Chapter 9 (Go?)

90 70 41
                                    

"Lo ngapain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngapain?"

Asra duduk di sebelah Lareska, menunjuk kearah Yasella dengan dagunya. "Tuh, Yase yang nyuruh katanya penting."

Laki laki itu pun semakin bingung, oh tuhan kepala Lareska ingin pecah rasanya. "Kenapa sih Se?"

Menghiraukan Lareska, Yasella justru bertanya pada Asra. "Asra, lo pernah ketemu Rancaka ya? Yang katanya adeknya suka sama Lares."

Asra mengangguk, "Oh iya, pernah. Lupa gue mau ngomong itu sama lo Res."

"Trus, disitu Rancaka tanya kan? Lares punya pacar atau engga. Dan lo jawab ada, namanya Ona. Bener?"

Lareska diam, dadanya berdebar, udara didalam paru parunya sukar keluar. "Nah, jelasin ke gue Res."

"Iya.. Ona pacar aku, Se."

Deg

Jantung Yasella berdegup, walaupun ia tau Lareska akan mengakuinya tapi kenapa ia begitu terkejut? Terlintas kata kata yang ia lontarkan kepada Yasella, bahwa laki laki itu meyayangi dirinya.

"Kenapa waktu itu lo ngomong kalo Ona itu adek lo?"

Lareska menunduk dalam, mengontrol rasa emosi pada diri nya sendiri. "Gue terlalu sayang sama lo, Se."

"Bentar, ini kenapa deh? Gue gak tau apa apa ya Res gue cuma bilang apa adanya ke si Rancaka itu, dan gak tau kalo Rancaka itu suruhan Yase."

"Bukan suruhan, dia iseng. Gue juga gak tau kenapa Rancaka kaya gitu."

Asra ber-oh kecil, kembali menyimak permasalahan dua insan ini.

"Kenapa tadi? Sayang? Ke Ona juga?"

Parahnya laki laki itu mengangguk, rasanya Yasella ingin melayangkan kepalan tangannya ke muka Lareska. "Cih, lo kira gue apaan Res?"

"Ikut aku."

Lareska berdiri dari tempat duduknya dan menarik tangan Yasella dengan pelan, Asra yang masih saja menyimak terlihat bingung.

"Lepasin" Dengan cepat gadis itu menepis tangan Lareska. "Ikut aku sebentar, ayo."

Terpaksa, Yasella menuruti ajakan Lareska. Meninggalkan Asra yang masih mematung dan menolehkan kepala sekilas kearah Asra, "Makasih ya Asra sorry ngerepotin."

Atap, itu tempat yang Lareska tuju dengan masih menarik tangan Yasella. Melepaskan genggaman laki laki itu, Yasella mendengus kesal. "Apa sih lepasin!"

Terlihat Lareska menghembuskan nafas dengan berat, menatap lampu kota dari atas atap yang terlihat sangat cantik walaupun itu hanya sekedar lampu. "Kamu pernah bilang, hati aku tau apa yang aku mau?"

"Tapi, sampe sekarang aku gak tau."

Yasella yang mendengar itu pun berdecak, mengikuti pandangan Lareska ke arah kota malam itu.

VANILLA [❌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang