Trick

178 13 0
                                    

Kabar mengenai terebutnya Black Dagger oleh vampire Argartha menyebar luas sampai ke wilayah peri dan warlock. Ratu Aemilie pun ikut turun tangan dan menyerahkan prajurit mereka untuk bertempur ke wilayah Argartha. Begitu pun juga pemimpin Warlock bernama Michelle yang sudah habis kesabaran menghadapi anak buahnya yang telah berkhianat itu.

Pagi itu, seluruh kaum manusia yang tinggal di Axnessia akan dievakuasi ke tempat yang aman. Mereka tidak boleh berada di dalam rumah masing-masing, karena situasi kota yang sedang rawan diserang.

Seluruh pasukan termasuk Raja Darius dan teman-teman Mike sudah berkumpul di markas dengan pakaian perang mereka. Termasuk Lily yang juga sudah memakai baju tempurnya. Sejumlah senjata sudah siap di tangan dan sabuk mereka termasuk cincin yang diberikan warlock untuk melindungi mereka dari panas matahari nanti.

Raja Darius yang sedari tadi berdiri di depan pintu markas itu berbalik lalu memanggil putranya.

"Ada ada, Pa?" Pangeran Vampire itu
menghampiri ayahnya.

Mereka terdiam cukup lama. Raja hanya menatap Mike dengan sorot ketenangan kali ini. Namun Mike hanya bisa menunduk, ia sedikit canggung saat berhadapan dengan ayahnya saat itu.

"Boleh Papa minta satu hal padamu?"

Mike mengangkat wajahnya. "Tentu saja, Pa."

Darius pun meraih lengan putranya. Satu tangannya lagi menepuk pundak Mike tegap. "Tolong jaga Mama dan kakakmu Rinna."

Mike mengeryit heran. "Tentu Mike akan menjaga mereka. Kenapa Papa bilang begitu?"

"Maafkan Papa. Selama ini Papa mengabaikan kemampuanmu, Papa telah ragu untuk mempercayaimu Mike. Papa telah salah selama ini. Seharusnya Papa mendukungmu, membimbingmu untuk menjadi seorang Pangeran yang baik. Namun Papa malah mengekangmu. Papa minta ma..."

"Sudahlah Pa, jangan berbicara seperti itu,"

Darius pun kembali menatap putranya dengan wajah penuh harap. "Papa tidak tahu akan selamat atau tidak saat pertempuran nanti. Papa hanya punya kau Mike. Dan Papa sangat mempecayaimu, satu-satunya putra mahkota yang menjadi kebanggaan Papa."

Mike terdiam sambil menatap wajah ayahnya. Hatinya tiba-tiba tersentuh sekaligus terharu saat mendengar langsung perkataan dari ayahnya. Takut kehilangan bercampur jadi satu. Namun ia berusaha menyingkirkan bayangan buruk yang datang dalam pikirannya tiba-tiba.

"Kita semua akan selamat, dan merebut Black Dagger kembali Pa. Ayolah, jangan berbicara seperti itu."

Raja hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Kemudian salah satu pemimpin pasukan menyeru mereka untuk segera melakukan perjalanan ke wilayah Argartha.

____

Siang itu. Seluruh prajurit telah tiba di perbatasan wilayah antara Greesland dan Argartha. Beberapa pasukan dari Vampire Argartha pun telah membentuk barisan di lapangan itu untuk mulai menyerang. Mike dan teman-temannya memandang sengit mereka. Jiwa perang mereka mulai berapi-api, ditandai dengan iris mata mereka berubah menjadi merah.

Lily masih berdiri di belakang punggung Mike. Sebenarnya ia tidak yakin akan ikut melawan, namun mau tidak mau, ia harus tetap maju. Pertempuran sudah di depan mata. Gadis itu berusaha meyakinkan tekadnya.

"Serang mereka!!" seru Arnold keras memberi aba-aba pada pasukannya. Seketika semua prajurit berlari mengangkat pedangnya dan mulai menyerang.

Jantung Lily semakin berdegup kencang melihat situasi di sekitarnya. Penyerangan ini lebih besar di bandingkan penyerbuan yang pernah diikutinya di Vexonia. Gadis itu menggigit bibir sambil terus waspada. Beberapa belati dan anak panah sudah siap di sabuknya.

My Strong Girl Mate [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang