Kedua orangtua Mark dan Jaemin tengah bertemu hari ini. Memilih tempat private di salah satu restoran besar. Mereka membuat janji setelah para ibu saling bercerita dan akhirnya keempatnya itu sama merasakan hal yang sama. Tentu saja semua tidak jauh dan tak bukan adalah soal putra dan putri mereka, Mark dan Jaemin. Mereka sama-sama curiga tentang hubungan keduanya yang tak baik.
Kecurigaan itu muncul karena kerap kali saat mereka menelpon baik Mark atau Jaemin, keduanya sering kali tak sedang bersama. Bahkan saat mereka menelpon di tengah malam atau pagi buta, dan setiap menanyakan pasangannya, keduannya selalu mencari alasan. Ada pekerjaan lah, belum pulang karena ada pertemuan dengan koleganya dan lain sebagainya. Saat siang pun sering kali keduanya tak bersama. Sebenarnya sedikit wajar karena keduanya punya pekerjaan di kantor masing-masing. Tapi sebagai pasangan bukankah hal yang wajar kalau menyempatkan waktu untuk makan bersama. Perusahaan Mark dan Jaemin kan juga bekerja sama dan jarak keduanya tak begitu jauh.
"Awalnya ku pikir ini hanya pemikiranku saja. Tapi semakin kesini, aku semakin jarang melihatnya berdua. Ketika kami berkunjung sore hari pun sering kali hanya ada salah satu dari keduanya. Memang sedikit wajar karena pekerjaan mereka berdua tidak sama, tapi kalau hampir setiap kali kami kesana bukankah itu mencurigakan"
"Benar. Berangkat dan pulang kerja sendiri-sendiri. Tak makan siang bersama. Beberapa kali aku menelpon saat sarapan dan mereka sedang tak bersama. Jam kantor kan sama dimulainya, seharusnya setidaknya mereka tetap sarapan bersama bukan?"
"Kau benar. Kita sudah setuju untuk tak lagi membicarakan keturunan dan membiarkan mereka fokus dengan pekerjaan dulu. Tapi semakin kesini intensitas mereka bersama jarang. Aku takut kalau hubungan mereka semakin renggang"
"Mengenai dua orang yang sebelumnya kami ceritakan pada kalian. Aku sedikit mencurigai mereka. Mereka mengaku berpasangan tapi saat kami memergoki mereka di rumah Mark, Mark sedang bersama anak perempuan yang bernama Haechan itu. Sedang duduk berdempetan di sofa. Sedangkan Jaemin sedang asyik di dapur dengan namja bernama Jeno. Dengan kedekatan mereka itu bukankah seharusnya Mark cemburu pada Jaemin dengan Jeno itu dan Jaemin juga harusnya cemburu melihat Mark dan Haechan yang berdekatan begitu"
"Dan lagi, saat kami menginterogasinya. Jeno dan Haechan tidak duduk berdampingan, mereka justru duduk mengapit Mark dan Jaemin di tengah. Yang terlihat sebagai pasangan disini bukan Jaemin dan Mark. Melainkan Mark dengan perempuan bernama Haechan dan Jaemin dengan Jeno itu"
"Apa kau tak menanyakan hubungan mereka?"
"Mereka hanya bilang kalau dua orang itu teman mereka. Saat itu aku tidak bertanya lebih walau masih curiga dan tak puas dengan jawaban mereka. Aku hanya ingin mereka jujur"
"Aku curiga kalau mereka berdua itu menjalin hubungan diam-diam dibelakang kita. Aku pernah mendengar kalau Mark itu pernah memiliki pacar sebelum menikah dengan Jaemin. Tapi aku tak tau nama dan bagaimana rupanya. Mark bilang mereka sudah putus karena Mark akan menikah, jadi aku tak menguliknya lebih jauh lagi"
"Aku punya ide. Bagaimana kalau kita membayar orang untuk mengikuti mereka secara diam-diam. Kita membutuhkan mata-mata bukan? Dan aku punya teman yang memiliki jasa untuk itu. Aku bisa meminta bantuannya"
"Boleh. Dengan begitu kita bisa tau kebenarannya. Seandainya mereka memang memiliki pacar masing-masing setidaknya kita akan memiliki bukti untuk mendesak keduanya agar jujur"
Keempat orang itu melanjutkan pembicaraan dengan menyusun rencana untuk menyewa orang untuk memata-matai Mark dan Jaemin. Hingga tak sadar ada satu orang yang mengawasi dan mendengar pembicaraan mereka sejak awal.
"Mereka mencurigai hubungan anda dengan nyonya Jaemin, tuan. Mereka membuat rencana untuk membayar orang sebagai mata-mata anda. Ayah anda sudah menelpon orang dan sepertinya akan dimulai hari ini juga" lapor orang yang sejak tadi diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatap tak serumah [[End]]
RomanceDua orang yang merupakan sepasang suami istri. Menikah bukan karena cinta melainkan karena bisnis. Keduanya tinggal dibawah atap yang sama, ditempat yang orang-orang sebut sebagai rumah. Tapi rumah itu hanya menampung raganya. Tidak keduanya jadikan...