~00~

16.3K 1.5K 61
                                    

PRANG!

Suara barang yang pecah terdengar memekakkan telinga di sebuah Mansion besar.

Seorang wanita terlihat terbaring dilantai dengan darah yang menggenang disekitar kepalanya.

Di sisi wanita itu terlihat seorang pria yang melihatnya dengan tatapan dingin.

"Sam..." lirih wanita itu ketika melihat orang yang dicintainya menatapnya dengan dingin.

Pria itu adalah Samuel Hanssel, suami dari Zean Abighail Vynes.

"Maaf Zean, aku melakukan ini karena aku sudah muak denganmu karena tidak bisa melahirkan anak untukku"

Zean yang mendengar itu hanya bisa terdiam, dia hanya bisa meratapi nasibnya saat ini.

Menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mengatakan hal yang sebenarnya.

Yang mandul bukanlah Zean, tapi Samuel, tapi Zean tidak ingin membuat suaminya sedih saat mengetahui jika dirinyalah yang tidak subur.

"Apa kau tau? Anna saat ini sedang mengandung anak ku"

Zean yang mendengar itu hanya bisa meringis, suaminya sendiri berselingkuh dengan sahabatnya, Annabelle Vitch.

Yang paling memuakkan adalah mendengar ketika sahabatnya itu mengandung anak dari suaminya.

Apa kau bercanda, kau bahkan tidak subur, bagaimana bisa kau memiliki anak dengan wanita lain?

Hanya kalimat itu yang terucap dalam batin Zean.

Setelah memikirkan itu, Zean terkekeh geli.

"Kau bahkan masih bisa tertawa di saat-saat kematian mu?"

"Itu...bu...kan...anak...mu" Zean berucap sambil menahan rasa sakit di kepala dan tubuhnya karena kehabisan banyak darah.

"Huh? Kau iri karena sahabatmu bisa mengandung anak ku? Lebih baik kau sekarang beritahu padaku di mana semua surat kepemilikan yang kau miliki"

"La...ci...lema...ri...ket...tiga"

Samuel yang mendengar tersenyum lebar, lebih tepatnya menyeringai.

Tanpa disadari oleh siapapun terdapat sosok misterius dengan jubah hitam melekat ditubuhnya sedang melihat ke arah Zean.

Setelah kepergian Samuel, sosok itu mendekati Zean yang matanya mulai menutup perlahan.

"Nak, maafkan ayahmu ini yang tidak pernah berada di dekatmu, ayah tidak menyangka jika ada yang berani dengan mu yang memiliki darah istimewa ditubuhnya" sosok itu kemudian melepas tudung jubah yang menutupi kepalanya.

Terlihat sosok pria yang sangat tampan, wajah yang tegas, sorot mata yang tajam, hidung mancung, dan bibir yang sedikit kemerahan alami.

Rambut hitam dan mata merahnya memiliki daya tarik tersendiri.

Zean melihat sosok itu, dan terpana dengan wajahnya.

'Kulitnya putih dan cerah, perawatan apa yang dia lakukan sampai memiliki kulit seputih itu? Jangan lupakan rambut yang terlihat halus itu, dan bibirnya yang merah alami' pikir Zean ketika melihat sosok dihadapannya walau sedikit buram karena darah di kepalanya.

Pria itu bernama Abighael Vynes, nama yang sama yang dimiliki oleh Zean, walaupun namanya sedikit diubah karena Zean terlahir sebagai perempuan.

Vynes kemudian berlutut di samping wajah Zean, mengusap wajahnya pelan.

Zean merasakan ketenangan ditubuhnya, bahkan dia tidak lagi merasakan sakit ditubuhnya.

"Aku memberimu berkah ku, hiduplah kembali dan jalani semuanya dengan tenang, ayah selalu bahagia ketika melihatmu tersenyum bahagia" setelah mengatakan itu, Vynes menghilang seperti tidak pernah ada siapapun di sana, dan Zean menghembuskan napas terakhirnya dengan wajah yang tenang dan bibirnya yang menampilkan senyuman bahagianya.

Sebelumnya Zean dan Samuel terlibat pertengkaran hebat karena Samuel menggunakan nama dan identitas Zean untuk membuat sebuah kasino, dan bar.

Semua hal itu bertentangan dengan prinsip Zean yang tidak menyukai hal-hal dan tempat yang buruk, di mana dosa berada di sana.

