, ya," pamit Dinda.

"Sebentar,"

Adam menahan Dinda dengan mencekal pergelangan tangan cewek itu dengan erat. Dinda sontak langsung terkejut, membalikkan badannya menatap Adam kebingungan.

"Boleh peluk, gak?"

Dinda menarik seulas senyum tipis. Ia lalu merentangkan tangannya, dan memeluk Adam dengan erat.

Cowok itu seketika terpaku diam beberapa detik. Ia ikut tersenyum sembari membalas pelukan Dinda yang hangat. Wangi vanilla menusuk indra penciumannya, dengan rasa hangat di dadanya.

"Yang kuat terus, ya. Kamu harus tetap kuat, aku bakalan terus ada di samping kamu," ujar Dinda sembari mengelus punggung Adam pelan.

"M-makasih..."

Dinda melepas pelukannya, lalu menatap netra teduh cowok di hadapannya sambil tertawa kecil.

"Kenapa liatin aku segitunya?"

"E-eh?" Adam tersadar dan langsung membuang mukanya. Ritme jantungnya pun sudah tak beraturan.

"Udah, ya. Aku masuk ke dalem,"

"Good night, ma princess,"

Dinda menutup kedua matanya dengan senyum yang masih belum luntur itu. "Good night, Adam,"

***

ADAM memakirkan motornya di depan halaman markas Xeagle mereka. Ia duduk bersama beberapa anggota Xeagle yang lain sembari menyesapi kopi hitam di hadapan mereka.

"Weh, kemana aja lo? Seharian ngilang kayak di culik wewe gombel," tanya Arya.

"Ngebucin palingan," jawab Kinos acuh.

HAIDAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang