Part 13 - Can you fight?

23 20 13
                                    

Lima orang duduk di meja makan dengan canggung sembari memakan makan siang mereka masing-masing.

Meryn berdeham pelan untuk meredakan kecanggungan dan berkata, "Venus apa kabar? Kok udah jarang main kesini?"

"Aku baik Tan, tapi emang lagi sibuk makanya jarang main ke sini lagi" balas Venus.

"Oh kalau boleh tau sibuk ngapain?" tanya Meryn lagi.

"Karena aku ambil extra lesson di sekolah Tan" balas Venus yang menarik perhatian Dante.

"Terus hasilnya sekarang gimana?" tanya Dante.

"Aku udah improve kok Om" balas Venus.

"Jadi kalau ada seleksi dua kali berturut kamu siap dong?" tanya Dante sembari mengaduk-aduk sup di hadapannya.

"Maksudnya?" tanya Hela dengan alis yang mengerut.

"I'm thinking... gimana kalau seleksi tahun depan diadakan tepat setelah libur tahun baru?" ucap Dante membalas pertanyaan Hela.

"What? That's crazy, gimana kalau ada murid yang baru masuk Alpha Class terus tiba-tiba dia kepilih lagi di seleksi berikutnya buat masuk Ultima Class? Waktu latihan mereka bakal kurang dari sebulan" ucap Hela panik.

"Exactly" balas Dante dengan senyum miringnya yang membuat Hela menggelengkan kepalanya menyadari rencana Ayahnya.

.

.

.

"Kita bisa dapat semua informasi dari hela kok" ucap Elea yang membuat Medea, Edmund dan Newt menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kalau kejadian semalam itu ternyata benar memori Hela, kita bisa gali memori dia. Newt kamu bisa manipulate emosi dia dan buat dia mengingat semua memori-memori itu, mungkin dari situ gelombang di otaknya beradiasi lagi dan Edmund bisa liat memorinya itu lagi" kata Elea menjelaskan rencananya tetapi malah membuat Edmund, Medea dan Newt menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

Ketiga remaja itu seakan tidak mengenali gadis di hadapan mereka. Elea yang mereka kenal bahkan tidak pernah sekalinya berkata kasar. Mereka tidak menyangka Elea bisa memiliki rencana sejahat itu. Entah Elea benar-benar ingin melakukan hal itu atau itu hanya rencana asal yang Elea buat tanpa berpikir.

"Lo gila?" ucap Edmund sembari bangkit dari duduknya. "Itu sama aja lo mau nyiksa dia" ucap Edmund lagi.

"Kalau itu beneran memori dia, itu berarti dia pernah ngerasain semua sakit itu and trust me, it isn't something you want to feel" ucap Edmund sembari berjalan keluar bangunan.

"I've felt worse" ucap Elea pelan sembari berjalan menuju kamarnya meninggalkan Medea dan Newt yang bingung harus apa.

Newt melihat kepergian Elea, ia merasa ada yang ganjal dengan sikap dan emosi gadis itu tetapi karena semua alkohol yang telah ia konsumsi, dynaminya tidak cukup kuat untuk membaca semua emosi Elea.

Maka dari itu, Newt memilih untuk tetap berdiskusi dengan Medea tentang rencana mereka walaupun berakhir menjadi gibahan.

Sementara itu, Edmund berjalan mengitari bangunan dengan memori Hela yang menari di pikirannya.

TING

Ponsel Edmund berbunyi menandakan bahwa ada pesan masuk. Pemuda itu segera meraih ponselnya yang berada di saku celananya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan kepadanya.

Nama Hela terpampang jelas di layar HP. 

Hela

(Share Location)
Datang ke sini
Sendiri
Now!

DynamiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang