0.12

1.4K 125 3
                                    

Hari ini Mark dan Haechan akan mengadakan pesta kecil-kecilan di kediaman Mark untuk memperingati anniversary mereka. Tentu dengan mengundang Jaemin dan Jeno. Haechan yang tau kalau Jaemin cukup mahir dalam memasak, maka mengusulkan untuk menyajikan hidangan dari hasil masakan Jaemin dan Haechan. Selain lebih hemat, memasak sendiri juga lebih menjamin kebersihannya. Demi hari ini pun, Mark meliburkan semua pegawai rumahnya. Dia memberikan alasan kalau dia dan Jaemin akan mengadakan pesta dan menikmati waktu berdua tanpa gangguan siapapun.

Sudah sejak pagi kediaman Mark terlihat sibuk. Mark dan Jeno kebagian untuk bersih-bersih rumah dan menyiapkan tempat sedangkan pagi ini, Jaemin dan Haechan sudah pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja. Keduanya memilih pasar tradisional karena disana mereka lebih leluasa untuk memilih bahan-bahan yang masih segar dan bagus dengan harga yang bisa ditawar. Soal tawar menawar, Haechan ahlinya. Kali ini Haechan yang menyetir. Walau Jaemin juga bisa, tapi sepertinya Haechan lebih mahir.

"Sudah semua? Apa ada bahan yang belum kita beli?" tanya Jaemin sambil mengecek kembali barang-barang belanjaannya yang berada di jok belakang mobil Haechan. 

"Sepertinya sudah. Ayo kita pulang? Mau mampir beli minum?" tanya Haechan

"Boleh. Sekalian belikan untuk Mark dan Jeno"

Pesta berlangsung setelah jam makan siang. Seharusnya saat jam makan siang, tapi ada sedikit kendala tadi sehingga waktu mereka melebihi jadwal seharusnya. Berbagai makanan dari berbagai jenis sayur dan daging sudah tersaji dengan apik. Jeno ikut membantu menghias agar lebih menarik. Sedangkan Mark hanya melihatnya dari jauh. Jaemin dan Haechan sama-sama melarangnya untuk mendekati dapur. Bukan membantu yang ada semakin mengacau, kata Haechan dan disetujui Jaemin. Mereka baru menyelesaikan menghabiskan semua hidangan pada pukul 3 sore. Habis, benar-benar habis. Bahkan sebutir nasi pun tak ada. 

Lalu kedua pasangan itu bermain kertas, gunting, batu. Hanya satu sebagai perwakilan karena mereka akan melakukannya berpasangan. Ada dua jenis pekerjaan. Pertama adalah membersihkan meja makan dan yang kedua adalah mencuci seluruh alat makan dan peralatan dapur yang tadi digunakan untuk memasak. Dari pasangan Mark dan Haechan, Haechan lah yang menjadi perwakilan. Sedangkan dari pasangan Jaemin dan Jeno, Jeno lah yang maju. Tiga kali mereka mengeluarkan bentuk yang sama menghasilkan seri. Hingga akhirnya pada putaran keempat, Haechan yang menang. Tentu saja dia memilih untuk membersihkan meja 'saja'. Teriakan heboh kesenangan karena menang terdengar memekakkan di rumah itu. Haechan yang terlalu heboh dan Mark dengan tawa candunya.

Keduanya melakukan kegiatan dengan asyik bersama pasangan masing-masing. Mark dan Haechan yang sudah selesai lebih awal memilih menuju ruang tv untuk bersantai. Haechan dan Mark duduk berdempetan. Kepala Haechan ia letakkan di pundak Mark sambil menggigiti apel merah yang sudah ia cuci bersih.

Sedangkan Jeno dan Jaemin asyik mencuci piring dengan bercanda ria. Pekerjaan mereka bertambah sebab candaan mereka yang saling menciprati atau mengoleskan busa ke wajah masing-masing membuat dapur terlihat basah dan penuh busa dimana-mana. Tapi tawa keduanya membuat itu seakan bukan masalah. Meski sering bercanda, mereka tetap melakukan pekerjaan dengan baik.

"APA-APAAN INI!? MARK?! JAEMIN?!"Sebuah teriakan yang menggelegar menganggu kesenangan dua pasangan yang sedang asyik dengan dunianya sendiri sejak tadi. Haechan dan Mark yang bermesraan di sofa sontak berdiri kaku. Jeno dan Jaemin yang tadinya asyik saling membalurkan busa ke wajah sontak berdiri tegang dan memberi jarak. Kedua pasangan itu terdiam karena terpergok orangtua Mark yang tiba-tiba datang dan berteriak lantang. Tatapan intimidasi diberikan oleh kedua orangtua itu pada empat orang yang berdiri kaku disana.

