24

3.8K 537 13
                                    

"Henry, bisa kau beritahu aku semua tentang adikku?" tanya Zein, suaranya sangat datar dan dingin.

"Baiklah"

Henry duduk di sofa seberang Zein.

"Saya hanya mengetahui sedikit tentang Tuan Muda Zen, dia adalah anak yang hebat, pertemuan kami bisa dibilang takdir dan ketidak sengajaan"

Henry mulai menceritakan tentang pertemuan pertamanya dengan Zen, lalu Zen yang mengajaknya bekerja sama mendirikan perusahaan, dan Henry yang dibuat takjub sekaligus terkejut dengan uang yang dihasilkan oleh Zen.

Mereka bahkan membagi tugas, Henry yang melakukan segalanya untuk mendirikan perusahaan, dan Zen yang akan bertugas untuk memasok modal, bahkan di awal, Zen memberinya 20 miliar sebagai modal awal Henry untuk mendirikan perusahaan.

Mereka berdua bekerja sama dengan baik, Henry mulai mengetahui apa makanan dan minuman kesukaan Zen, apa yang suka dilakukan Zen ketika tak ada pekerjaan, dan Henry juga mulai mengetahui kehidupan Zen di keluarga Shakara.

Bahkan, Henry selalu melihat luka di tubuh Zen saat Zen datang ke perusahaan.

Awalnya Henry sangat khawatir, tapi Zen hanya tersenyum ke arahnya.

Setiap kedatangan Zen, Henry pasti akan menyiapkan kotak obat untuk mengobati luka Zen.

Sampai suatu ketika datang ke perusahaan, tubuh Zen penuh luka dan darah, bahkan Zen langsung jatuh tak sadarkan diri.

Henry membawanya ke rumah sakit di mana Ayah, Ibu, dan Kakaknya bekerja.

Meraka mengatakan jika Zen sudah mendapat kekerasan fisik sejak masih kecil, yang juga membuat mentalnya sedikit terganggu.

Saat itu juga Henry melarang Zen untuk pulang, dan membuat ruangan khusus untuk Zen tinggal di sana.

Tapi, beberapa bulan kemudian Zen mengalami kecelakaan yang membuatnya koma selama setengah tahun.

Zein yang mendengar kehidupan Zen selama ini tak bisa menahan air matanya.

Air matanya lolos begitu saja ketika tahu jika adiknya selama ini menderita.

"Apa karena semua itu, Zen selalu memakai pakaian panjang?"

"Ya dan tidak, Tuan Muda Zen memang suka memakai pakaian panjang, itu memang untuk menutupi bekas luka, tapi terkadang dia akan memakai baju biasa ketika cuaca panas"

"Lukanya sangat parah?"

"Cukup parah, dan itu membuat tubuhnya lemah, mungkin karena itu juga tubuhnya mulai berubah dan membuat Zen tak bisa merasakan sakit agar Zen tak lagi merasa kesakitan" ucap Henry, bahkan matanya mulai memerah karena mengingat hal-hal yang terjadi di masa lalu, bahkan entah sejak kapan dia mulai memanggil Zen dengan namanya.

"Tapi, mulai sekarang dia tak akan lagi menderita, kalian ada di sisinya dan sangat menyayangi Zen, saya akan mengandalkan Tuan Muda untuk menjada Zen ketika tidak berada di perusahaan" ucap Henry sambil membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Tentu saja, dia adikku, bahkan tanpa permohonan mu, aku akan selalu menjaganya" ucap Zein.

Henry yang mendengar itu mau tak mau langsung tersenyum.

"Mungkin sebaiknya kita pergi sekarang untuk menengok Tuan Muda Zen" ucap Henry dan langsung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.

Zein juga mengikuti Henry dari belakang.

Tapi saat mereka akan keluar, pintu terbuka dan memperlihatkan Zen di sana.

Ada hal yang berbeda darinya, mata merahnya menyala terang, bahkan bagian hitam pupilnya menyusut.

Sistem DominasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang