Chapter 6

103 73 26
                                    

Angin di sore hari seperti tidak terasa tapi setelah bertubi-tubi datang ke badan ku menjadi tersa betapa dinginnya. sore seperti biasa matahari mulai tenggelam di makan datang nya malam sepi rembulan. Awan yang seakan-akan ikut berwarna oranye berubah warna Purple yang indah.

Disini aku sedang menaiki montor kesayangan ku untuk pergi ke rumah Amel sekalian habis mampir beli martabak manis kesukaannya. Sambil membawa buku tugas matematika .niatku sebelumnya pergi meninggalkan rumah aku ingin meminta bantuan nya.Setelah sampai aku mulai melangkah menuju tangga demi satu persatu pijakan dan mengetuk pintu rumah Amel.

Tok tok tok
Tiga kali mengetuk berharap ada yang membutuhkan pintu.secara perlahan pintu terbuka ternyata ayang ku Amel yang membukakan pintu.

"Hai,ayang aku bawakan martabak manis".
Sambil mengambil martabak yang dibawakan cowok itu.

Gadis itu menerima nya."oke, makasih ? Lo kangen ya sama gw".

"Sampai datang ke rumah gw".

"Ya,sama boleh ajarin aku ngerjain tugas MTK". Tersenyum datar sampai kelihatan giginya .

"Ternyata ini niatnya bawain martabak" sambil bersandar di pintu pundaknya yang kiri.

"Eh,nak Dion ayo masuk?oh bawain martabak manis" ia mengerti jika Amel sedang membawa martabak.

"Iya Tante semoga suka? Dimakan ya Tante sama Amel juga" tersenyum tipis.

"Dia niatnya bawain martabak segala cuman mau suruh aku ajarin ngerjain tugas nya".
Dengan segera cowok itu menutup mulut gadis itu agar tidak terdengar tapi Anas sudah terdengar duluan ucapan Amel.

"Oh,gitu gapapa bisa jadi anak pintar kalo kamu belajar sama Amel? Ya ,kan nak Amel? Ayo masuk jangan dipintu kayak gini ngalang - ngalangin jalan masuk". perintah tuan rumahnya!.

"Iya Tante"sedikit menunduk kepala.

Amel segera menarik tangan kanan Dion mengajak nya ke kamar nya yang sekarang sudah berbeda dari tahun ke tahun.

Marina mamanya Amel yang melihat perlakuan mereka berdua menyadari jika mereka sudah mulai berteman kembali sekaligus berpacaran. Jika bisa Amel hanya bilang buruan masuk tapi dia menarik tangan cowok itu segera.perubahan yang sangat drastis padahal baru tadi pagi mereka bertengkar dan ngomong seperti biasa tapi sudah mulai akrap kembali setelah sekian lama Marina menunggu kejadian yang langka ini dengan segera ia menutup pintu.

Marina segera pergi ke dapur untuk membuat minum jus kepada kedua anak itu dan segera pergi ke kamar Amel sambil membawa Air minum. Tapi dia melihat kejadian yang langka.

"Di rambut mu ini apa" sambil mengambil sedikit benang yang ada di rambut nya Amel.

"Oh tadi aku habis jahit pakai mesin jahit ?aku baru aja belajar? Aku bercita-cita menjadi penata busana?".

"Semangat ya ayang ku" sambil mengepalkan satu tangan nya ke arah Amel.

"Nih minum nya ? Kalian udah pacaran?" Tanya Marina yang sedari tadi melihat mereka berdua.

"Iya mah, baru di tembak tadi pulang sekolah".

"Jadi Dion lagi pdkt ya".

"Enggak Tante cuman bantu dikit aja".

Marina segera pergi menjauh meninggalkan mereka berdua di kamar Amel dan menutup pintu kamar.

"Jadi gak diajarin" tanya Amel.

"Jadi dong ayang".

"Mulai deh nih orang".

"Ketika kamu mulai berusaha dan melakukan pekerjaan makin awal, maka hasil yang akan kamu dapatkan pun akan semakin awal datangnya."

Tiga Pilihan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang