Chapter 13 (Singularity)

67 16 12
                                    

Laki laki lainnya membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang arah, menghela nafasnya kasar sambil menuangkan cairan sedikit kental berwarna merah dari botol kaca ke gelas kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki laki lainnya membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang arah, menghela nafasnya kasar sambil menuangkan cairan sedikit kental berwarna merah dari botol kaca ke gelas kecil.

"Menurut gue, lo harus tau batasan."

Laki laki yang telah menenggak cairan merah di gelas kecil itu kini tertawa miris. "Kenapa emangnya?"

"Gak menutup kemungkinan dia bakal laporin lo ke polisi, liat sendiri sekarang dia gimana."

Mendengus kesal, kini lawan bicaranya sangat membuatnya muak. "Lo diem aja deh, abisin aja tuh. Jangan banyak bacot."

Laki laki itu kini beranjak dari duduknya dan melesat keluar ruangan kumuh tersebut. "Hhhh.. Liat aja lo gak bakal bertahan lama, Lareska."

"Loh kok gua udah disini? Perasaan..."

Yasella membuka matanya dan menyadari bahwa ia sudah berada di kamarnya bersama Berly dan Zyva. Secara, tadi malam ia ingat bahwa ia tertidur di sofa dan berakhir Lareska merapatkan selimut.

"Kak Rafael yang gendong lo kesini, katanya sih disuruh sama Lares."

Mendengar jawaban Zyva, gadis yang selalu beraroma vanilla itu menyingkap selimutnya sembari mendengus. "Kok gak Ares aja sih yang gendong."

Berly yang sedang bercermin tak sengaja mendengar percakapan Zyva dan Yasella pun ikut menimpali.

"Semalem ada budhe Rahayu, dia gak enak kalo mesti gendong lo. Nanti dikira dia macem macemin lo, udah deh lo berharap romantis apa sih. Bikin iri aja."

Zyva yang mendengar ujaran Berly kini terkekeh, menatap kedua sahabatnya yang sering berdebat karena hal sepele itu.

"Intinya maksud Lares baik kok. Lo mandi gih nanti ditinggal."

Menangkap handuk yang Zyva lempar, Yasella menghela pasrah. "Iyaaaaa!"

Hari ini agenda mereka menuju ke kebun teh. Tak jauh dari villa, hanya memerlukan waktu 10 menit menggunakan mobil.

"Udah semua?"

Jordan memastikan semua sudah memasuki mobil dan tak ada keperluan yang tertinggal. "Udah kak!"

Mereka terlihat bersenang senang disana, menyusuri kebun teh, bermain kejar kejaran, makan dan minum dipinggir bukit, bernyanyi bersama dengan iringan gitar, melihat Reyaksa yang kembali berulah, bahkan melihat betapa mesranya Lareska dengan Yasella.

Semua terlihat menikmati hari itu, kebersamaan dan memori hari ini akan sulit dilupakan bagi mereka. Tak lupa juga mereka mengabadikan moment moment dengan ber foto ria, agar segala kenangan masih dapat teringat jelas.

Rafael, selalu tersenyum ketika kornea nya menangkap sang adik tiri semata wayangnya itu tengah tertawa lepas. Perkataan dia malam itu tidak melesat, kebahagiaannya telah datang. "Mereka anak anak baik, Ares baik, kamu bahagia terus ya dek." Gumam Rafael terus mengumbar senyum secara diam diam.

VANILLA [❌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang