21. Diserang Lagi

37 10 45
                                    

HOLA! ASSALAMU'ALAIKUM (◍•ᴗ•◍)
APA KABARNYA HARI INI?

TETAP BAHAGIA SELALU, DAN TERUS
BERJUANG DAN JANGAN MENYERAH
MENDAPATKAN HATI CRUSH <3
BTW, INISIALNYA SIAPA, NIH?

~ HAPPY READING! ~

***

"Manusia berhak mendapatkan kesetaraan, dalam menjalani kehidupannya,"

***

DINDA menatap markas Xeagle yang ternyata tersembunyi di balik rumah ketua mereka, yakni Wisnu. Ia beberapa kali berdecak kagum melihat halaman kediaman Wisnu yang luasnya hampir sepertiga lapangan bola tersebut. Pohon-pohon rindang yang menyejukkan, serta beberapa bunga matahari yang tumbuh mekar memperindah suasana.

Tanpa aba-aba, Adam langsung menggandeng tangan Dinda sambil tersenyum malu-malu. "Boleh aku gandeng, kan?" tanyanya.

"B–boleh," jawab Dinda terbata-bata.

"Wiwin, ngapain ke markas?" tanya Jessie yang sedang menempel dengan Wisnu.

Wisnu melirik Adam. "Kita main di sini aja,"

Di markas pun suasana tidak begitu sepi. Terdapat beberapa anggota Xeagle lainnya yang sedang nongkrong di markas atau bahkan menumpang tidur di sana.

"Eh, Bang," sapa Aza, salah satu anggota Xeagle yang sedang ada di depan teras.

"Yang lain ke mana?" tanya Kinos.

"Main ke luar, ini gue juga mau nyusul yang lain," jawab Aza sembari mengambil tas ransel sekolahnya. "Duluan, Bang!"

Wisnu mengangguk pelan seraya membuka menaruh beberapa kantung berisi makanan ringan yang mereka beli di minimarket. Ia langsung duduk di sofa depan teras seraya terus menatap Adam meminta penjelasan.

"Duduk di sini aja," ucap Adam seraya menyodorkan sekotak martabak manis kepada Dinda.

Cewek itu mengerjapkan matanya bingung. "Kakak mau ke mana?"

"Gabung sama temen-temen," jawab Adam yang di balas anggukan oleh Dinda.

"Din, sini aja!" ucap Jessie mengajak Dinda masuk ke dalam markas.

Dinda menurut dan memasuki markas Xeagle yang ukurannya hampir seperti rumah biasa. Ada dua kamar, satu kamar mandi, ruang tengah, dan dapur. Ia juga menatap beberapa ornamen seperti jaket kulit dengan logo burung elang, serta figura yang menggambarkan banyak foto-foto anggota Xeagle yang jumlahnya banyak bukan main.

"Enak banget kalau jualan cilok di sini," Dinda bermonolog sendiri melihat ratusan anggota Xeagle yang terpampang besar di dinding.

"Gue jualan ginjal aja," celetuk Jessie.

Dinda duduk di atas sofa berwarna biru muda seraya meletakkan sekotak martabak manis rasa cokelat yang Adam belikan untuknya. Ia beberapa kali bersenandung riang karena saking senangnya. Berbeda dengan Jessie yang di belikan Wisnu sekantung besar makanan ringan.

"Mau enggak?" tanya Dinda.

Jessie menggeleng. "Gue maunya nasi Padang," jawabnya.

HAIDAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang