17

5.4K 730 45
                                    

Setelah tiba di ruangannya, Zen langsung masuk ke dalam ruang khusus di sana.

Mengeluarkan belanjaannya, dan menaruhnya ke dalam kulkas.

Saat Zen sedang menata semua bahan masakan di dalam kulkas, Henry membuka pintu.

"Tuan Muda, Tuan Xaviero datang kemari dan ingin menemui Anda" ucap Henry yang membuat Zen mengernyitkan dahinya.

'Untuk apa anak itu kemari' batin Zen.

[Tuan, usia Xaviero lebih tua dari Anda, Anda harus sedikit sopan karena sekarang Anda hanya seorang anak berusia 10 tahun]

Suara sistem muncul di pikiran Zen, membuat Zen menaikkan sebelah alisnya.

Zen menghela napas lelah dan berbalik menghadap Henry.

"Tolong suruh dia menunggu… oh iya, aku memberitahu padanya jika kita seperti saudara, jadi jangan memanggilku Tuan Muda ketika bertemu dengan keluarga Vynes" ucap Zen yang mendapat anggukan dari Henry.

Zen kemudian keluar dari ruangan khusus itu dengan Henry yang memimpin di depan.

"Bagaimana dengan surat pernyataan yang ku inginkan?" tanya Zen tiba-tiba.

"Masih dalam proses hukum, jika diterima, Anda bisa menyatakan diri keluar dari keluarga Shakara" ucap Henry.

"Baguslah, lebih cepat lebih baik, aku tidak ingin mereka tau semua bisnis yang aku jalani, kau juga langsung menolak investasi dan kerjasama dari mereka kan?"

"Tentu saja, sesuai yang Anda inginkan, semua proyek kerjasama dan investasi dari perusahaan Shakara sudah ditolak" ucap Henry, sebenarnya dia menyayangkan jika perusahaan kehilangan puluhan milyar karena menolak kerjasama dan investasi dari perusahaan Shakara.

Tapi, mau bagaimana lagi? Henry tak mungkin membiarkan Zen menanggung rasa sakit lebih lama.

Sudah cukup selama ini dia diam karena perintah dari Zen, sekarang dia tidak akan menahan diri lagi.

Bahkan Henry tidak akan segan untuk meminta bantuan kepada keluarganya untuk menekan keluarga Shakara.

Dan lagi, selama ini Zen selalu menolak semua hal yang melanggar moral dan hukum, yang membuat Henry harus menahan dirinya untuk tidak melenyapkan keluarga Shakara.

Tanpa mereka sadari, mereka sudah sampai di ruang pertemuan yang memang dikhususkan untuk menjamu tamu atau perwakilan dari perusahaan lain.

"Paman Xavi, apa Paman memiliki urusan dengan ku?" tanya Zen yang sudah duduk di sofa seberang yang diduduki oleh Xaviero.

Xaviero tertegun mendengar panggilan dari Zen.

Sudah lama tidak ada yang memanggilnya dengan sebutan Xavi.

"Paman?" panggil Zen ketika melihat Xaviero melamun.

Setalah sadar karena panggilan dari Zen, Xaviero memberikan sebuah dokumen kepada Zen.

"Apa ini?" tanya Zen.

"Baca saja" jawab Xaviero.

Zen membuka kertas yang tertutup plastik biru itu, lalu membaca isi yang ada dalam kertas.

'Apa-apaan ini!' teriak Zen dalam hatinya.

Di kertas itu tertulis, DNA antara dia dengan Felixia dan Xaviero cocok.

'Wow! Impresif, aku hidup kembali di tubuh cucuku sendiri' batin Zen.

Tidak tahu apakah Zen harus senang atau sedih, senang karena dia terlahir kembali sebagai keluarga dari Xaviero, dan sedih karena kehilangan 1 cucunya.

Sistem DominasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang