"MOMMY!!!"
"AAAA ANAK MOMMY!!!!"
Sambil merentangkan tangannya Ashel berlari menuju mamanya yang baru saja keluar dari mobil mewah keluarganya dan menjatuhkan beberapa totebag barang branded ke bawah.
Ashel mengeratkan pelukannya pada mamanya, kemudian tersenyum melirik totebag yang ada di halaman garasi rumahnya setelah pelukannya dengan mamanya terlepas.
"Mom? Belanja lagi?"
"Iya, hehehe."
Ashel menggelengkan kepalanya. "Belanja tas lagi ya? Is, is, is, baru juga semalam beli tas, sekarang udah beli lagi?"
Mamanya Ashel terkekeh kemudian menoel hidungnya dengan gemas. "Ya itu untungnya punya suami kaya raya."
Gantian Ashel yang terkekeh sekarang. "Astaghfirullah, Mommy."
"Hahaha, udah-udah, ayo kita ke dapur. Mommy mau buatin spagetti kesukaan kamu. Pasti kamu laper kan sekarang?"
Ashel tersenyum senang. "Iya!! Ayo!!!" katanya seraya menggandeng mamanya dan berjalan masuk kedalam rumah, ketika Anin sudah mengambil kembali totebag belanjaannya.
Hei! Mari berkenalan dengan keluarga Ashel ini.
Adzana Shalihah adalah putri tunggal dari seorang pengusaha bidang parawisata. Karena pekerjaan papanya ini, tak jarang Ashel mengunjungi berbagai negara yang ada di dunia ini. Sedangkan mamanya, mamanya hanya seorang ibu rumah tangga yang kerjanya hanya menghabiskan duit suami.
Aninditha Cahyadi. Anin. Adalah seorang Ibu yang paling baik menurut Ashel. Bundanya itu tak hanya bisa menjadi seorang ibu baginya, namun bisa juga menjadi sosok sahabat untuknya. Hobi mereka sama. Obrolan mereka nyambung, dan Anin selalu memperhatikan putrinya dengan serinci mungkin.
Vino Casano. Pebisnis sukses yang satu ini sangat memanjakan putri satu-satunya yang ia miliki itu. Walau dia jarang sekali berada di rumah, namun komunikasinya pada Ashel tetap terjalankan. Kemauan Ashel selalu ia kabulkan. Dia benar-benar memperlakukan Ashel sebagai putri kecilnya.
Dan karena itu, Ashel sama sekali tidak membantah perkataan orang yang mengatakan kalau Ayah adalah cinta pertama seorang anak perempuan.
Yaah, bisa dibilang, Ashel ini anak tunggal kaya raya.
o0o
"Mari bergembira, gembira bersama, mari bergembira, bersama!!!"
Adel melongo melihat ke arah ruangan tengah rumah neneknya, dimana suara seseorang sudah menggemparkan ruangan ini.
"Astaga, Nini!"
Sungguh, betapa terkejutnya Adel melihat neneknya tengah berjoget memegang sapu sambil bernyanyi menggunakan mic.
Dengan pakaian olahraga dan ikat kepala di dahinya, Nenek Adel itu berhenti bernyanyi begitu mendengar teriakan Adel. Dia menoleh kemudian tersenyum penuh pada cucu kesayangannya itu.
"Heyyy bestie, selamat datang," sapa Nenek Adel kemudian kembali berjoget.
"Ni, udah, jangan joget lagi, nanti tulangnya runtuh." Adel bergidik ngeri melihat neneknya putar-putar pinggang seperti itu.
Nenek Adel pun berhenti. Dia mematikan micnya kemudian berjalan mendekati Adel dengan tetap ada sapu ditangannya.
"Tenang aja, Bestie. Tulang Nini mah anti badai. Nini kayang aja, masih bisa nih tulang," bangganya seraya memperlihatkan ototnya yang sama sekali tidak bisa Adel lihat, karena ya neneknya itu tidak memiliki otot seperti Hercules dan Dedy Corbuzier!
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT UNTUK ASHEL
Teen FictionTerimakasih, Ashel. Atas kamu perempuan paling lucu yang aku kenal, perempuan kuat yang selalu mementingkan orang lain dibanding diri kamu sendiri, perempuan dengan senyuman paling indah itu. Dan Aku, orang kaku yang tidak bisa mengutarakan isi ha...