~Part 18~

4.2K 358 2
                                    

Happy Reading ❤

________________©©©_______________

Suara yang begitu carletta kenal membuat jantungnya hampir lemas, terdengar begitu tajam menyiratkan ketidak sukaan, membuat carletta merasa seperti tengah tertangkap basah telah selingkuh. begitupun anggota blackfire yang lain, merekapun sama-sama tak sadar akan kedatangan Ares, ketua Dangerous yang kini tengah memasang raut tak suka dengan menatap tajam ketua mereka, Alex.

Langkah Ares terdengar mendekat, bahkan carletta merasa tak punya nyali hanya untuk berbalik menatap Ares yang pastinya tengah memasang wajah garang. "Mampir ke sini dulu, hm?" di peluknya pinggang ramping sang gadis dengan menyandarkan dagunya pada bahu carletta, menjajarkan wajahnya dengan sang gadis, namun tatapannya tetap mengarah ke sang ketua blackfire, tajam dan bengis.

"Ngapain?!" suara Ares terdengar serak, intonasinya benar-benar rendah, membuat bulu kuduk sebagian anggota blackfire meremang, bahkan carletta sampai tersentak di buatnya.

"Lo yang ngapain ke sini?!" tanya Alex membuat carletta mengurungkan niatnya untuk membalas ucapan Ares yang rengkuhannya kini malah semakin mengerat.

"Lo diem, nggak ada yang ngajak ngomong!" dingin Ares kembali berpusat memfokuskan arah pandangnya membuat deru nafas Ares dapat carletta rasakan dengan jelas di pipi kanannya yang kini mungkin terlihat memerah karna malu, hanya sedikit.

"Sayang!" tegas Ares membuat carletta segera menguasai diri karna benar-benar tertekan di bawah aura Ares yang begitu dominan. 

"Aku, kesini karna cuma buat nuntasin yang kemaren" jelas carletta namun Ares malah mengernyitkan kening bingung karna tak paham ucapan sang gadis. di baliknya tubuhcarletta menghadap ke arahnya membuat carletta lagi-lagi tersentak karna terkejut, pergerakan Ares terlalu tiba-tiba.

mendapati tatapan Ares yang seolah memintanya untuk menjelaskan lebih lanjut membuat carletta menghela nafas pelan. "Kemarin bukannya mereka juga nyari aku iya?" carletta balik bertanya, kini berganti aura carletta lah yang lebih dominan membuat Ares dan yang lain tersentak.

"I-iya" Ares terlihat ragu untuk mengakui bahwa anggota blackfire juga turut ikut andil mencari keberadaan gadisnya. namun dirinya juga tidak mungkin untuk berbohong, apalagi sekarang dirinya berada di dalam markas mereka.

"Jadi sekarang, apa salah, kalau aku ngunjungin mereka cuma buat ngucapin terimakasih?" Ares terlihat gelagapan, lalu mulai menangkup pipi carletta dengan kedua telapak tangannya yang besar. "nggak kok, nggak salah" ucapnya dengan tersenyum tipis seraya mengelus lembut pipi carletta.

"Sekarang kita balik, yuk" carletta terlihat kembali menghentikan gerakan Ares yang terlihat seakan ingin menyeretnya untuk cepat-cepat keluar dari markas tersebut. "Apa lagi?!" Ares terlihat kesal, memasang raut datar yang sangat berbanding terbalik dengan kalimatnya yang terkesan merengek.

"Gue belum ngucapin terimakasih"

"GUE?!!!" sentak Ares, dirinya sungguh tak terima ketika carletta harus mengucapkan kalimat 'lo, gue" dengannya.

"Balik sekarang!" Ares benar-benar menyeret carletta namun dengan lembut. carletta tak menolak karna dirinya memang berniat untuuk menjahili Ares karna telah berani mengikutiinya, bahkan tidak mengindahkan ucapannya untuk pulang terlebih dahulu.

Setelah sampai di depan mansion carletta, Ares tak langsung pergi melainkan ikut memasuki mansion tersebut bersama carletta, kapan lagi bisa memasuki kemansion besar gadisnya yang sungguh dijaga ketat oleh para bodyguard berbadan besar. keluarga Alexander memang benar-benar mempunyai niat yang sangat besar untuk menjaga tuan putri di mansion tersebut.

"Masih ngambek?" Ares yang terus mengekori gadisnya sampai di ruang keluarga pun sontak menggeleng ketika sang gadis menatap ke arahnya. dirinya sudah tak marah ketika carletta memeluknya dari belakang ketika pulang bersamanya, sedangkan motor carletta, Ares telah menghubungi orang suruhannya untuk membawa pulang motor sang gadis.

"Kalo gitu duduk, aku mau ganti baju dulu" carletta berniat untuk berbalik dan pergi menuju kamar, namun Ares malah menarik seragamnya pertanda dirinya tak mau di tinggal, ekpresi Ares pun kian berubah saat bersamanya, membuat carletta kembali menghela nafas pelan.

Untungnya orang tuanya kini masih berada di kantor jadi tidak perlu khawatir jika mereka akan di pergok jika carletta membawa Ares ke kamarnya. hanya untuk menemani tidak lebih, karna sepertinya Ares tidak ada niatan untuk melepaskannya sedikit saja setelah kejadian tadi di markas blackfire.

Berakhirlah Ares yang kembali membuntuti sang gadis sampai setia menunggu carletta yang tengah membersihkan diri, dengan dirinya yang tengah memainkan ponsel dengan posisi telungkup di kasur nyaman milik carletta.

***

"Tuan"  Axel terlihat mendongak, menatap ke arah sang sekertaris sekaligus sahabatnya yang tengah menyodorkan sebuah berkas yang ia pinta. 

"Tidak biasanya kau tertarik dengan seorang gadis, bahkan gadis tersebut masi kecil" Erlangga Saputra, bertanya dengan kalimatnya yang baku, bahasa mereka memang seperti itu, umur mereka pun tak jauh-jauh sama-sama berkepala tiga.

"Aku juga tidak tau, namun rasa tertarikku padanya cukup membuat ku penasaran." datarnya dengan ekpresinya yang lempeng membuat Erlan tertawa dengan menggeleng tak habis fikir.

"Aku sarankan untuk kau segera menjauh, namun jika kau telah menjatuhkan hatimu padanya, maka aku sebagai seorang sahabat hanya bisa mendukung setiap keputusanmu" Erlan segera menormalkan kembali eekpresinya dan segera berpamitan, memberikan ruang untuk Axel yang tengah di landa rasa tertarik yang mendalam. 

"Tidak heran, kau memang masih kecil" ungkapnya lalu mendesah menyenderkan punggung besar nan kekarnya tersebut di kursi kebesarannya. seraya terus menatap map yang berisi data-data gadis kecil yang telah berhasil menarik perhatiannya. membuat Axelio langsung saja memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Sepertinya butuh waktu lama untuk menjadikanmu nyonya besar di keluarga pratama" gumamnya dengan hembusan nafas pelan, lalu menutup mata guna mengistirahatkan pikiran dan hatinya.

--------------------------->>><<<-----------------------

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang