Hari pertama Mark dan Jaemin menginap sudah terlewati. Kini sudah memasuki hari kedua. Jaemin baru tidur sekitar pukul 4 pagi. Tanggung sebenarnya, tapi Jaemin tetap membutuhkan tidur walau hanya sebentar. Mark sendiri sudah tertidur sekitar pukul 2 lebih. Dia yang bilang pada Jaemin akan menemaninya tapi dia duluan yang tidur. Mungkin karena dia tak melakukan apa-apa setelah mengurus rambut Jaemin sehingga tak sadar ketiduran. Saat Mark bangun, Jaemin sudah tidak ada di kamar itu dan jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mark pun memutuskan untuk mandi dan mencari istrinya setelahnya untuk meminta maaf karena meninggalkannya tidur duluan.
Mark keluar dari kamar dan langsung turun ke lantai 1. Keadaannya belum begitu ramai. Mungkin kebanyakan baru para wanita yang bangun. Mark memutuskan mencari Jaemin ke dapur saat hidungnya mencium aroma yang membuat perutnya mengaum. Benar-benar menggugah selera.
"Selamat pagi" sapa Mark pada para ibu-ibu disana. Ada Jaemin dan ibu Mark disana yang menoleh begitu Mark menyapa
"Pagi/Selamat pagi" jawab keduanya bersamaan
"Baunya enak sekali" ucap Mark
"Tentu saja. Jaemin ternyata tau banyak soal masakan. Ah seandainya kalian tinggal disini bersama eomma. Pasti eomma akan senang karena bisa merasakan masakan Jaemin setiap hari" ucap ibu Mark.
Meja makan disana sudah penuh dengan berbagai masakan yang keduanya buat. Tidak hanya berdua sebenarnya, para saudara ibu Mark juga membantu. Mereka pergi setelah pekerjaan hanya tinggal sedikit untuk mengurus anak dan suami masing-masing. Ayah Mark sudah di urus ibu Mark sebelumnya jadi dia tak perlu pergi sedangkan Jaemin memilih untuk menghampiri Mark setelah seluruh masakan selesai agar Mark bisa tidur sedikit lebih lama karena sudah menemaninya begadang semalam.
"Maaf, semalam aku tidur duluan. Padahal aku bilang mau menemanimu" ucap Mark menghampiri Jaemin dan mengamati sup yang Jaemin buat dan masih di atas kompor.
"Kwencana oppa" jawab Jaemin
"Kau tidur jam berapa?"
"Hmm... entah. Mungkin sekitar setengah 4 lebih" jawab Jaemin tak begitu yakin. Yang ia ingat terakhir dia melihat jam adalah pukul 3.32.
"Kau begadang semalam? Aduh, seharusnya bilang pada eomma jadi kau tidak usah membantu pagi ini. Pekerjaanmu banyak pasti ya" ucap ibu Mark tak enak setelah mendengar jawaban Jaemin
"Kwencana eomma. Aku masih sempat tidur tadi sebelum kemari" ucap Jaemin menenangkan
"Eomma yang membuatnya sibuk kemarin sampai tak bisa mengecek pekerjaannya sama sekali. Eomma juga yang memaksa kami agar menginap" sahut Mark kesal
"Eomma tidak memaksa" sahut ibu Mark protes dengan ucapan Mark
"Tidak memaksa tapi memohon-mohon setelah aku tolak. Jaemin mana tega kalau begitu. Eomma memanfaatkan kebaikan Jaemin" ucap Mark. Jaemin tertawa pelan mendengar pertengkaran ibu dan anak itu. Memilih abai dan melanjutkan masakannya.
***
Acara anniversary pernikahan orangtua Mark sudah selesai. Mark dan Jaemin memilih segera kembali pulang setelah acara yang berlangsung malam itu selesai. Dia tak tega melihat Jaemin yang terlalu memaksakan diri. Di malam pertama Jaemin masih sempat tidur, tapi setelahnya Jaemin benar-benar tak tidur sampai acara ini selesai. Walau selalu menampakkan senyum, sorot mata Jaemin tak bisa bohong kalau tubuhnya kelelahan.
"Apa tak apa kalau kita pergi lebih awal? Maksudku kita tidak membantu mereka beres-beres" ucap Jaemin setelah mobil yang mereka kendarai sudah melewati gerbang kediaman orangtua Mark.
"Kau sudah banyak membantu sejak datang kesana. Terlalu banyak malah sampai-sampai memaksakan diri. Aku sudah bicara pada appa dan eomma dan mereka tak keberatan kalau kita kembali lebih awal" ucap Mark
Jaemin tak mau mendebat lebih. Dia sandarkan kepalanya dan memejamkan matanya. Bukan bermaksud memaksakan diri, Jaemin hanya tak enak kalau harus menolak setiap orang-orang disana meminta bantuannya. Mau bagaimana pun Jaemin masih baru disana. Meski hubungannya dengan Mark hanya sekedar pernikahan bisnis tapi tetap saja ia harus menjaga citranya di depan kelaurga Mark.
Pagi datang begitu cepat. Jaemin yang biasanya bangun lebih awal kini masih terlelap. Kelelahan yang berhasil merenggut kesadarannya. Mark yang melihatnya pun tak berniat membangunkan. Ia justru menelpon sekertaris Jaemin dan mengatakan kalau kemungkinan hari ini Jaemin tak berangkat. Tanpa menunggu jawaban dari sekertaris Jaemin, Mark langsung mengakhiri panggilannya. Mark berangkat kerja lebih awal hari ini. Dia akan mengerjakan beberapa hal dulu.
Jaemin terbangun saat jam menunjukkan pukul 12 siang. Dia tertidur sangat lama efek dari tubuh lelahnya. Melihat jam itu membuat Jaemin terkejut dan langsung berlari untuk mandi lalu memakai setelan kantornya. Dia ada jadwal penting hari ini.
"Mau kemana?" tanya Mark saat dia membuka pintu kamarnya dan menemukan Jaemin sudah siap untuk pergi bahkan sudah menenteng tasnya.
"Ke kantor oppa. Aku ada jadwal bertemu tamu penting kali ini" jawab Jaemin cepat.
"Seberapa pentingnya sampai kau mengabaikan tubuh sendiri hmm?" sahut Mark dingin
"Ini tamu penting oppa, investor besar. Dia akan membawa keuntungan besar di perusahaan kami dan aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini" ucap Jaemin. Mark yang mendengarnya menghela nafas kasar. Ingin sekali melarang tapi dia juga berpikir-pikir kalau soal investor besar perusahaan.
"Kalau begitu aku ikut" ucap Mark memutuskan
"Hah? untuk apa? Tapi oppa juga punya banyak pekerjaan kan? Tidak perlu oppa. Aku bisa-"
"Denganku atau tidak perlu berangkat sekalian!" ucap Mark tegas. Jaemin akhirnya menyetujuinya. Dia harus bergegas karena jadwalnya seharusnya adalah saat makan siang dan Jaemin sudah terlambat sekarang.
Pertemuan Jaemin dan investor itu berakhir dengan baik. Mereka mau menjadi investor perusahaan Jaemin dengan dana yang cukup fantastis. Awalnya sedikit ada sedikit masalah karena sekertaris Jaemin awalnya mengatakan kalau Jaemin tidak bisa datang dan ia wakilkan tapi ternyata Jaemin datang walau terlambat. Dan juga karena Mark yang bergabung dan 'sedikit' ikut campur dalam pembicaraan itu.
"Maaf atas ketidaksopananku tadi pagi saat menelponmu dan mematikannya begitu saja Baekhyun-ssi" ucap Mark pada Baekhyun, sekertaris Jaemin.
"Ne tak apa Mark-ssi"
"Boleh aku minta tolong untuk handle perusahaan lebih dulu hari ini?"
"Tidak masalah, itu sudah tugas saya. Lagipula tidak ada pertemuan atau rapat penting setelah ini hari ini" ucap Baekhyun
"Terimakasih"
"Ne. Saya permisi kalau begitu" Baekhyun pergi lebih dulu untuk kembali ke kantor. Mark mendekati Jaemin yang masih setia menyenderkan tubuhnya dikursi dengan mata terpejam dan tangan yang memijit pangkal hidungnya. Dia sejak tadi mengeluh pusing.
"Mau ke rumah sakit atau pulang?" tanya Mark dengan lembut. Tangannya dengan sigap mengambil tisu dan mengelap darah yang keluar dari hidung Jaemin. Sempat terkejut, tapi dia bisa menguasai diri untuk tidak panik.
"Pulang saja. Ini hanya efek dari kelelahan" ucap Jaemin dengan suara pelan
Mark tanpa pikir panjang langsung menggendong Jaemin dan membawanya ke parkiran setelah meminta pegawai untuk memberikan bill ke perusahaannya. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang melihatnya, yang dipikirannya hanya harus segera sampai rumah agar Jaemin bisa segera beristirahat. Juga menghubungi sekertarisnya karena ia sedikit mengabaikan pekerjaannya hari ini.Tindakan Mark itu menimbulkan berita yang menghebohkan. Ada beberapa foto yang diambil secara diam-diam yang tersebar di internet. Bahkan banyak artikel dan acara tv gosip yang membicarakan tindakan manis Mark pada istrinya. Jeno dan Haechan yang melihat berita itu hanya tersenyum miris. Iri karena seharusnya merekalah pasangannya.
***
TBC
Mian typo bertebaran
Votement juseyo ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatap tak serumah [[End]]
RomanceDua orang yang merupakan sepasang suami istri. Menikah bukan karena cinta melainkan karena bisnis. Keduanya tinggal dibawah atap yang sama, ditempat yang orang-orang sebut sebagai rumah. Tapi rumah itu hanya menampung raganya. Tidak keduanya jadikan...