That Sun, is My Son [johnny & haechan]

[ eptá ] - ˈhäləˌdā

•••

Hangat pelukan mentari mulai mengetuk sopan jendela salah satu ruangan di resort ternama Medana Beach, Lombok. Destinasi yang dipilih Jonathan untuk menghabiskan liburan berdua dengan putra sematawayangnya ini adalah pilihan yang cukup tepat bagi keduanya. Hamparan lapang golf menjadi incaran Jonathan serta pantai baru yang belum banyak terjamah pun tak luput dari alasan Haikal senang berlibur disini.

Sampai di waktu sore, membuat mereka memilih menghabiskan waktu di sekitar resort sebelum benar-benar mengistirahatkan tubuh mereka nanti malam. Lokasi penginapan yang langsung menghadap luasnya biru laut ini memiliki beach café khusus para pengunjung menikmati indahnya langit jingga sore itu. Haikal duduk di salah satu beanbag berwarna biru dan memejamkan matanya di balik kacamata gelap yang dia kenakan. Menghirup aroma pantai adalah agenda wajib dalam menghilangkan penat Haikal.

*tring!*

Denting notifikasi gawai Haikal terdengar, berhasil mendistraksi pejaman mata lelaki berusia 22 tahun tersebut. Terlihat pesan singkat dari sang ayah yang kini tengah asik dengan dunianya, fotografi. Benar, Jonathan mencintai dunia seni digital tersebut sejak masih muda, berbagai koleksi kamera pun terpajang di ruang kerja Jonathan dan terus dia rawat hingga bertahun-tahun lamanya. Haikal menyesap minuman bersoda segar miliknya sembari melihat kali ini karya apa yang sang ayah kirimkan. Hampir 40% isi galeri ponsel Haikal adalah hasil pengambilan gambar oleh sang ayah. Jonathan senang berbagi moment yang dia tangkap dengan sang anak, katanya, Haikal adalah inspirasi setiap indahnya fana yang terlihat. Maka dari itu, Jonathan selalu langsung mengabadikan apapun yang terlihat indah dan mengirimkannya pada Haikal.

✉️

° source : Pinterest °

Pujian Haikal lontarkan pada Jonathan melalui pesan singkat, tidak bohong, Haikal sangat mengagumi seluruh karya Jonathan. Bahkan Haikal kecil pernah sempat bercita-cita ingin menjadi seorang fotografi setiap kali sang ayah menunjukan hasil karyanya. Maklum, bagi Haikal, Jonathan adalah sosok role model yang sempurna, jadi apapun yang Jonathan kerjakan mampu mempengaruhi impian dan harapan Haikal dewasa kelak.

30 menit berlalu, Jonathan sudah berada di samping Haikal dan duduk bersantai bersama. Langit yang sudah mulai gelap menjadi pendukung cantiknya lampu hias café tersebut. "Yakin cuman pemandangan alam doang yang difoto?" Haikal bertanya pada Jonathan yang masih sibuk melihat hasil-hasil potretnya. Mendengar kekeh kecil Jonathan sudah cukup menjawab seluruh maksud pertanyaan Haikal tadi. "Giliran foto begitu aja kaga bagi-bagi sama anaknya, wuu" ledek sang anak. Haikal dan Jonathan adalah dua pria dewasa, gurauan seperti itu pun bukan hal tabu di antara keduanya. Jonathan sengaja menciptakan lingkungan terbuka bagi sang anak, menurutnya, luas wawasan Haikal tak cukup hanya sebatas lapisan umum ilmu pengetahuan. Semua hal yang ada di dunia ini harus Haikal ketahui tanpa adanya pengekangan ekspresi. Dengan itu, Jonathan percaya bahwa sang putra akan lebih paham arti sebuah pilihan, tanggung jawab, serta nilai hidup tanpa perlu didikte.