•••
Lorong rumah sakit ternama Ibu Kota kini tak sedingin biasanya. Di depan sebuah pintu bangsal tertutup, berdirilah mereka yang tengah menunggu proses pemeriksaan seseorang. Mereka adalah Jonathan, Mahen, Jevan, Jeffrey, serta kakek nenek, George dan Genna.
Setelah kejadian beberapa saat lalu ketika kondisi Haikal menurun dratis, George langsung mematikan panggilan video-nya dan bergegas memerintahkan pelayan rumah untuk mempersiapkan keberangkatan mereka berdua ke Jakarta. Genna yang tak tau menau kondisi kritis Haikal pun sempat bingung melihat tingkah laku sang suami, namun dia tak menolak ajakan George dan langsung pergi menuju Jakarta saat itu juga. Sedangkan Jeffrey, dia hanya berniat ingin menjenguk tetangganya tersebut seperti biasa. Ketika dirinya sampai pada lorong bangsal Haikal berada, kedua putranya serta Jonathan sudah terdiam di luar ruangan dengan situasi yang tak bisa Jeffrey tebak. Kala itu ketiganya sama-sama menautkan tangan mereka seperti tengah memanjatkan do'a, mendapati Jevan yang menangis pun sontak membuat Jeffrey berlari menghampiri putranya. Sang kepala keluarga Agung tak tau menau bahwa seseorang di dalam sana sedang berjuang antara hidup dan mati.
Pintu kamar Haikal terbuka secara tiba-tiba, berhasil menyadarkan semua orang dari lamunannya. Tentu saja Jonathan langsung bangkit dan mendekati sang dokter untuk mendengarkan informasi mengenai kesehatan Haikal. "Kondisi saudara Haikal sudah sadar sepenuhnya dan tidak ada kerusakan pada organ vital pasien. Namun karena koma panjang mungkin akan ada beberapa otot yang kaku sehingga keluarga pasien dimohon bisa membantunya untuk terapi sedikit saja secara perlahan sebelum pasien melakukan terapi lanjutan setelah kondisi pasien pulih total. Selebihnya kami pihak rumah sakit akan berfokus pada pemulihan tulang yang patah serta mendukung dari segi nutrisi terlebih dahulu." Dokter kini menatap mata Jonathan, "Kalau begitu saya pamit dulu ya Pak" tutup sang dokter. Namun sebelum dokter tersebut beranjak, Jonathan meraih tangan sang dokter dan menggenggamnya kuat. "Terima kasih sudah menyelamatkan putra saya Dok." Tulus, Jonathan benar-benar tulus mengucapkan rasa terima kasih nya pada tim medis yang sudah memberikan pertolongan pada Haikal. Merespon jabatan tangan Jonathan, sang dokter tersenyum menatap ayah dari pasien yang dia tangani. "Berterimakasih lah pada putra Bapak karena dia yang sudah berjuang untuk tetap bersama ayahnya." Termenung Jonathan mendengar ucapan sang dokter. Benar, Haikal-nya sudah berjuang.
Sepeninggal tim medis rumah sakit dari sana, Jonathan segera masuk ke dalam kamar Haikal tanpa diikuti oleh 4 (empat) orang lainnya. Genna melarang semua orang masuk dengan bermaksud membiarkan Jonathan untuk bertemu Haikal berdua saja, meskipun George sempat memaksa karena dia ingin segera melihat cucunya. Terbaring sosok pemuda dengan kulit madu manis yang menjadi cirinya sembari menatap ke luar jendela, lebih tepatnya, dia kini tengah menatap langit. Senyum pun tergambarkan di wajah pemuda tersebut. "Adek..." Panggilan yang menjadi penuntunnya untuk kembali, berhasil menarik atensi sang pemuda. Haikal menoleh, mendapati Jonathan berdiri cukup jauh dari kasurnya, menatap Haikal dengan tatapan tak percaya dan juga haru.
"Jauh amat sih Yah." Haikal tertawa lemas.
Haikal-nya tertawa. Haikal-nya kembali tersenyum. Langkah lebar Jonathan ambil mendekati sang putra untuk segera memberikannya pelukan. Tak henti pula Jonathan ucapkan terimakasih pada Tuhan telah membawa Haikal kembali. "Geli ah Ayah apaan sih peluk peluk begini" protes Haikal meskipun tangan kirinya membalas pelukan sang ayah. "Ih! Ayah nangis ya?! Itu ingus atau apaan Yah ih dipundak Adek???!!!" Pukulan keras mendarat di punggung Jonathan berulang kali agar segera melepaskan pelukan mereka. Haikal tau Jonathan menangis dibahunya, dia tau sang ayah sedang tidak baik-baik saja hanya dengan melihat penampilan Jonathan yang berantakan tidak seperti biasanya. Demi menenangkan sang ayah, Haikal memilih untuk terlihat biasa saja sembari bergurau.

KAMU SEDANG MEMBACA
That Sun, is My Son [johnny & haechan]
Fanfic🏠🐻 Perjalanan klasik seorang ayah dan jagoannya dalam melengkapi satu sama lain. Menyempurnakan bagian yang kosong, Mengisi bagian yang hampa, Mewarnai bagian yang kelam. Bersama, Berdua. character inspired by : Johnny Suh - NCT Lee Haechan - NCT...