Pernyataan Rasa?

458 23 0
                                    

Seorang prajurit vampire berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri sel tahanan diruang bawah tanah sebuah markas di Vexonia. Ia mencari keberadaan seorang calon fana dibalik bilik jeruji besi yang di tempati belasan budak manusia itu.

"Sial! Kemana putri Rinna, dan dimana calon fana itu!" geram Jace seraya memukul tembok dengan tangannya.

Tak lama seorang wanita vampire datang dari belakang dan memanggilnya. "Jace, kemari."

Jace segera menghampiri wanita itu. "Ya, putri Ashley?

Wanita itu menyentuh pipi Jace dengan lembut, "Kau tidak lupa dengan janjimu kan? Dimana fana pilihanmu itu?" ucap wanita itu setengah berbisik.

Pria itu hanya menunduk dan bingung.
"A-aku akan membawakannya padamu malam ini putri."

Putri vampire bernama Ashley itu tersenyum lalu menepuk pelan lengan atas Jace yang berotot.
"Bagus. Aku ingin melihatnya malam besok. Jika kau tidak membawanya, kau akan tahu balasannya nanti. Ayo kita pulang, urusanku sudah selesai di Vexonia." Ucapnya lalu berbalik badan dan pergi diikuti Jace dibelakangnya.

Jace berpikir keras sambil mengikuti putri itu berjalan, ia sudah menduga calon fana pilihannya itu telah kabur. Dan Rinna sudah membebaskan diri ke penyerbuan saat upacara penobatan berlangsung. Mau tidak mau, ia harus mencari manusia baru sebagai gantinya sebelum esok tiba.

______

Sudah setengah hari Lily berada di kabin perawatan markas Mike. Isabelle, Aiden dan Grace sempat menjenguknya saat Mike pergi. Lily masih tidak percaya dirinya bisa berbincang dengan para gadis vampire itu. Ternyata mereka tidak semenakutkan yang ia kira. Gadis-gadis vampire itu sangat ramah, hanya saja wajah mereka yang selalu pucat dan jutek. Mungkin mereka akan terlihat cantik jika tersenyum sedikit saja.

Kini Lily merasa sangat bosan hanya berbaring dan duduk di sebuah kasur kecil. Ia teringat perkataan pangeran itu, 'Aku akan kembali setelah kamu selesai makan, setelah itu, kita keluar.' Itulah yang dia katakan sebelum pergi. Nyatanya hari sudah malam tetapi Vampire itu tak kunjung kembali. Lily menggerutu kesal.

Ckrrk...

Seketika Lily mendengar klop pintunya dibuka. Mike muncul dari balik pintu dan menyapanya. "Selamat malam Lily."

Vampire itu berjalan dengan gontai menghampiri Lily.

"Kamu dari mana saja?" Tanya Lily yang berharap suaranya itu tidak terdengar simpatik.

Mike duduk di pinggir kasur yang berhadapan dengan Lily. "Maaf. Aku harus menghadiri rapat di kota Phinomesia mewakili Raja tadi. Kamu sudah makan?" tanya Mike santai.

Lily melirik kearah piring makanannya yang sudah bersih tak tersisa sejak tadi. Berharap Mike melihatnya sendiri. "Menurutmu bagaimana?"

Mike menatap piring dan mengangguk lalu tersenyum jahil. "Jadi kamu menungguku?"

Lily menggeleng lalu memalingkan wajah. "Tidak."

"Dengar, kalau wajahmu cemberut begitu, maka kamu akan lebih mirip dengan The Dark Angel yang tidak ada manisnya sama sekali," ledek Mike.

Seketika Lily langsung mengubah ekspresinya lalu melirik kearah Mike. "Benarkah?"

Mike tertawa kecil. "Tidak, aku bercanda. Baiklah ayo kita pergi."

Lily sempat melirik kearah bagian perut Mike. "Tapi lukamu... sudah sembuh?"

Mike seketika menyentuh baguab perutnya. "Darimana kamu tahu?"

"Aiden. Dia memberi tahuku."

Mike mengangguk.
"Aku sudah sembuh. Pertahanan daya tubuh vampire sangat kuat, jauh berbeda dengan manusia. Jadi luka pun bisa cepat sembuh."

My Strong Girl Mate [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang