Seorang namja sedang berjalan memasuki sebuah kantor yang sudah cukup sepi. Hanya ada beberapa pegawai disana. Langsung saja langkah kakinya ia bawa menuju meja resepsionis yang nampaknya sudah bersiap untuk pulang.
"Permisi, apa aku bisa bertemu dengan Jaemin-ssi?" tanyanya.
"Apa anda sudah membuat janji tuan?" tanya resepsionis tadi
"Belum"
"Kalau begitu mohon maaf tuan. Jam kantor sudah usai, jadi nona Jaemin tidak bisa menemui anda di luar jadwal. Silahkan kembali lagi lain waktu tuan. Terimakasih"
"Tidak bisakah kau menghubunginya lebih dulu? Tolong katakan padanya kalau aku mau bertemu dengannya. Ini kartu namaku" Setelah membaca kartu namanya, pegawai resepsionis itu akhirnya menurut untuk menghubungi Jaemin. Akhirnya mendapat jawaban kalau Jaemin akan menemuinya dan memintanya menunggu sebentar. Sang tamu memilih menunggu di sofa yang ada tak jauh dari sana.
"Mark-ssi? Maaf membuatmu menunggu. Aku memang meminta bertemu tapi tak perlu secepat ini juga sebenarnya. Tapi terimakasih sudah mau repot datang kesini" ucap Jaemin
"Ne. Jadi apa yang mau kau bicarakan?" tanya Mark
"Soal pernikahan tentu saja. Memangnya apa lagi?" tanya Jaemin
"Ah, jadi anda sudah tau juga. Ku pikir hanya pihak keluargaku yang sudah tau. Kalau begitu bisakah kita cari restoran terdekat. Aku sedikit lapar dan aku yakin ini akan jadi pembicaraan panjang" ucap Mark
Mark dan Jaemin akhirnya memilik restoran China. Mark yang merekomendasikan sebab ia memang sedang menginginkannya. Keduanya berangkat terpisah dengan sopir masing-masing. Mark juga memilih tempat private agar lebih nyaman untuk membicarakan hal sensitif ini.
'Pernikahan bisnis' keduanya sepemikiran kalau kata itu yang tepat untuk pernikahan mereka. Pembicaraan keduanya berlangsung lama. Sekitar 2,5 jam, keduanya baru selesai. Hari pun sudah gelap. Mark memesan dessert.
"Kau tidak memakannya? Aku memesan beberapa agar bisa berbagi" ucap Mark.
"Maaf tapi aku tidak bisa mengonsumsi susu dan olahannya. Sepertinya kue yang anda pesan mengandung banyak susu. Dari baunya sudah terasa" tolak Jaemin
"C'mon! Kita sepakat untuk berbicara informal sekarang. Mau bagaimanapun kita akan menikah. Karena aku satu tahun lebih tua darimu panggil aku oppa" keluh Mark
"Mungkin lain kali saja. Itu menggelikan" tolak Jaemin
"Hah, arraseo. Satu lagi informasi tentangmu. No milk" ucap Mark
Keduanya melanjutkan dengan pembicaraan random. Sama-sama sedikit mengorek informasi. Keduanya pulang saat sudah cukup malam. Mark dan Jaemin berpisah karena memang arah mereka berlawanan dari tempat keduanya makan.
"Not bad" gumam Mark
Mark mengucap syukur. Calonnya ini tidak begitu buruk. Kepribadiannya juga baik dan tidak bertolak belakang dengan Mark. Mark juga senang karena Jaemin bukan pribadi yang manja sehingga ia tak begitu repot nantinya. Dan yang Mark sukai adalah ia dan Jaemin itu sama, sama-sama memiliki pacar. Dengan begitu rencana keduanya mudah untuk disatukan.
***
Hari pertemuan kedua orangtua telah tiba. Pertemuan diadakan di kediaman Mark. Jaemin sudah bersiap dan memakai pakaian yang menurutnya cukup sopan. Dress dibawah lutut warna biru muda yang begitu cantik dipadukan dengan kulit putihnya. Bagian atasnya tak begitu terbuka sesuai dengan selera Jaemin. Rambut hitam legamnya ia biarkan tergerai indah. Dia hanya memakai make-up tipis yang terkesan natural.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatap tak serumah [[End]]
RomanceDua orang yang merupakan sepasang suami istri. Menikah bukan karena cinta melainkan karena bisnis. Keduanya tinggal dibawah atap yang sama, ditempat yang orang-orang sebut sebagai rumah. Tapi rumah itu hanya menampung raganya. Tidak keduanya jadikan...