Part 16 - Let's Begin

20 17 2
                                    

"Oh by the way-" Hela merogoh saku roknya dan mengeluarkan dua buah pin. Gadis itu menyodorkannya kepad Edmund dan Medea.

"Welcome to the Alpha Class"

Di telapak tangan gadis itu terdapat dua buah pin berbentuk serigala yang biasa dikenakan oleh murid-murid Alpha lainnya.

Sebelum Medea sempat meraih pin tersebut, Hela menarik tangannya kembali dan berkata, "Sini gue pasangin" ucapnya.

Hela memasangkan pin milik Medea di kerah seragam bagian kanan milik Medea. Setelah pin Medea terpasang, Hela berjalan menuju Edmund untuk memasangkan pinnya.

"Turunan dikit" ucap gadis itu.

"Jinjit dong" balas Edmund dengan senyum miringnya.

Hela berdecak pelan lalu menarik dasi Edmund agar pemuda itu menunduk.

"Pendek" ucap Edmund saat Hela sedang memasangkan pinnya.

Hela menatap Edmund dengan tajam. "Sialan" kata gadis itu dengan raut wajah kesal tetapi menahan senyuman.

"Alright guys stop flirting" ucap Newt dengan senyum penuh arti yang ia arahkan kepada Hela dan Edmund.

"Siapa yang fli- Gue balik ke kelas dulu ya" ucap gadis itu sembari berjalan menuju pintu dengan kedua tangan yang menutup pipinya karena malu.

Sebelum ia membuka pintu, gadis itu berkata, "Hari Sabtu kita mulai latihannya, nanti gue ke tempat kalian jam 10." Setelah berkata demikian, gadis dari kelas Ultima itu berjalan keluar ruangan meninggalkan keempat remaja yang lain.

"Do you like her?" tanya Newt kepada Edmund dengan nada menggoda.

"Get lost Newt" balas Edmund sembari berjalan keluar ruangan diikuti dengan Newt yang terus menggodanya.

Melihat kedua temannya sudah berjalan keluar, Medea ikut berjalan keluar, tetapi ia menyadari bahwa Elea masih berdiri di dalam ruangan itu.

"El, yuk balik ke kelas" ajak Medea.

"Duluan aja, nanti aku nyusul. Aku mau ke toilet dulu" ucap Elea dengan senyum manisnya.

"Yaudah, gue duluan ya. Jangan lama-lama di toiletnya" ucap Medea yang dibalas dengan anggukan oleh Elea.

Setelah Medea menghilang di balik pintu, senyum manis Elea seketika luntur. Gadis itu mengepalkan tangannya erat-erat. Ia juga memejamkan matanya dengan erat, se-erat kepalannya. Setelah itu ia menghembuskan napas dan melepaskan kepalannya.

"This will end soon" ucap Elea kepada dirinya sendiri.

.

.

.

Hari Kamis, 20 Desember 2035 merupakan hari terakhir mereka bersekolah sebelum libur. Keesokan harinya adalah hari pengambilan rapot. Beberapa murid datang bersama dengan orang tuanya. Ada yang datang bersama dengan Om atau Tantenya dan ada juga yang membayar orang untuk berpura-pura menjadi orang tua mereka. Seperti yang dilakukan Medea, Edmund dan Newt. Mereka membayar seorang dealer dari casino untuk menjadi Ayah mereka agar mereka bisa mengambil rapot mereka. Sedangkan Elea datang bersama Ibunya. Keduanya terlihat canggung apalagi dengan Elea yang jarang pulang karena tinggal bersama teman-temannya.

Sabtu, 22 Desember 2035. Sekarang pukul 10 lewat 15 menit, keempat remaja sedang menunggu kehadiran ketua pack mereka. Keempat remaja itu duduk melingkari meja bundar dengan tidak sabar karena tidak biasanya Hela terlambat.

"Hela di mana sih? Katanya mau datang jam 10" ucap Newt yang merebahkan kepalanya di atas meja.

Tiba-tiba sebuah botol kaleng terlempar ke dalam ruangan itu. Kaleng itu mengeluarkan gas berwarna putih. Hal itu membuat keempat remaja itu panik. Mereka segera menutup kedua mata dan hidung mereka. Tapi tiba-tiba kaleng dan asap itu hilang.

DynamiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang