~Part 7~

11.3K 804 112
                                    

Happy reading❤

di balik topeng polosnya.


Sendy terlihat termenung dengan pandangan menatap ke arah langit-langit kamarnya yang serba berwarna pink, warna favoritnya, dirinya termasuk dari keluarga kaya hanya saja dia anak yang tidak memiliki seorang ayah, ayahnya meninggal saat dia berumur 13 tahun.

Sekarang pun dia hanya tinggal bersama sang  ibu, ibunya mempunyai sebuah restoran, dimana usaha restoran tersebut telah berkembang pesat, dan lumayan terkenal di kalangan anak remaja pada umumnya.

Sendy terlihat menghela nafas berat, masi memikirkan kejadian di kantin tadi, dia hanya sedikit merasa tidak suka, mengingat kedua laki-laki yang seperti ingin merebut gadis itu, gadis yang selama ini sendy ingin dekati tetapi begitu sulit.

Padahal jika carletta yang mendekati kedua laki-laki tampan tersebut bukan masalah baginya, namun bagaimana jika sebaliknya, kedua laki-laki tampan tersebut yang malah ingin merebut gadis incarannya, di anjurkan untuk tidak memikirkan hal yang negatif.

Sendy berfikir Letta tidak boleh dekat dengan siapapun selain dirinya, sejak dulu dia sudah mengagumi dan suka akan Letta yang Anti sosial tetapi tidak dengan sekarang, dia menginginkan hanya dirinyalah yang di anggap ada hanya, dia.

Ketertarikannya pada sosok carletta yang pendiam dan sangat Ansos membuat sendy bertekad untuk mendekatinya, dan kejadian tadi di kantin, terlihat menyebalkan namun juga menggemaskan.

"Ih...gemes banget si" geregetnya sembari tersenyum cantik mengingat tingkah carletta yang baru pertama kali dirinya lihat, di pikir-pikir, carletta yang banyak tingkah semakin menarik.

***

Carletta terlihat sedikit frustasi dengan keadaan di kamarnya yang sangat membosankan, ingin keluar pun tapi magernya minta ampun, dan pada akhirnya carletta hanya bisa menghela nafas jengah dengan pandangan yang menerawang ke arah langit-langit kamarnya.

Tanpa sadar, carletta malah memikirkan alur cerita novel yang tengah ia tempati, bagaimana jika sebagian dari cerita akan berubah, bagaimana pun, menurut cerita transmigrasi yang sering dia baca dulunya, perubahan tetap akan terjadi dengan dirinya yang akan menjadi tumbal.

Memikirkan hari ini saja, carletta sungguh belum mengetahui siapa saja pemeran dalam novel tersebut, tampangnya saja carletta belum mengetahuinya, namun jika di telisik lebih teliti, bukankah beberapa laki-laki tampan yang sempat bersinggungan dengannya adalah salah satu dari tokoh dalam novel, salahkan saja mereka yang terlihat sangat tampan sampai dia menyimpulkan dengan sendirinya.

Rasa waspada tiba-tiba muncul dengan sendirinya, niat carletta memang bukan untuk mengikuti drama sialan tersebut, namun anehnya, rasa pencinta cogan dalam darahnya seketika berdesir dan ingin memiliki harem saja jika memang dapat ia lakukan.

Jika tidak bisa membuat harem, salah dua dari ketujuh pria tampan tersebut pun tidak jadi masalah bukan, karna sekarang jam, hampir menunjukkan pukul ssepuluh malam, carletta berniat untuk pergi ke mini market sebentar, stok cemilannya ternyata sudah habis.

***

"WOYY BERHENTI NGGAK LO!" teriakan seseorang dengan banyaknya langkah sepatu yang terdengar seperti tengah berlari berhasil menarik perhatian carletta dari ponselnya.

Tepat saat carletta mengadah dan menatap ke asal suara, wajah tampan namun manis berhasil membuatnya mengerjap hanya dalam kurun lima detik, lalu di lanjutkan dengan banyaknya pria yang mengejar laki-laki manis tersebut, terhitung sekitar 13 orang memakai jaket berwarna hitam dengan lambang tengkorak, seperti sebuah geng, pikirnya.

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang