Kerapuhan

214 17 0
                                    

Pagi hari itu, sinar mentari masuk lewat jendela kamarnya. Lily terbangun dan beranjak dari kasur. Tenggorokannya terasa sangat kering dan harus segera dialiri air. Gadis itu kemudian berjalan kearah dapur mengambil air minum.

Setelahnya Lily berjalan keluar,  menghirup udara pagi yang begitu sejuk di halaman depan rumahnya dan menyadari bahwa semalam hujan karena tanah dan rumput yang dipijaknya basah tergenang air.

Melihat embun-embun yang menggelayut di daun tanaman depan rumahnya, seketika Lily teringat kekuatan 'membekukan'. Gadis itu penasaran dan ingin mencobanya lagi. Lily berjongkok di depan tanamannya lalu menyentuh dedaunan yang penuh embun. Dan saat menyentuhnya, mengerahkan kekuatannya, daun itu membeku dalam hitungan detik. Kegiatan itu diulangi Lily sebanyak 4 kali ke tumbuhan yang berbeda dan gadis itu merasa cukup puas.

"Wah! itu keren. Tapi Dalvin dan Darlene tidak pernah mengajariku itu." Suara itu membuat Lily menoleh kebelakang.

Louie datang mengamati kegiatan kakaknya sambil membawa sesuatu ditangannya.

Mata Lily menyipit, tertuju kearah benda yang dibawa adiknya. "Dari mana kamu punya belati itu?"

"Oh.. ini belati pemberian Dalvin saat di wilayah peri," jawab Louie santai.

"Dalvin... memberimu belati?"

"Iya. Belati ini berguna untuk..."

Settt....

Gerakan cepat Louie saat menodongkan belati membuat Lily dengan cekatan bergerak mundur. Louie cukup terkejut dengan kecepatan kakaknya, sedangkan Lily menatapnya menantang.

"Jadi begini cara mainmu sekarang?" Lily menaikkan satu alisnya. Louie pun menurunkan belatinya dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang lagi.

Louie menebaskan belati seraya melangkah maju dan Lily masih  menghindar cepat dengan melangkah mundur. Sampai seketika gadis itu menahan tangkisan belati adiknya dengan sebilah tongkat. Rupanya saat berjalan mundur, Lily ingin mengambil benda itu di dekat pagar.

Belati Louie tertahan, Lily pun balas meyerangnya tak kalah cepat hingga Louie mulai kewalahan. Kini giliran Louie yang berjalan mundur.

"Dengan siapa kamu belajar bela diri Louie?"

"Dalvin dan Walter."

"Walter juga mengajarimu?"

"Ya. Kakak sendiri sejak kapan bisa jago berkelahi?" Tanya Louie balik sambil ngos-ngosan. Saat dirinya sudah lengah,

Dagg...

"Aakhh..."

Akhirnya satu tendangan mengenai kakinya hingga laki-laki itu terjatuh dan mengerang kesakitan.

"Aku pernah berlatih sebelum menjadi pasukan penyerbuan di Vexonia," jawaban Lily membuat Louie menatapnya tak percaya.

"Pasukan penyerbuan? hebat! jadi kau dulu salah satu dari anggota penyerbuan itu?"

Lily mengangguk lalu mengulurkan tangannya, menarik Louie berdiri. Laki-laki itu hanya tersenyum-senyum (menyengir).

"Kenapa menatapku begitu?" tanya Lily heran.

"Aku hanya kagum padamu. Baiklah, aku minta maaf. Aku hanya ingin tahu seberapa besar kemampuanmu dalam hal berkelahi."

Lily mendengus sambil sambil tersenyum. "Aku belum sehebat prajurit lain. Ingat Louie, gunakan kemampuanmu dengan baik dan jangan sampai kau melukai orang lain dengan senjata ini, mengerti?"

"Siap mengerti!"

____

Alecia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Setelah berbulan-bulan ia hanya mengurung diri sendirian di kamar. Gadis peri itu berjalan melewati lorong dengan langkah gontai seraya memandangi suasana yang ada di kastil peri.

My Strong Girl Mate [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang