[ októ ] - ˈvalyo͞o

2.7K 253 22
                                    

•••

Ibu Kota seperti tak mengenal lelah jika dilihat dari padatnya mobilitas di sana. Sudah hampir 2 (dua) jam Haikal terjebak di tengah lautan manusia bersama dengan Vera, motor Vario putih andalannya. Vera adalah kendaraan pertama keluarga Pambudi hasil dari menabung Jonathan saat Haikal masih duduk di Sekolah Dasar dan terus digunakan sang anak sebagai transportasinya di bangku SMA. Sebenarnya mereka sudah memiliki satu Rubicon Jeep hitam dan satu Range Rover putih yang biasa Jonathan gunakan, belum lagi saat ulangtahun Haikal yang ke 20, Jonathan memberikan Tesla putih sebagai hadiah untuk sang anak. Namun Haikal masih enggan meninggalkan Vera. Jarak rumah dan Acme bisa dibilang tidak terlalu jauh tapi tidak bisa dibilang dekat juga, tetap memakan waktu lama dengan kendaraan beroda dua itu, bagaimana jika menggunakan mobil? Terlebih jika Haikal yang membawanya, maklum, anak muda terkadang tidak bisa memperhitungkan estimasi waktu dengan tepat.

Acme University, salah satu kampus elit dengan luas tanah puluhan hektar menjadi tempat Haikal menimba ilmunya. Jarak antar fakultas pun tak bisa ditempuh dengan berjalan kaki sehingga berlalu-lalang kendaraan umum yang dapat digunakan para mahasiswa secara gratis. Haikal terdaftar sebagai mahasiswa di fakultas Communication and Media Studies, meskipun Mahen dan Jevan juga mahasiswa Acme, namun Mahen mengambil Management Business and Economics sedangkan sang adik berkutat di dunia teknik mesin, Faculty of Automotive Engineering. Sistem pembelajaran di Acme mengambil referensi dari kampus-kampus kelas dunia, sehingga setiap fakultas mencakup bidang yang luas namun tetap dipelajari secara mendalam, jadi tidak ada patokan tahun kelulusan. Tak jarang lulusan Acme yang menyelesaikan perkuliahannya lebih dari 5 tahun namun sudah langsung diterima sebagai karyawan tetap di perusahaan luar negeri.

Akhirnya Haikal bisa bernafas dengan lega, dia sempat khawatir akan melewatkan kelas hari ini karena macet yang tak terduga tadi. Ruang kelas semakin penuh, Haikal yang memilih di bangku paling belakang dekat pintu masuk pun mulai menyalakan iPad sembari membaca materi-materi pembahasan di pertemuan sebelumnya. Haikal terbilang anak yang cerdas meskipun tidak begitu rajin, tapi jika berkaitan dengan perkuliahan, dia akan berusaha sebisa mungkin agar tidak menyia-nyiakan biaya yang dikeluarkan Jonathan untuk pendidikannya.

Seorang anak laki-laki sebaya Haikal datang mendekat, mengambil bangku tepat samping Haikal dan mendudukan dirinya disana. "Bokap lo udah nangkring di kantin lagi tuh Kal" ucap anak bernama Sena. Sena dan Haikal bukanlah teman dekat. Mereka memang saling kenal satu sama lain karena acara kepanitiaan beberapa waktu lalu, namun tidak menjadikan keduanya berteman meskipun sering kali Sena mengajak Haikal bermain bersama. Mendengar ucapan Sena, Haikal segera mengambil ponsel dibalik saku celananya. Benar saja, tertera banyak sekali pemberitahuan dari sang ayah bahwa Jonathan ingin makan siang bersama. "Thanks udah ngasih tau Sen" jawab Haikal tanpa menoleh karena dia sedang menghubungi Jonathan untuk kembali ke kantor saja karena jam kuliah Haikal baru di mulai, takut membuat Jonathan menunggu lama sendirian.

"Bokap lo kenapa sih? Lo kan udah gede. Janan-jangan lo nolak ajakan gue main gara-gara gak boleh sama bokap lo ya?". Kalimat Sena berhasil membuat Haikal menolehkan kepalanya. "Hah? Perasaan bokap gue gak kenapa-kenapa Sen hahaha" jawab Haikal dengan tawa hambar.

Sena menumpu kepalanya menggunakan tangan kiri, meskipun dosen sudah datang dan menjelaskan materi, lelaki di samping Haikal ini terlihat tidak peduli dan terus memojokan Haikal. "Aneh aja sampe nyusulin lo mulu ke kampus". Haikal bingung, dia tidak menemukan hal aneh yang dimaksud Sena. "Ya kan mau makan siang bareng gue, daripada kena macet harus jajan di luar kampus jadi makan disini ajalah gampang" jelasnya masih sambil sibuk mencatat.

"Terus lo kenapa suka gamau main sama gue? Bokap lo ngelarang lo main?" Sena tak menyerah, terus bersikeras bertanya mengenai Jonathan, lebih tepatnya menuduh sang ayah. "Apaan sih Sen ko jadi nyalahin bokap gue hahaha bokap gue mah baik kaga pernah larang-larang" bela Haikal. "Gue cuman gak terlalu suka ngumpul apalagi sama orang yang baru gue kenal. Gak ada kaitannya sama bokap" lanjutnya.

That Sun, is My Son [johnny & haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang