PART 15 | DAY 2

2.9K 397 23
                                    


15. Day 2

Malam ini aku habiskan dengan saling mengirimkan pesan pada Ashel. Sekaligus aku mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru fisika kemarin.

Biasanya aku jarang sekali saling tukar pesan dengan seseorang saat malam begini. Karena selalu di jam segini, aku akan memfokuskan diri untuk belajar. Bahkan teman-temanku sering mengeluh bahwa aku tidak bisa dihubungi saat malam hari.

Tapi sama Ashel beda.

Ashel

Aku lagi space sama temen-temenku
Tapi aku ngantuk
Tapi segan buat matiin spacenya

Ya gapapa
Izin aja dulu

Mereka lagi asik ngomong

Enak banget ya punya temen
Aku mah gaada
Tapi pacar ada
Lima

Oh banyak banget pacarnya ya

Iya dong
Adel gitu loh

Ohhh gitu

Duh aku ikutan ngantuk

Ya tidur sana

Lagi belajar :((
Sedih banget
Ga chattan sama kamu selama 4 jam
Karena tidurr

Kan masih ada 4 lagi

Aku yang tadinya menyempatkan waktu untuk menulis pekerjaan rumahku, langsung terkekeh mendapatkan jawaban dari Ashel barusan ini. Langsung saja kuletakkan pulpenku kemudian kembali membalas pesan darinya.

Ih engga
Pacarku cuman satu
Ya kamu
Gak bisa banyak-banyak

Dih
Katanya lima

Dibilangin cuman lima
EH SATU
Kok lima sih
Siapa nih yang ngetik

Yaudahlah
Aku ngambek

Aku menepuk jidatku. Karena sambil nugas, aku jadi tak fokus untuk membalas pesan ini. Langsung saja aku memikirkan sesuatu untuk meyakinkan Ashel.

Pandanganku beralih pada buku fisika yang ada di depanku ini. Tiba-tiba seuntai ide langsung masuk ke dalam pikiranku, seiring dengan senyumku yang timbul dengan sumringah.

Sebentar

Mau kemana?

Setelah mengirimkan pesan kepada Ashel, aku membuka lembar belakang buku fisikaku kemudian menuliskan sesuatu di sana. Setelah selesai, aku memotret kertas itu dan mengirimkannya pada gadis yang malam ini bertukar pesan kepadaku.

Perjanjian

Bahwasanya saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sadar bahwa pacar saya cuman satu. Jika lebih dari itu, maka itu adalah setan.

Saturnus, 24 Des 2039
Adel

Iya. Seperti itulah isi kertas yang kukirimkan pada Ashel barusan. Sambil menunggu balasannya, akupun kembali mengerjakan tugasku.

SURAT UNTUK ASHEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang