Chapter 6 (The Feeling)

92 78 33
                                    

"Yeee anji-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeee anji-"

Kalimat Zyva terpotong karena mereka mendengar suara dari arah jauh, memanggil Lareska. Sontak merekapun menatap ke arah sumber suara. Lareska yang menyadari gadis itu pun mendelik hebat.

"Ares!"

"Ona..."

Gadis manis yang tingginya hampir sama dengan Lareska itu kini mendekati segerombolan anak SMA itu, menebar senyum yang dibalas dengan tatapan bingung oleh mereka.

"Kamu main disini kok gak bilang aku sih? Boleh gabung? Aku habis beli kue di suruh bunda."

Ona memperlihatkan tas berisi kotak besar yang diduga itu kue, tapi dengan cepat Lareska menarik tangan Ona menjauh dari Yasella, Zyva, Berly, Reyaksa dan Jidan.

"Na, ayo sebentar."

"Aneh, siapa sih?"

"Gatau, lo kenal Se?"

"Adeknya, mungkin. Gue pernah ketemu, but.. ya gitu."

Jidan sempat tersentak saat mendengar ujaran Yasella, namun dia tetap memasang wajah santai dan berusaha tenang. "Ketemu dimana?"

"Di mall, mereka lagi main tomezone trus ketemu ya gitu Dan, kenapa? Lagian Lares kenapa gak biarin dia gabung aja deh kan seru tambah rame."

"Ya mungkin kue nya ditungguin bunda nya kali makanya Ares nyuruh pergi, or any? I don't know."

Jidan mengangkat bahunya sekilas, menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi dan menghela nafas samar.

"Cantik betul, namanya siapa?"

"Ona, kan tadi Lares sempet bilang."

"Rey tuh fokus ke Ona nya pasti bukan ke anu itu nya."

"Apasih Jip astagaaa."

Sedangkan Yasella justru meragukan situasi tersebut, mengingat reaksi Jidan dan Lareska yang sempat kaget akan kehadiran adiknya Lareska itu. Ia menoleh untuk mencari keberadaan kedua kakak beradik itu, dan mendapati mereka di luar caffe yang terlihat dari jendela sebelah kanan.

"Kenapa sih, Res? Aku cuma mau deket sama temen temen kamu biar kita akrab dan siapa tau bisa hangout bareng, kan jadi enak kita juga bisa lebih sering ketemu."

Ona menatap Lareska dengan tidak percaya, pasalnya ia sungguh tak menyangka bahwa Lareska tidak mengizinkan dirinya untuk bertemu dan bercengkrama bersama teman sekolahnya itu.

"Bukan gitu, aku takut mereka gak nyaman aja Na, mereka gak ada yang bawa pacar."

"Mereka temen yang baik kan, Res? So, ini kamu mempermasalahkan aku atau temen temen kamu?"

"Kamu, Na."

"It's oke, im go. Take care, Res. and.. text me."

Ona berlalu dengan menenteng paper bag berisi kue itu, menyesap memasuki taksi yang sebenarnya sudah ia pesan.

VANILLA [❌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang