PART 12 | SAT SET SAT SET

2.9K 444 20
                                    

12. SAT SET SAT SET

Aku adalah tipe orang yang memiliki banyak cara untuk menunjukkan rasa sayangku kepada orang lain. Termasuk pada Ashel. Jika saja gadis itu tahu, aku sering mencatat semua tentangnya pada notebookku. Aku sering meng-stalking akun twitternya. Kadang jika ia menuliskan sebuah tweet tentang dirinya, aku akan menulisnya dan mengingatnya.

Selain itu, ada cara yang lain lagi.

Seperti saat ini. Aku duduk di sudut kelas sambil fokus dengan gambaranku. Aku menggambarkan setengah bentuk tubuh Ashel kemudian aku menuliskan beberapa kalimat di tempat yang kosong.

Ah iya. Aku jadi teringat dengan balasan Ashel kemarin. Aku mengecek ponselku dengan terburu-buru kemudian melihat isi chattan kami kembali.

Susah. Sepertinya susah mendapatkan Ashel jika dia seperti ini. Aku terlalu fokus pada bagaimana cara aku mendapatkan gadis itu tanpa memikirkan bahwa dia sedang berada di fase gamonnya.

Suasana hatiku langsung berubah. Aku melihat sekeliling kelasku yang berisik karena tidak ada guru yang masuk. Kemudian tanpa bersuara aku langsung keluar kelas. Teman-temanku yang lain sudah bolos entah kemana. Tapi menurutku mereka bertiga sepertinya pergi ke kantin.

Baru juga melangkah, pandanganku langsung terpampang ke depan, dimana ada Ashel yang berjalan berlawanan ke arahku, di antara kedua temannya.

Dia melihatku. Namun aku hanya membuang pandangan kami saat bertemu, dan melanjutkan perjalananku.

Aku masih tidak suka dengan balasan pesannya kemarin.

Lalu tanpa memikirkan Ashel terlalu banyak, aku melangkahkan kakiku menuju perpustakaan sampai waktu istirahat terlah tiba.



o0o


Istirahat. Aku menghabiskan waktu istirahat ini di kantin bersama dengan ketiga temanku. Seperti biasa mereka sibuk dengan candaan mereka, sedangkan aku sibuk dengan ponselku.

"Lo pada mau lanjut mana dah?" ini suara Olla. Aku mendengar mereka, namun tak berniat ikut tergabung dalam percakapan.

"Gue di UI, sih," jawab Mira. "Bokap gue suruh disana."

"Lo, La?" Mira bertanya balik.

"Gue kalau bisa keluar lah, malas gue di Jakarta mulu."

"Belajar terus, jangan game mulu lo biar kesampaian."

"Siap, Ibu Mira!"

Aku langsung memfokuskan pandangan pada teman-temanku karena mereka tertawa setelah jawaban dari Olla tadi. Kemudian semuanya memandangku juga. Aku menaikkan alis kananku, bertanya mengapa mereka melihatku seperti itu.

"Lo? Lanjut mana?"

"Ngikut Mama, ke London balik," kataku dengan nada biasa, namun teman-temanku terlihat terkejut mendengar jawabanku barusan.

"Dih? Gitu lo sama kita?" Aku memutar bola mataku malas karena Olla begitu dramatis. Memang diantara yang lain, Olla-lah yang paling dramatis disini.

"Apa?" tanyaku.

"Gak mau netap disini? Lo nanti gak kangen apa sama kita? Netap aja lah. Sini banyak kampus yang bagus kok."

SURAT UNTUK ASHEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang