Mimpi Buruk

204 14 0
                                    

Aku terus berjalan menyusuri hutan cukup gelap. Kaki ini seakan terus melangkah membawaku pada sebuah tempat. Tempat yang akan menunjukkanku sesuatu. Entahlah, aku tidak tahu sedang berada dimana dan sesuatu apa yang menantiku disana. Yang pasti hutan ini cukup sejuk dan membuatku tenang. Sepi dan hanya suara hewan hutan saling bersahutan dan menggema diantara pepohonan tinggi menjulang dan rimbun. Bunga poppy liar dan Dandelions banyak bermerkaran disepanjang hutan yang kususuri ini.

Setelah berjalan cukup jauh, langkahku terhenti di depan sebuah telaga dengan air yang jernih kebiruan yang diteduhi dengan pohon yang rindang. Aku melihat sosok wanita paruh baya berambut hitam panjang sepunggung sedang berdiri di bibir telaga memunggungiku. Wanita itu kemudian menoleh kebelakang lalu mengulas senyum kepadaku. Senyuman yang lembut dan menghangatkan.

Aku mengenali wajah wanita itu. Dia adalah ibuku. Aku bergerak menghampirinya lalu memeluknya erat. Kurasakan kehangatan saat ibu membalas pelukanku. Tangannya terulur membelai rambutku lembut.

Sampai akhirnya pandanganku teralih. Aku menangkap sosok Pria paruh baya berbalut kain putih. Kondisinya terlihat buruk. Raut wajahnya lesu dan pucat. Namun aku juga melihat raut ketakutan dan panik menjadi satu. Dia adalah Ayahku dalam kondisi yang sedang dirantai kaki dan tangannya. Diantara dua pilar hitam yang menyambung dengan rantai-rantai itu.

Ayah terlihat meringis kesakitan. Tak lama dua orang pria berjubah hitam datang lalu membentangkan kedua sayap putih ayahku dan memotongnya dengan pedang. Aku membelalak terkejut dibarengi teriakan yang tertahan. Berkali-kali aku meneriaki ayahku namun seperti ada yang meredam suaraku. Napasku tercekat, dadaku berdesir ngilu bersamaan dengan erangan ayah yang kesakitan. Darah terus mengalir punggungnya begitu satu sayapnya terpotong. Salah satu pria berjubah itu membawannya pergi, sedangkan satu pria itu mengeluarkan cambuk hitam dari kantung jubahnya lalu mencambuk ayahku berkali-kali.

Air mata terus membanjiri pipiku. Aku berusaha melepaskan pelukan namun ibu terus mendekapku erat, membiarkanku untuk tenggelam dalam tangis di pundaknya. Bisa ku rasakan pundak ibu yang bergetar. Ibu sedang terisak tanpa berkata apapun. Aku menatap ayah diam-diam. Begitu tersiksa, pedih dan terluka. Aku menutup mataku rapat. Benar-benar tidak sanggup melihat pemandangan mengerikan di depan mataku. Tubuhku bergetar hebat, tak kuasa melihat semua ini.

Kemudian teriakan itu mulai terdengar samar-samar. Masih dalam pelukkannya, ibu seperti membisikkan sesuatu di telingaku. "Itu adalah hukuman yang harus diterima Ayahmu, Lily."

"Lily..."

"Lily...!!"


(...)

"Lily..? Bangunlah nak...."

"Ibu... Ayah!!" teriak Lily yang kemudian terbangun. Napasnya terengah-engah dan sekujur tubuhnya telah basah dengan keringat. Ia melihat Aisha sudah duduk didepannya dan menatapnya cemas

"Kau kenapa Lily? Kau bermimpi buruk?"

Lily mengangkat wajahnya yang sudah basah dengan peluh dan air mata. Kemudian gadis itu menatap Aisha dan memeluknya.

"Aku bermimpi tentang ibu dan ayah bi. Aku... melihat ayah sedang disiksa oleh dua orang misterius dan... orang itu memotong sayap ayah.." jelasnya sambil terisak.

Sambil memeluknya, Aisha berusaha menenangkan. "Sudahlah Lily, itu hanya mimpi."

"Tapi bagaimana jika itu menjadi kenyataan bi? Bagaimana jika sayap ayah memang dipotong?"

Aisha meregangkan pelukannya lalu memegang kedua lengan Lily. "Itu tidak akan terjadi Lily. Bibi tahu kau sedang merindukan kedua orang tuamu. Tapi kau hanya bermimpi buruk, jadi... sudahlah, jangan dipikirkan lagi ya."

My Strong Girl Mate [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang