Chapter 14 (Start)

67 12 9
                                    

Mendengar itu, Yasella mematung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar itu, Yasella mematung. Pandangannya kosong menatap lantai toilet. Dan tak lama pun Jidan keluar melihat Yasella tengah disana.

"Se? Lo ngapain?"

Ujaran Jidan menyadarkan Yasella dari lamunannya, "Eh, sorry. Gapapa, sorry."

Yasella segera melesat memasuki toilet wanita, Jidan hanya menatapnya bingung dan memutuskan kembali ke meja mereka.

Jidan yang melihat gerak gerik Yasella, merasa aneh. Menatapnya hingga hilang dibtelan tikungan toilet dan berjalan dengan ekspresi sedikit khawatir.

"Ayo, balik."

Rafael mendekati Yasella, ia melihat sedari kembali dari toilet gadis itu terlihat tidak tenang. "You oke, anak kecil?"

Adik dari Rafael itu kini memicingkan matanya, melirik kearah sumber suara dan berdecak hebat.

"Ck, anak kecil apaan sih kak."

"Kenapa kamu? Sakit?"

Itu suara Lareska, menyingkap rambut pendek Yasella ke telinga. Pengakuan banyak orang, Lareska memang tidak terlalu peka tapi ia carefully. Jadi, ketika ada sesuatu yang tidak berea secara gamblang ia akan cepat dan sigap.

"Ini kenapa sih para jantan lebay, gapapa elah yuk ah."

Yasella justru meraih tasnya di meja dan berlalu meninggalkan segerombolan manusia disana. "Cuma ngerasa ada yang aneh." Bisik Yasella pelan, sangat pelan hingga tak ada seorangpun mendengarnya.

Entah, selain perihal perkataan Jidan di toilet, Yasella juga merasakan perasaannya tidak enak. Ia hanya bisa berharap bahwa hal itu hanya cemas belaka yang diakibatkan karena kelelahan, setidaknya.

Gerombolan yang di pimpin oleh Rafael itu kini melesat memasuki villa satu per satu, mengistirahatkan tubuh mereka setelah 2 hari berturut turut menikmati liburan di puncak.

Malam ini, Rafael, Jordan, Yasella, Lareska, Jidan, Zyva, Berly, serta Reyaksa memilih untuk berdiam diri di villa. Sembari istirahat, mereka memanfaatkan waktu bersama. Menonton film, membuat mie instan, bermain kartu, atau bahkan truth or dare yang berakhir Reyaksa bermain hanya dengan kolor berwarna pink atas perlakuan Jidan yang memberi Dare.

Sedangkan lihat, pasangan yang baru saja rilis, Yasella dan Lareska kini sedang asik menyusun puzzle bergambar anak ayam. Sesekali mereka tertawa karena salah memasang potongan puzzle, atau bahkan saling tersipu malu karena beberapa kali pandangan mereka saling bertemu.

Tak lama bagi Yasella, ia justru kembali merasakan apa yang ia rasakan siang tadi. Hatinya gelisah, cemas serta tiba tiba berdegup dengan kencang. Raut wajah gadis yang setia dengan wangi vanilla itu kini melengos, tak mau kekasihnya menyadari perubahan suasana hatinya.

Namun terlambat, Lareska sudah menanyakannya kepada Yasella. "Kenapa, Se?"

Mendengus pelan, Yasella menatap mata Lareska cukup lama. Berharap itu akan sedikit membuatnya tenang, yang sebenarnya harapan dia tak kunjung terjadi.

VANILLA [❌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang