~Part 17~

4.9K 388 10
                                    

Happy Reading💥💥

Markas Black Fire💥

Jam pulang telah berbunyi beberapa saat lalu, Ares beserta anggota inti yang yang lain tanpa Kenan berniat untuk menemui carletta, mengajak gadis mereka untuk pulang bersama adalah tujuannya, namun belum sampai keluar kelas, terlihat carletta yang berjalan melewati Ares beserta yang lain, mereka masi berada di ambang pintu kelasnya, menatap saksama pada sosok gadis cantik yang terlihat fokus dengan ponselnya.

Ares dengan cepat menyadari, membawa langkahnya mengikuti gadisnya dengan langkah pelan, "Hai" Ares terlihat menggenggam telapak tangan carletta yang nganggur, carletta yang tersentak kaget sontak saja menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah Ares yang berada di sampingnya sekarang.

Bahkan Ares terlihat tidak menatapnya, melainkan malah menatap dengan intens tangan keduanya yang saling menggenggam. "Res" carletta mencoba untuk menarik perhatian Ares yang terlihat terus memperhatikan tangan keduanya, bahkan Ares terlihat seperti sibuk dengan dunia barunya.

"Mungil banget"

"Heh?" sontak saja kenig carletta mengkerut ketika mendengar gumaman Ares, Arnold yang melihat kelakuan sang ketua hanya bisa menggeleng tidak percaya.

"Ta, pulang bareng" terlalu greget dengan kelakuan Ares, Kevin pun langsung menarik tangan carletta membuat sang empunya tangan kembali tersentak. namun pegangan Ares yang kini semakin menggenggam telapak tangannya dengan kuat pertanda, bahwa dirinya tak suka gadisnya di sentuh.

"Lepasin. tangan. lo!" Ares begitu menekan setiap kalimatnya, membuat Kevin tak habis pikir dan berakhir mengangkat kedua tangannya ke udara dengan sesekali berdecak. 

"Letta sayang, pulang bareng A'a yuk" ajak Iqbal dengan intonasinya yang sengaja di lembutkan, membuat Ares semakin kesal dan berakhir memukul tengkuk Iqbal, membuat Iqbal berakhir terbatuk karna pukulan Ares di tengkuknya yang sangat kuat.

"Anj..." suara Iqbal yang mengumpat di ikuti dengan suara batuknya yang sangat kuat benar-benar membuat tenggorokannya sakit. "Banyak gaya si lo" datar Arnold, namun dengan sigap membantu Iqbal dengan mengurut pelan tengkuknya. sedangkan Rayhan, Kevin, terutama chandra tertawa begitu keras.

Carletta terlihat kasihan namun juga menggeleng tak habis fikir dengan kelakuan Ares yang tidak pernah ia lihat. "Aku nggak bisa pulang bareng kalian sekarang, aku lagi ada urusan" ujar carletta membuat keenamnya terdiam menunggu kalimat selanjutnya dari gadis cantiknya mereka.

"Aku tadi di panggil sama kepala sekolah, di suruh ke sana dulu si katanya kalo udah pulang" jelasnya membuat kelimanya mengangguk mengerti, namun tidak dengan Ares yang terlihat berfikir sejenak seraya menelisik carletta dengan saksama.

"Itu si tua bangka nggak bakal ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Ares dengan tatapan yang menyipit membuat carletta mendengus karna geli. "Aku ikut" pintanya dengan ekspresoi datarnya yang sedatar triplek, namun carletta tidak mengindahkan keinginannya.

"Udah si, kalian balik duluan aja ya, aku nggak yakin kalo urusannya bakal cepet, takutnya lama" jelasnya sekali lagi, guna mengusir mereka secara halus, lalu tatapannya mengedar menatap kelimanya dengan tersenyum tipis, yang langsung dapat di mengerti dan berakhir menggangguk secara bersamaan.

Tatapan carletta kini kembali menatap ke arah Ares yang tinggi carletta hanya mencapai dagunya saja, tatapan keduanya terkunci, Ares terlihat mulai menyandarkan kepalanya di bahu Carletta ketika mendapati tatapan carletta, yang benar-benar mnyuruhnya untuk kembali terlebih dahulu, rasanya tidak rela meninggalkan gadisnya seorang diri untuk pulang, namun mau bagaimana lagi, ini adalah perintah dari baginda ratu.

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang