~Part 25~

3.1K 263 6
                                    

Happy reading❤

___________________©©©_________________

Keadaan kelas XI IPA II, terlihat sangat ramai dan berisik, mereka seakan lupa bahwa mereka sedang berada di sekolah, guru-guru sedang mengadakan rapat mendadak, mengakibatkan seluruh siswa siswi di bebaskan dari berbagai mata pelajaran hari ini.

Sedangkan carletta sendiri hanya berdiam diri, tanpa berniat untuk melakukan apapun. duduk terdiam seorang diri, melamun entah memikirkan apa, raut carletta terlihat sendu, menatap ke arah luar jendela tanpa memperdulikan para teman kelasnya yang sungguh berisik.

Carletta terlihat merenung memikirkan pemikiran yang sempat terlintas dan rasa rindu yang sempat juga menghampiri, keluarganya tercinta, orang tuanya, carletta merindukan mereka, kehidupannya yang dulu. 

Namun di kehidupan keduanya, carletta juga pasti tidak akan rela untuk meninggalkan mereka, tentu saja para laki-laki tampannya. 

Bagaimana pun di dunia novel ini, banyak hal yang dapat carletta pelajari, lebih dapat bersikap adil, dan tentunya dewasa, tidak seperti ketika menjadi carletta di dunia aslinya yang serba di manjakan.

Walaupun dirinya juga di bebaskan namun hampir tidak ada laki-laki yang berani mendekatinya.

Carletta akui manusia yang hidup di dunia novel ini, memiliki visual di atas rata-rata, dan bedanya lagi di dunia novel ini populasi dari kalangan bawah, atau lebih kasarnya orang miskin, hampir punah. 

Bukan hampir lagi, memang rata-rata kaya semua.

Sekarang carletta baru menyadari keadaan sekitar yang lumayan hening, menatap sekeliling, kening carletta di buat berkerut akan tingkah para gadis yang seolah-olah tengah melihat seorang artis.

Langkah kaki yang cukup begitu banyak terdengar dengan jelas di kedua telinga carletta yang memang tajam akan suara apapun. bahkan pekikan serta teriakan yang begitu memekakkan telinganya membuat carletta harus menutup telinganya rapat-rapat karna suara yang begitu nyaring memasuki gendang telinganya.

Sialan!.

"Gadis kecil" panggilan dari seorang pria yang terasa familiar membuat carletta mendongak, pendengarannya memang tajam, namun mengapa malah pria yang kini membuat carletta membulatkan matanya terkejut berada disini, dikelasnya!.

Anjir Kaget?, tentu saja!. 

"Kok-, ngapain?" carletta terlihat mulai bangkit, kini keduanya terlihat berhadapan, posisi Axel yang memunggungi pintu membuat badan carletta tertutupi sehingga para murid yang mengintip dari pintu kelas tak dapat menatap keduanya secara langsung.

Hanya punggung kekar sang CEO terkenal itu saja yang datap mereka lihat, namun cukup untuk membuat mereka menghalu.

"Hanya ingin memastikan" datar Axel dengan meniliti penampilan carletta, lalu menempelkan punggung tangannya pada kening carletta.

Tentu carletta tersentak bukan main, dingin sekali, apa dirinya demam, pantas saja merasa tidak enak badan.

"Sudah saya duga" gumam Axel yang di dengar samar-samar oleh Carletta, maksudnya apa.

Carletta masi terbengong dengan tampangnya yang tolol, Axel yang menyadarinya hanya dapat menghela nafas pelan. "Kita ke rumah sakit"

"Ngapain?" carletta terlihat memundurkan dirinya hanya satu langkah, membuat Axel mendengus dan beralih merengkuh pinggangnya.

"Kita.ke.rumah.sakit." tekan Axel membuat carletta yang masi speechless di tempat tidak tau harus merespon seperti apa.

Dari mana dia tau jika dirinya sakit, carletta saja tidak sadar diri jika sedang demam.

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang