~Part 35~

2.5K 141 25
                                    

Suasana pagi hari ini terasa cukup sejuk dan terlihat damai, waktu masi menunjukkan pukul lima tiga puluh pagi, walau mentari masi nampak malu-malu untuk memberikan kehangatan serta menampakkan sinarnya yang hangat, bagi sepasang remaja yang masi tertidur lelap bahkan tak menghiraukan angin sepoi-sepi yang terasa mulai memasuki kamarnya yang tiarainya bahkan tak tertutup rapi.

Tertidur layaknya pasangan yang baru menikah, Ares kini bahkan telah terbangun dengan keadaan yang terlihat sangat menggoda, baru bangun saja wajahnya masi terlihat memukau bahkan sangat seksi dengan mata yang sedikit menyipit karna cahaya yang mulai merambat memasuki jendela kamar apertemennya, setelah kesadarannya telah kembali Ares menatap ke arah jam yang telah menunjukkan pukul enam pagi.

Pelukan manja serta kecupan-kecupan kecil ares layangkan selagi carletta tertidur lelap, tak terusik sama sekali padahal niat ares memang untuk membangunkannya namun memang pada dasarnya begitu kebo carletta bahkan tak memperdulikan tindakan ares pagi ini karna dirinya sungguh masi merasa mengantuk.

Di suguhi pemandangan cantik di pagi hari tentu ares tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, di telisiknya wajah sang kekasih yang terlihat sangat cantik, jarinya mulai menelusuri wajah cantik carletta, terlihat kelopak mata yang masi tertutup rapat ini di sana tersembunyi bola mata yang sungguh terlihat indah dan mempesona, bahkan areapun langsung terjerat akan pesonanya.

Tanpa sadar jarinya berhenti pada bagian bibir carletta yang ternya lembut di jarinya, ares memejamkan mata sejenak dirinya sungguh ingin merasakan bibir seksi carletta yang terasa seperti membisikkannya untuk memakannya sekarang juga, carletta terlihat begitu nyaman tertidur dalam dekapannya yang hangat membuat hati arespun ikut menghangat karnanya.

"Hanya satu kecupan, nggak papakan?" pertanyaan yang di sertai gumaman untuk dirinya sendiri, ares bahkan tanpa sadar menekan bagian bawah bibir carletta yang terasa begitu empuk di jarinya yang besar.

"sayang, izin kecup ya" terlihat carletta yang mulai menggeliat tak nyaman karna ares begitu banyak gerak namun tetap saja matanya tertutup rapat dengan kembali mendengkur halus membuat ares terkekeh ringan karna gadisnya sungguh terlihat menggemaskan.

Bahkan kini ares mengartikan bahwa respon yang carletta berikan adalah tanda perserujuannya, gila ares memang sudah tidak waras, dengan perlahan ares mulai mendekatkan wajahnya, ares sedikit mengangkat dagu sang kekasih agar mempermudah ciuman yang akan di berikan, namun naasnya sebelum kiss morning yang ares ingin berikan kepada sang kekasih terjadi, tepat di waktu tersebut pintu kamar apertemennya roboh.

Ares menggeram kesal, tatapan tajamnya kini menghunus ke arah pintu di mana keenam inti dangerous sekaligus sahabatnya itu tengah berdiri dengan berbagai ekspresi, "weh-weh apenih?!" terlihat iqbal yang langsung masuk di ikuti yang lain dengan sesikit intonasi yang lebih tinggi, hatinya sedikit terbakar tentu saja.

"bisa-bisanya ya, pak ketu bawa-bawa istri kita-"

"siapa yang lo bilang istri!" dingin ares semakin menatap ke arah candra dengan pancaran kematian, istri kita katanya, sungguh lelucon yang sangat membuat darah ares mendidih mendengarnya, candra yang merasa hawa yang cukup menyeramkan lebih memilih menyembunyikan dirinya di belakang kenan sang wakil dangerous.

"Res lo nggak bisa egois" datar arnold menimpali seraya menatap punggung carletta yang mulai bergerak tak nyaman.

"sttt, tidur lagi ya sayang" bisik ares tak ingin membuat carletta terbangun dan beralih menatap wajah tampan para sahabatnya yang sayangnya ares tau carletta memang pecinta cogan, jadi tak salah jika ares was-was.

Namun terlambat, carletta telah terbangun dengan kelopak matanya yang perlahan mulai bergerak terbuka, memancarkan kehangatan di mata ares yang kini memandang sang kekasih dengan lembut, membuat carletta yang memang belum menyadari kedatangan keenam laki-laki tampan di belakangnya kini malah melempar senyum hangat pada ares yang kini mulai bergerak menyatukan keding keduanya.

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang