Saat ini kelima remaja itu sedang duduk diam di dalam ruangan, tidak ada yang mengeluarkan satu kata pun.
Hela menatap Newt yang duduk di hadapannya dengan tajam sehingga nyali remaja laki-laki itu menciut, matanya menatap ke kanan dan ke kiri meminta bantuan dengan teman-temannya yang lain. Melihat reaksi Newt, Hela tersenyum miring yang membuat Newt semakin ketakutan.
"Nama pack kita apa?" tanya Medea yang membuat Hela mengalihkan pandangnnya dari Newt. Remaja laki-laki itu pun segera menghela napasnya lega.
"Nama apaan?" tanya Hela dengan kening yang mengerut.
"Ya... nama pack. Pack lain juga pada punya nama kok" balas Medea.
"Yea like what?" tanya Hela dengan menaikkan alisnya.
Medea tampak berpikir sebentar, "uhm- The Great W-" gadis itu mulai memberikan idenya tetapi segera dipotong oleh Hela.
"No, that's disgusting" ucap Hela dengar raut wajah jijik, "Lo cari pack lain aja deh kalau mau punya nama kayak gitu."
"Fine, gak usah ada nama pack. Tapi what about the rules?" tanya Medea lagi.
"What rules?" tanya Hela balik.
"Lo gak mau ada aturan-aturan dalam pack gitu?" balas Medea.
"Harus ada rules? Uhmm well... stay out of my way?" ucap Hela tak yakin.
Mendengar jawaban Hela membuat Medea berdecak, "Bukan kayak gitu" ucapnya.
"Aturannya tuh yang harus dipatuhi sama semuanya. Misalnya, kita harus selalu jujur, gak boleh ada yang bohong. kayak gitu" ucap Medea geram.
Dengan nada mencemooh Hela berkata, "Yakin harus selalu jujur? Kalau gitu kasih tau gue rencana kalian masuk sekolah ini."
"Nevermind" balas Medea.
"Gue kasih 1 aturan" ucap Hela seraya beranjak dari kursinya, "Jangan ngomong sama gue kecuali kalau ada hal penting atau lagi di ruangan ini. Got it?" ucap Hela yang membuat Medea memutarkan matanya tetapi tetap menganggukkan kepalanya.
"Gue minta nomor lo buat bikin group chat" ucap Edmund sambil menyodorkan HP nya.
"Ugh harus banget ada group chat?" tanya Hela tapi tak dijawab oleh Edmund yang membuat Hela berdecak dan meraih ponsel Edmund.
"Don't call, don't text, unless it's important" ucap Hela setelah mengetik nomornya.
"Kalian boleh pergi sekarang" ucapnya yang membuat Medea, Newt, Edmund dan Elea berdiri dari duduknya untuk keluar dari ruangan itu.
"Lo- stay" ucap Hela sembari meletakkan tangannya di pundak Edmund untuk menyuruhnya duduk kembali.
"Mau ngapain?" tanya Newt yang menatap sahabatnya dengan panik.
"Mau gue bunuh pelan-pelan terus gue bakar mayatnya biar gak ada orang yang bisa nemuin jasadnya" balas Hela dengan senyum psikopatnya.
Newt membelalakkan matanya takut, "JANGANNN, please biarin dia pergi, ki- kita gak bakal ganggu lo kok plea-" ucapan Newt terpotong.
"Hehh gue cuma bercanda" ucap Hela dengan tawa kecil.
"Your sense of humor is- blowing my mind" ucap Medea.
"Terus lo sebenarnya mau ngapain?" tanya Edmund.
"You want me to say it out loud? Okay, Mama gue mau ketemu lagi sama PACAR gue, lo bisa kapan?" ucap Hela dengan menekankan kata 'pacar' yang membuat keempat remaja lainnya membulatkan matanya.
"Gu- gue bisa besok, nanti gue chat lo aja" balas Edmund dengan muka yang memerah.
Setelah mendengar jawaban Edmund, gadis itu berjalan menuju pintu keluar, "Aw don't be jealous, Sweetheart" ucapnya kepada Elea dengan pelan agar yang lain tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dynamia
Teen FictionApakah kalian percaya dengan keberadaan manusia super? Kalau kalian percaya, apa mungkin mereka tinggal di sekitar kita? Mungkin saja teman dan keluargamu atau bahkan orang yang saat ini duduk di sebelahmu itu sebenarnya memiliki kekuatan. Pada ta...