"Bersihkan kekacauan ini dan berkumpul di ruang tamu secepatnya!" ucap ayah Mark tegas. Keempatnya mengangguk kaku dan bergegas membersihkan kekacauan yang tadi mereka buat. Persetan dengan pembagian tugas tadi, Haechan dan Mark ikut membantu membersihkan dapur yang basah dan penuh busa.

Ayah dan ibu Mark menatap keempat anak yang duduk di depannya dengan tatapan tajam. Jeno-Jaemin-Mark-Haechan menunduk takut.

"Jelaskan apa yang kalian lakukan tadi sampai membuat rumah ini berantakan seperti tadi" ucap ibu Mark memulai

"Kami mengadakan pesta berempat eomma, appa. Dan tadi kami sedang bersih-bersih sembari sedikit bermain" jawab Mark

"Pesta? untuk memperingati apa?" tanya ibu Mark masih curiga

"Begini eomma, appa. Mereka berdua bernama Haechan yang disebelah Mark dan ini Jeno. Mereka adalah temanku dan Mark oppa. Kami sudah lama tak bertemu jadi kami membuat rencana untuk berpesta berempat" jelas Jaemin

"Teman? tapi kenapa bisa pas laki-laki dan perempuan begini. Maksudku ada dua pasang disini" tanya ayah Mark

"Ne. Kami berteman. Kebetulan aku dan Jeno pacaran dan kami sama-sama mengenal Jaemin dan Mark. Makanya kami kesini bersama" ucap Haechan

"Tapi kenapa kalian justru asyik berdua-dua? Bahkan bukan Jaemin dengan Mark melainkan salah satu dengan salah satu yang lain" ucap ibu Mark

"Kami tadi bermain game eomma. Dua orang untuk cuci piring dan dua orang untuk membersihkan meja. Kebetulan aku dan Jeno yang kalah jadi kami yang mencuci piring. Sedangkan Mark dan Haechan yang sudah selesai membersihkan meja memilih bersantai dan mengobrol ringan di depan tv" jawab Jaemin. Oke, terimakasih jawaban logis mu jaemin, batin ketiga lainnya.

"Begitukah?" tanya ibu Mark masih sedikit ragu. Namun melihat respon keempatnya yang mengangguk membuatnya sedikit lebih yakin

"Lalu kenapa hanya ada kalian berempat? Mana yang lain? sopir dan pembatu?" tanya ibu Mark lagi dan lagi

"Aku sengaja meminta mereka libur eomma, appa. Kami berempat membutuhkan privasi dan kami rasa kurang nyaman kalau ada bibi atau paman yang melihat dan menyimpulkan yang tidak-tidak padahal kami hanya ingin berpesta berempat saja" jawab Mark.

"Oke. Anggap saja aku percaya" putus ibu Mark. Meski begitu dia dan suaminya masih menyimpan kecurigaan. Kecurigaan mereka lama-lama semakin berkurang terlebih Jeno dan Haechan yang berpamitan pulang bersama. Haechan dan Jaemin, teman kedua anaknya itu terlihat cukip serasi dan Jeno juga beberapa kali bersikap romantis. 

Ibu dan ayah Mark memutuskan untuk menginap di kediaman Mark. Mark dan Jaemin pun terpaksa harus tidur di kamar yang sama karena ada kedua orangtuanya. Begitu memasuki kamar, keduanya menghela nafas lega

"Untung orangtua oppa percaya"

"Ya. Padahal aku sudah takut setengah mati. Mereka datang benar-benar di waktu yang tidak tepat. Kau sedang bersama Jeno dan aku sedang bersantai bersama Haechan" ucap Mark

"Sepertinya kita harus semakin berhati-hati kalau mengundang mereka lagi" ucap Jaemin

"Benar. Mengadakan pesta di rumah bukan ide yang bagus" ucap Mark setuju

Keduanya akhirnya tidur bersama setelah membersihkan diri. Mungkin karena terlalu lelah sampai tak sadar kalau posisi tidur keduanya saling berhadapan dan saling memeluk satu sama lain. Kedua orangtua Mark yang mengintipnya pun diam-diam menyunggingkan senyum senanng.

TBC

Mian typo bertebaran

Votement juseyo^^

Seatap tak serumah [[End]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang