Chapter 3 (Rain)

146 108 78
                                    

"Pergi lo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi lo"

Yasella panik saat mendapati Lareska menghampiri Rancaka yang hendak berlalu, Tanpa pikir panjang Lareska memukul rahang Rancaka hingga tersungkur menabrak salah satu meja kantin.

Lareska menatap Rancaka dengan remeh. Menendang pelan kaki Rancaka, dengan tangan Lareska yang ia umpatkan ke saku celana osisnya.

"Ada urusan apa lo sama pacar gue hah?"

Yasella mendelik sempurna. "Res..?"

Lareska menatap Yasella dengan santai seolah memberitahunya agar tenang lewat tatapannya. Rancaka mengepalkan tangan dengan kuat dan menggertakan gigi, sedetik kemudian dia bangkit yang sebelum dan setelahnya mengusap pipi dia karena terasa ngilu.

Rancaka berdiri, menatap seluruh penjuru kantin SMA Renjana dengan tatapan sinis. Lareska dan Yasella masih diam tak berkutik, hingga Rancaka berjalan menghampiri Lareska. Yasella yang melihat itupun hendak menghentikannya, namun tangan Lareska seakan menyuruhnya berhenti.

BUGH!

Semua mata yang menempati kantin sontak mendelik dan sebagian anak perempuan menutup mulutnya dengan tangan atas kejadian 3 detik lalu.

"Zyva!"

Zyva, sahabat Yasella mendapat pukulan di kepalanya oleh Rancaka. Bukan karena apa, ia hanya salah sasaran, Rancaka berencana memukul rahang Lareska namun entah mengapa genggaman tangan ini bisa mendarat pada kepala sahabat Yasella.

Yasella bergegas menghampiri Zyva yang tergeletak di lantai, ia membantunya berdiri dan mendudukkan Zyva ke salah satu kursi kantin terdekat. Mata Yasella memanas, dia seolah mempunyai gejolak membunuh laki laki bernama Rancaka, mantan kekasihnya itu.

Seisi kantin SMA Renjana masih setia menonton pertengkaran mereka, namun tak ada satupun yang berani melapor ke guru. Yasella berjalan mendekati Rancaka, menampar pipinya yang terdapat bekas pukulan dari Lareska. Rancaka yang mendapat perlakuan itupun mencekal pergelangan tangan Yasella kuat dan menatapnya marah.

"Wah udah berani? Kenapa gak dari dulu ngelawannya hah?"

Lareska menepis tangan Rancaka, menatapnya tajam bak pisau yang telah di asah ratusan kali. Tatapan Lareska mampu membunuh hanya dalam satu detik saja, "Jangan sentuh pacar gue"

Memilih mengabaikan, Yasella berjalan mendekati Zyva yang masih memegangi kepalanya. Ia yakin kepala Zyva pusing.

"Jip, lo gapapa? Sorry ya, gara gara gue-"

"Gue gapapa, dia ngapain disini Se?"

"Gue juga gatau, gue takut Jip."

Yasella memelankan suaranya, Zyva yang langsung memahami lantas mengusap pundak Yasella. "Lo tenang dulu ya"

"Bubar! Bubar lo semua! Dan lo, gue tunggu di taman kota jam 7 malem."

Lareska membuka suara, membuat siswa yang berada di kantin berhamburan. Rancaka menghampiri Lareska dan membenarkan kerah bajunya. "Ada nyali ya lo?"

VANILLA [❌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang