Ratu

228 17 0
                                    


Pukul 21.50

Lily masih berada di kamar Ratu Anya untuk melayani Ratu vampire itu. Kamar sang Ratu memang sangat besar dan luas dengan dinding yang di dominasi warna merah yang juga kental dengan arsitektur kerajaan.

Jelas sangat berbeda dengan selera Lily. Warna merah disana sangat mengidentikkan tentang kehidupan mereka sebagai bangsa vampire. Mengingat itu Lily sedikit bergidik.

Ratu Anya duduk di pinggir kasurnya seraya melepas sepatu hak tingginya.

"Bagaimana? Apa kau sudah mempelajari ilmu peri Lily?" tanyanya tiba-tiba yang mengejutkan Lily.

Sejenak Lily menghentikan kegiatannya merapihkan sepatu milik sang ratu.

"Tidak usah terkejut begitu. Aku sudah tahu sejak dulu kalau kau adalah manusia setengah peri," sambung Ratu lagi yang membuat Lily menoleh.

"Ba-bagaimana... Ratu bisa tahu?"

Ratu tersenyum enteng. "Kau lupa bahwa aku vampire? Aku tentu bisa merasakan keberadaan kaum sepertimu. Kaum peri."

Lily tertegun lalu menunduk.

"Kemarilah, kita berbicara disini. Aku tidak bisa melihat wajahmu kalau kau terus disitu," ujarnya dengan nada anggun.

Lily pun perlahan menghampiri sang Ratu lalu berlutut dihadapannya sambil menunduk.

"Mike pernah bilang bahwa kau adalah gadis peri yang hebat. Walaupun kau bukan seutuhnya peri, tapi kau sudah bisa menguasai kekuatan dasar peri."

Kedua mata Lily melebar. Tidak percaya Mike menceritakan tentang dirinya pada Ratu.

"Aku mengerti sekarang mengapa putraku menyukai gadis sepertimu. Kau adalah satu-satunya gadis yang mampu meluluhkan hati putraku," Ratu terdiam sejenak, menatapnya dalam. "Hubungan kalian berdua baik-baik saja kan?"

Lily sontak mengangkat wajahnya. Masih dengan terkejut, ia bingung harus memberi jawaban apa pada Ratu.

"Ka-kami... tidak..."

"Sudah lupakan pertanyaanku. Aku sudah tahu semuanya tanpa harus kau jelaskan lagi Lily," potong Ratu sambil tersenyum.

Lily terdiam dan menunduk, mengatupkan rahangnya kuat-kuat.

Sesaat suasana mendadak hening. Ratu merubah raut wajahnya menjadi serius. Entah bagaimana ekspresi wajahnya dapat berubah secepat itu. Tatapan dingin nan anggun itu menatap wajah Lily lekat-lekat.

"Dengar, kau adalah satu-satunya gadis keturunan peri yang tinggal di Axnessia. Itu sebabnya para Dementor ingin mengincar jiwamu. Apa Mike sudah memberitahumu hal ini?"

Lily mengangguk pelan.

Setelah menaruh segala perhiasan emasnya di atas nakas, Ratu kembali menatap Lily dalam. Wanita paruh baya itu menyentuh pundak Lily hingga gadis itu sedikit terkesiap. Membuat Lily jadi sedikit gugup.

"Salah satu cara agar para Dementor itu tidak mengincar jiwamu lagi adalah..."
Ratu berbisik. "Menghilangkan jiwa peri yang ada pada dirimu."

TENGG...TENGG....

Dentangan jam kuno yang sudah menujukkan pukul 22.00 itu memecah keheningan malam di kamar Ratu Anya. Sejenak suasana kembali hening saat dentingan jam berhenti. Lily masih terdiam sambil berusaha mencerna apa yang dikatakan Ratu barusan.

"Ini sudah pukul sepuluh. Kau boleh pulang Lily. Ku peringatkan jangan terlalu larut," ujar Ratu dengan nada anggun nan dinginnya.

Lily mengangguk. "Terima kasih Ratu. Saya permisi," pamit Lily yang kemudian berdiri dan meninggalkan kamar sang Ratu.

My Strong Girl Mate [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang