30

4.4K 501 26
                                    

"beraninya!" Felixia maju ke depan dan memukul wajah Dominic.

Dominic yang tak tahu apapun langsung terlempar dan menabrak dinding kayu, membuat dinding kayu itu hancur.

Suara keras terdengar membuat Zen dan yang lainnya terdiam.

Zen tak berani menggerakkan tubuhnya, tubuhnya kaku ketika melihat Felixia bisa menerbangkan Dominic yang tubuhnya lebih besar dari Felixia.

Mantan pasukan khusus memang berbeda, kekuatannya berada di level lain.

Henry terdiam, sedangkan Xaviero dan Zein mundur beberapa langkah karena mereka berdua sudah sering berhadapan dengan amarah Felixia, apalagi ketika Felixia sedang datang bulan, emosinya menjadi sedikit tak stabil, mudah marah untuk perkara kecil.

Di kehidupan sebelumnya, Zen memang sudah sering bertemu dengan para pembunuh bayaran dan perkelahian antar senjata ataupun tangan kosong, tapi dia belum pernah melihat kekuatan yang mengerikan seperti Felixia.

Kondisi Dominic saat ini tertimpa beberapa potongan kayu, tapi tak ada lecet sedikitpun, apalagi ramuan yang diberikan padanya meningkatkan fisik dan kekuatan tubuhnya.

Dominic hanya menatap langit ruangan dan terdiam karena tiba-tiba dia terbang tanpa tahu apa yang terjadi.

Matanya berkedip polos, berbanding terbalik dengan tubuh dewasa dan wajah rupawannya yang tegas.

Mendudukkan tubuhnya, Dominic kemudian menatap ke arah Felixia, dan sedikit memiringkan kepalanya karena bingung kenapa Felixia memukulnya.

"M-mom, kenapa memukul Dominic?" tanya Zen sepolos-polosnya, walaupun di dalam hatinya berteriak ketakutan.

"Ze sayang, jika ada orang lain yang memelukmu, kamu harus memukulnya" ucap Felixia.

"Eh? Tapi aku kenal Dominic, dia kuda yang ku rawat sendiri" ucap Zen membuat Felixia terdiam.

"Ekhem, maksudnya, jika ada laki-laki lain selain keluarga, tak ada yang boleh memelukmu apalagi seorang pria dan kamu itu perempuan, jangan terlalu dekat dengan laki-laki di masa depan" ucap Felixia.

Zen yang mendengar itu hanya terdiam, mungkin sekarang dia harus diam-diam untuk mengagumi pria tampan atau imut.

Itu adalah aturan tak tertulis untuk Zen, tapi apa Zen akan menurutinya?

Tentu saja... TIDAK!

Dia adalah pengagum pria tampan atau imut, bagaimana mungkin Zen bisa menahan diri?

Dari dulu Zen memang selalu mengagumi ketampanan pria, tapi tentu saja dia akan memilih pria baik, tak ingin berhubungan dengan pria seperti MANTAN suaminya dulu alias bekas suami, karena dia bukan lagi Zean, tapi Zen.

Dan lagi, bukannya aturan ada untuk dilanggar? Zen memilih untuk melanggarnya dan melakukan hal ekstrem karena mungkin dia akan dimarahi oleh Felixia, tapi siapa yang bisa mengatur seorang Zen?

Dari dulu dia suka memerintah daripada diperintah.

Banyak orang bersujud di bawah kakinya, kenapa dia sekarang harus tunduk pada Felixia?

Zen tersenyum, tapi Felixia menyalahartikan bahwa Zen mengerti apa yang dia katakan.

"Mom! Tapi Dominic itu peliharaan ku, apa aku tak boleh memeluknya? Apalagi aku kan sudah merawatnya dari kecil!" ucap Zen, senyumannya hilang digantikan dengan air mata yang menggenang di sudut matanya.

Jika Zen menjadi aktor, mungkin dia sudah mendapatkan piala Oscar.

Tapi sayangnya dia adalah sosok yang tak ingin diperintah apalagi berada di bawah pimpinan orang lain.

Apalagi sekarang Zen memiliki sistem yang memberikannya kekuatan yang tak terbatas, masih banyak hal yang harus Zen cari tahu juga tentang sosok yang menghidupkannya kembali.

Walaupun waktu itu dia hanya mendengar samar, Zen masih mendengar jika dia menyebutkan nama Vynes, nama belakangnya.

'Riz, apa penciptamu adalah nenek moyang keluarga Vynes?'

[Bukan Tuan, tapi itu masih ada hubungannya dengan Anda, hanya itu yang bisa saya beritahu]

Setelah itu suara sistem langsung menghilang.

Zen menundukkan kepalanya, otaknya berpikir keras.

Tapi Felixia mengira jika Zen menangis dan membuat Felixia panik.

Banyak hal yang tak pernah Zen pikirkan sebelumnya, apalagi rahasia tentang kedua orangtuanya.

Ketika masih kecil, Zean dirawat oleh Ibunya sampai dia masuk sekolah dasar, tapi setelah itu Zean tak pernah melihat lagi Ibunya, bahkan dia melupakan rupa Ibunya.

Yang ditinggalkan untuknya hanya beberapa properti dan perusahaan yang hampir mengalami kebangkrutan sebelum Zean yang mengambil alih dan membuat perusahaan itu menjadi besar dan berada di urutan teratas.

Bahkan dari kecil Zean tinggal di panti asuhan walaupun bertemu Ibunya setiap hari.

Tapi, walaupun begitu Zean sangat senang karena masih bisa bertemu dengan Ibunya tidak seperti anak lain yang tinggal di panti asuhan.

Karena itu juga selama hidupnya, Zean selalu menyumbangkan sebagian harta yang ia punya untuk membangun panti asuhan dan beberapa tempat pengungsian untuk orang-orang yang tidak mempunyai rumah.

Bahkan Zean merekrut beberapa anak berprestasi dan membiayai semua akademi nya sampai ke universitas, tentu saja semua anak itu adalah anak yang lahir dalam keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.

Karena semua itu juga, orang-orang di dunia memanggilnya Dewi, selain wajahnya yang cantik, tubuh tinggi dan proporsional, Zean juga memiliki hati yang baik walaupun sifat aslinya sangat bar-bar dan minus akhlak.

Setelah kelahirannya kembali, Zen mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak pernah dia tahu.

Banyak rahasia dunia yang mulai terungkap, dan entah kenapa semua itu berhubungan dengannya.

Zen bingung tapi di satu sisi, dia juga penasaran tentang apa saja yang ada di dunia ini.

Tapi seperti pepatah, semakin tidak tahu maka semakin baik, karena selama ini banyak hal buruk yang terjadi kepada Zen, entah itu terjadi padanya atau orang-orang terdekatnya.

Yang paling ingin Zen ketahui adalah sosok pria yang muncul di ingatan sebelum kematiannya, dan kemana Ibunya pergi.

Jika Zen benar-benar tidak tahu tentang rahasia dunia, apa dia akan bisa menemukan Ibunya?

Yang Zen ingat hanya sosok bagian belakang seorang wanita, dia tinggi dan ramping, rambut hitamnya yang lurus dan panjang, apalagi senyuman hangat yang selalu muncul ketika Zean berbicara dengannya.

Tapi Zean tak pernah bisa mengingat bagaimana rupa Ibunya, yang dia ingat hanya sosok belakang dan senyumannya saja.

Banyak rahasia di dunia ini yang masih tersembunyi, apalagi keluarga Felixia di mana setiap perempuan yang lahir akan memiliki 2 jantung yang akan meningkat fisik mereka.

Tapi juga sekaligus kutukan, jika tubuh tidak bisa menyelaraskan dengan aktivitas kedua jantung itu, hanya ada kematian yang menanti.

Karena itu juga sejak masih kecil alias balita, semua anak perempuan yang lahir di keluarga Felixia akan dilatih dengan keras, bahkan porsi latihan mereka tidak lebih rendah dari porsi latihan orang dewasa.

Zen benar-benar tak habis pikir dengan mereka, anak yang masih sekecil itu dilatih dengan keras dan masuk dalam militer, walaupun memang untuk melatih, tapi bukankah lebih baik berlatih secara bertahap.

Zen hanya bisa membayangkan anak kecil yang sangat menderita dan kehilangan masa kecilnya karena tubuh yang mereka miliki.

Sistem DominasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang