•••
Warung Mang Ujo siang ini sedang tidak terlalu ramai, hanya berisikan sang pemilik warung yang sibuk melayani pelanggan, satu orang pedagang kelontong, dua orang warga yang sedang bermain kartu, serta putra Jonathan, Haikal yang sedang bermain permainan ponsel. Sudah dua gelas nutrisari jeruk dan satu mangkuk mie rebus telur Haikal habiskan namun dia masih enggan meninggalkan warung tersebut. Tak lama, dua orang yang sangat Haikal kenal pun datang, Mahen dan Jevan. Mereka menarik bangku dekat Haikal sembari memesan makanan kepada Mang Ujo.
Jevan merapatkan tubuhnya pada Haikal untuk ikut melihat layar ponsel, sesekali Jevan juga memberikan arahan pada Haikal agar permainannya jadi lebih baik. Keduanya larut dalam pertandingan hingga tak sadar pesanan kedua putra Agung sudah berada di atas meja. "Makan dulu Jev" perintah Mahen, menyodorkan sendok garpu untuk digunakan Jevan. "Lo udah baikan sama Om Jo?" kini tanya Mahen tertuju pada Haikal.
Senyum cerah terpampang jelas di wajah Haikal dapat menjadi jawaban pertanyaan Mahen. Setelah menuruti perintah Jonathan untuk merenungkan diri di kamar, tak lama sang ayah mengirimnya pesan singkat agar keesokan hari mereka bisa menghabiskan waktu bersama. Surutnya amarah Jonathan tergantikan dengan sedikit rasa bersalah sehingga dia memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor demi bermain bersama Haikal. "Aman Bang tenang. Yaaatapi mental mah kena sih tetep bahahahaha" canda Haikal yang disambut gelengan kepala Mahen.
Perbincangan antara Haikal dan Mahen berhasil membuat Jevan yang tengah sibuk dengan mie rebusnya kini mendongak menatap Haikal. "Om Patha pas marahin lo kaya gimana Kal?" tanya Jevan penasaran, diikuti gerakan Mahen yang memajukan kursinya untuk menyimak cerita Haikal lebih jelas. "Dibentak habis-habisan gue anjir sampe pingin ngompol rasanya. Yang paling bikin gue lemes tuh waktu Patha mukul meja kenceeeeng banget! Wagila. Mau ngubur diri aja gue mah. Gak lagi-lagi dah." jelasnya penuh eskpresi. Haikal bercerita panjang serta rinci setiap kejadian yang terjadi malam itu hingga membuat kedua putra Agung merasa merinding. Membayangkannya saja sudah menyeramkan, apalagi jika mereka yang berada di posisi Haikal, keduanya bergidik ngeri.
*tring!*
Notifikasi gawai Haikal berbunyi, menampilkan nama seseorang yang berhasil membuat Haikal terlonjak kaget. Pappous. Sekejap, hanya dalam hitungan detik, Haikal segera membuka kunci layar ponsel keluaran Korea Selatan itu dan menghubungi seseorang.
"PAPUUUUUS!!" teriakan nyaring Haikal berhasil menarik perhatian orang-orang yang berada di warung Mang Ujo. Tak luput Mahen dan Jevan pun kini ikut menoleh penasaran sedang dengan siapa Haikal berbicara.
"Adek lagi dimana? Papus ganggu Adek gak?"
Terdengar suara lelaki paruh baya dari speaker ponsel Haikal. Sepertinya mereka melakukan video call. "Gak ganggu ko! Adek lagi jajan sama Mahen, sama Jevan juga. Yaya manaaa??" Haikal memutarkan layarnya, menunjukan wajah Mahen dan Jevan pada lelaki di balik layar. Kedua putra Agung tersebut memberi senyum sopan, menyapa dia yang ada di layar. "Adek?" Kini muncul seorang perempuan dengan paras cantik meskipun usianya sudah tidak muda. "Adek udah makan sayang? Patha udah makan? Itu Adek lagi dimana?".
George dan Genna adalah kedua orangtua dari Jonathan yang notabene kakek-nenek Haikal. Memilih untuk tinggal berdua di Bandung selepas sang kakek melepas jabatannya, George dan Genna tengah menikmati masa tua mereka dengan udara segar khas negeri pasundan tersebut. Tak seperti kebanyakan orang, Haikal memanggil George dan Genna dengan sebutan Pappous dan Yayya. Hal ini tentu saja ide dari Jonathan yang tergila-gila dengan kisah Yunani kuno, sama seperti sebutan Patha yang mejadi pengganti panggilan ayah, serta nama Haikal pun sebagian besar berasal dari negeri para dewa dewi tersebut. Haikal tidak merasa keberatan dengan keinginan sang ayah, meskipun di usianya yang ke 14 tahun, Haikal mulai berganti-ganti dalam memanggil Jonathan. Katanya, Jonathan terlalu Tanah Abang untuk panggilan sekeren Patha.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Sun, is My Son [johnny & haechan]
Fiksi Penggemar🏠🐻 Perjalanan klasik seorang ayah dan jagoannya dalam melengkapi satu sama lain. Menyempurnakan bagian yang kosong, Mengisi bagian yang hampa, Mewarnai bagian yang kelam. Bersama, Berdua. character inspired by : Johnny Suh - NCT Lee Haechan - NCT...