Tapi, Samuel hanya mengatakan jika itu akan menguntungkan karena akan banyak orang yang datang ke kasino dan bar.

Zean terus menolak dan marah kepada Samuel, selama ini dia menghasilkan uang untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, bahkan Zean membangun ratusan panti asuhan yang tersebar di seluruh dunia.

Karena semua itulah, Zean dijuluki sebagai Dewi, wajahnya yang cantik, dan juga kebaikannya akan selalu diingat.

Apalagi warna mata merah ruby miliknya membuat semua orang tidak lepas untuk menatap mata indahnya itu.

Ketika orang lain mendengar namanya, mereka semua pasti akan langsung terpikir sosoknya yang cantik dan anggun.

Tapi sekarang, dunia dilanda kesedihan karena sosok Dewi di hati semua orang sudah tiada.

Dokter, Polisi, bahkan Tentara khusus seluruh dunia diterjunkan untuk mencaritahu penyebab kematian Zean Abighael Vynes.

Saat mengetahui jika ada luka benturan keras dan meninggalkan karena kehabisan darah, orang yang pertama kali mereka salahkan adalah Samuel, suami dari Zean.

Karena selama ini Zean tidak pernah mempekerjakan pembantu ataupun seseorang untuk mengurus kebutuhannya.

Semua itu dikerjakan oleh Zean, walaupun Zean sibuk mengurus perusahaan miliknya.

Jadi, yang pertama di salahkan adalah Samuel.

Sedangkan untuk Samuel, saat ini dia sedang mengurung diri di kamarnya, lebih tepatnya di kamarnya dan Zean.

Saat itu, Samuel pergi ke kamarnya dan meninggalkan Zean yang terbaring di lantai dengan tubuh yang sudah lemas.

Saat membuka laci di lemari, yang dia dapatkan bukanlah surat-surat kepemilikan milik Zean, tapi surat dokter di mana surat itu menyatakan jika dirinya mandul.

Samuel yang tidak percaya itu menelpon dokter rumah sakit yang sebelumnya dia dan Zean kunjungi.

Saat sudah dikonfirmasi jika memang dia yang tidak subur, Samuel langsung berlari menuju Zean, tapi sayangnya Zean sudah menghembuskan napas terakhirnya.

Samuel hanya bisa menangis ketika mengingat apa yang dia lakukan kepada istrinya itu.

Bahkan hatinya menjadi sakit ketika melihat tubuh istrinya yang sudah kaku dan dingin itu, sebuah senyuman di wajahnya membuat hatinya lebih sakit.

"Maaf..." hanya kata itu yang selalu terucap dari bibir Samuel.

Saat mencari tahu tentang kematian Zean, para polisi menemukan jejak pertengkaran di sana, dan untuk sementara waktu Samuel ditetapkan sebagai tersangka.

Samuel yang mendengar itu hanya terdiam dan mengikuti mereka ke pengadilan, Samuel bahkan tidak menyangkal jika dia yang membunuh Zean.

Orang-orang yang menyaksikan pengadilan Samuel, dan melihat jika Samuel tidak menyangkal semua itu langsung marah dan setelah suasana di sana kondusif, hakim menjatuhi Samuel penjara seumur hidup.

Mayat Zean juga sudah dibawa ke rumah sakit, dan tubuhnya juga sudah dibersihkan.

Semua orang di sana memilih untuk membekukan tubuh Zean yang sudah tidak bernyawa itu.

Ditubuhnya sudah dipasangkan gaun yang indah berwarna putih dengan hiasan emas menghiasi gaun itu.

Wajah tenangnya dan senyuman indah yang terpasang di bibir wanita berusia 39 tahun membuat semua orang yang melihatnya hanya bisa menangis.

Walaupun Zean sudah tiada, mereka tahu jika dia bahagia ketika melihat senyuman dan wajah tenangnya.

Walaupun kulitnya yang pucat dan dingin, semua orang akan tetap melihatnya sebagai Dewi mereka yang selalu menolong orang yang membutuhkan.

♪♪♥♪♪

Di sisi lain, seorang anak berusia 10 tahun membuka matanya.

Ya, jiwa Zean saat ini berada di tubuh anak itu.

[Ding! Sinkronisasi Sistem berhasil! Sistem siap melayani Tuan]

Sistem DominasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang