~Part 26~

2.9K 246 6
                                    

HAPPY  READING:)

"Stop!" carletta menghentikan langkah ketujuh inti dangerous tersebut, merasa terganggu karna mereka terus mengekori dirinya.

"Gue nggak suruh kalian buat ngikut, mending kalian pergi" pinta carletta, untuk hukuman tentu dirinya belum memikirkan, itupun hanya untuk menggertak mereka saja tadi, tidak lebih.

"Kamu ngusir?" tanya Iqbal dengan tampang lesunya. melihat pemandangan yang cukup menyakiti mata carlettapun akhirnya membuang muka dengan nafasnya yang terdengar lelah.

"Gue cuma minta untuk sendiri, tolong" carletta terlihat menatap kearah mereka dengan lelah, membuat para pangeran tersebut merasakan perasaan bersalah yang begitu besar.

"Kita akan pergi, tapi tolong jangan marah please" Kenan terlihat memohon namun tampangnya masi begitu datar, seakan tidak mempunyai niat padahal memang begitulah karakter Kenan, si muka lempeng.

"Ta, aku minta maaf" terlihat Ares yang berusaha untuk mendekati carletta, ingin menghindar namun tatapan kesedihan Ares juga mengganggu dirinya, walau datar namun carletta dapat merasakan jika bukan Ares saja yang merasa bersalah tapi mereka semua.

"Gue tau, selama ini kita emang udah deket, tapi apakah harus, sampai bikin masalah cuma gara-gara hal sepeleh kayak gini, kalo sampe om tadi patah tulang, kalian mau tanggung jawab?" pertanyaan carletta memang sederhana, suaranya pun mengalun dengan lembut dan penuh ketenangan.

Tapi itulah yang membuat ketujuhnya ketar-ketir tidak karuan, bagaimana ini.

"Dia udah berani-"

"Nyentuh gue?" sela carletta dengan tampangnya yang kini berubah serius.

"Siapa gue bagi kalian?" carletta ingin tau jawabannya, walau dirinya memang sudah dapat menebak dengan kelakuan mereka yang memang tidak pernah dia duga.

"Lo adalah orang yang paling penting bagi hidup gue" Reyhan terlihat ikut melangkah mendekati carletta, lalu mengambil telapak tangannya membawa mendekati bibirnya dan mengecupnya.

"Kamu adalah orang yang sangat spesial bagi aku tentu saja" Iqbal juga terlihat ikut mendekat dan melakukan hal yang sama seperti yang Reyhan lakukan beberapa detik lalu.

"Jangan pernah bertanya, karna kamu adalah sosok yang amat berharga bagiku" Kevin yang memang lebih dewasa pemkirannya, tentu sedikit membuat kata-katanya terdengar dramatis.

Carletta terlihat masi diam mematung, menunggu kelanjutan semuanya agar dapat memuaskan dirinya. terlihat juga, Kenan serta Arnold yang menggaruk tengkuk tidak tau akan mengatakan apa, namun tindakan mereka sudah cukup membuktikan ketika keduanya berjalan mendekat dengan mengecup keningnya di sisi yang berbeda.

Berbeda dengan Chandra, dia masi terdiam dengan pikiran yang berkecamuk, "Mungkin untuk sekarang, lo bagai seorang sahabat buat gue" Chandra tidak sepenuhnya berkata seperti itu, melihat banyaknya yang menyukai atau mungkin mencintai gadis cantik di depannya ini, Chandra mana mungkin akan gegabah.

Tidak ada yang menyadari, bahwa terlihat wajah Ares yang memerah entah karna apa, tidak ingin membuang waktu, Ares pun pergi meninggalkan mereka semua, termasuk carletta yang menatap kepergian Ares dalam diam.

"RES, WOY, LO MAU KEMANA?!" Chandra berteriak cukup kencang, suaranya pun terdengar menggema di sepanjang koridor sekolah lantai satu.

Ares berlari kecil, dengan dada yang terasa mendidih, marah dengan semuanya, langkahnya telah tiba di parkiran sekolah, berhenti lalu mulai menaiki motor sportnya dengan meninggalkan sekolah dalam keadaan kacau.

"SIALAN!" teriakan Ares terdengar teredam karna tengah menggunakan hlem, kepalan tangannya bahkan memukul stir motornya dengan kuat.

"ANJING!!!" teriakan yang terdengar begitu frustasi membuat Ares berakhir meneteskan air matanya, rasa tidak terima untuk berbagi adalah hal yang paling Ares benci.

Namun ini adalah para sahabatnya, sahabatnya dari mereka bahkan masi di dalam kandungan. apakah bersaing dan membunuh mereka adalah hal yang benar.

Tidak!, Ares bahkan masi waras untuk melakukan hal gila seperti itu.

Namun bagaiman dengan cintanya, bagaimana dengan kebahagiaannya, apakah berbagi adalah hal yang masuk akal baginya, tentu tidak.

Berjuang, bersaing, hanya untuk mendapatkan gadis yang mereka cintai, apa dirinya akan melakukannya, entahlah, Ares bahkan tak bisa berfikir untuk sekarang.

Beri dia waktu.

"Apa kita salah?" gumam Arnold dengan pndangan keluar gerbang sekolah, posisi mereka masi sama, berdiri di depan gedung sekolah dengan pandangan menatap kearah dimana perginya sang ketua.

"Kayaknya kita udah kelewatan," Reyhan ikut bergumam dengan pandangannya yang beralih menatap carletta.

"Ta, sekarang gimana?" tanya Reyhan karna hatiya tentu merasa khawatir, mencintai gadis didepannya ini, bukan berarti Reyhan akan membiarkan sang ketua sampai depresi.

Carletta tidak menjawab, hanya menatap Reyhan dengan pandangan kosong, lalu berbalik, ikut meninggalkan mereka semua menuju kelas, guna menggambil ranselnya dan ikut pulang, carletta tidak peduli lagi, dirinya ingin beristirahat walau untuk sesaat.

Memikirkan alur cerita ini membuat kepalanya pening, memikirkan karakter mereka, termasuk Ares sungguh membuat hatinya tidak tenang.

"Apa yang harus gue lakuin?" lirihnya dengan terus berjalan menaiki tangga menuju kelasnya. walaupun mempunyai niat untuk mengoleksi suami-suami tampan, namun semakin kesini, carletta semakin merasakan ketulusan mereka.

Beri dia waktu untuk mengambil keputusan.


Welcome guys,

Aku harap masi ada yang nungguin lanjutnya kisah carletta, minta vote sama comennya yah, soalnya saran kalian bakal ngebantu aku banget buat lanjutin cerita ini sampai akhir.

Thankyou guys love buat kalian:)

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang