~Part 23~

3.3K 270 14
                                    

Happy reading❤

___________________©©©__________________

Menatap dalam diam kepergian Alex beserta anggotanya, carletta masi terlihat diam, entah apa yang tengah ia pikirkan, namun kalimat terakhir Alex, benar-benar mengganggu jalan berfikirnya.

"Ar..."

"Ya?" Ares terlihat linglung sesaat, ketika mendengar sang gadis yang memanggilnya dengan panggilan yang berbeda. 

Carletta terlihat mendongak dengan posisi Ares yang masih memeluknya dari belakang, tentu posisi mereka yang mulanya menghadap anggota blackfire pastinya memunggungi anggotanya.

Dan kini menguntungkan bagi Ares yang memang tidak ingin gadis cantik dalam rengkuhannya ini ditatap oleh orang lain kecuali dirinya.

"Kok mereka pergi gitu aja, nggak jadi tauran?" saking kacaunya fikiran carletta, dirinya sampai menanyakan hal yang tidak seharusnya ia ucapkan.

"Siapa yang mau tauran, hm?" Ares balik bertanya, mereka berkumpul bukan karna ingin melakukan tauran, namun mendiskusikan rencana untuk membakar mansion salah satu dari keluarga Alex, yaitu Om Alex sendiri, Axel.

Namun rencananya tidak jadi lantaran gadis yang dicari telah ditemukan, bahkan menampakan diri sendiri tanpa harus mencarinya lebih jauh. 

Kenan telah berhasil menembus keamanan sang pelaku, mengingat carletta pernah dibawa ketempat yang sama, tentu Kenan akan berfikir bahwa pelaku yang kembali menculik sang gadis adalah pelaku yang sama.

Dan yang sangat mengejutkannya adalah, pelaku tersebut adalah orang yang begitu dekat dengan Alex.

Axel adalah Om Alex yang sampai sekarang belum menikah, meenjalin hubungan, apalagi sampai melupakan tujuan hidupnya yaitu bekerja, bekerja, dan bekerja, hanya itu yang Alex jelaskan tentang Om nya tersebut.

Namun sekarang om Alex itu sepertinya tengah tertarik dengan carletta, sayangnya carletta juga adalah gadis incarannya. sial!.

Wajah Ares yang terlihat menoleh ke samping tepat bertemu tatap dengan manik hijau gelap sang gadis yang tengah mendongak menatapnya.

Sayangnya dari arah belakang keduanya terlihat seperti tengah berciuman yang membuat para inti mengumpat tanpa henti, kecuali Kenan yang malah membuang muka tak ingin melihat terlalu jauh. 

"Tapi tadi kalian-"

"Udah lupain" potong Ares tidak ingin carletta membahasnya lebih jauh. "Aku nggak akan nanya gimana kamu bisa kabur" jelasnya dengan melepaskan rengkuhannya dan membalikkan tubuh carletta untuk menghadap kearahnya sepenuhnya.

"Hug me"

Bibir carletta terlihat melengkung kebawah, dengan pelan carletta memeluk Ares dengan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Ares. 

Sedangkan Ares memeluk pinggang sang gadis dengan erat, dengan posisi seperti ini carletta dapat melihat para anggotaa inti bahkan yang lainnya tengah menatap mereka berdua.

Tatapannya terpaku menatap Iqbal yang terlihat menekuk wajah kesal, kembali terpaku ketika melihat Kenan yang hanya meliriknya namun segera membuang muka, Arnold, kevin, bahkan Reyhan hanya terlihat menatap datar intraksi keduanya, berbeda dengan chandra yang terus tersenyum menatapnya.

Tatapan carletta menyiratkan untuk keenamnya mendekat kearah keduanya yang masi dengan setia berpelukan. Iqbal yang pertama menyadari lantas menyenggol sang waketu, sontak Kenan menatap ke arah pandangan Iqbal, menatap carletta yang mengangkat tangan kanannya, memberikan isyarat untuk segera mendekat. 

Kenan mendekat diikuti oleh anggota inti yang lain, sampai di hadapan sang gadis, terlihat carletta yang merentangkan tangannya, membawa Kenan untuk memeluk dirinya juga diikuti yang lain, mereka juga ikut memeluk Ares yang mulai tersadar. 

Merasakan pelukan yang begitu erat, Ares hanya bisa menghela nafas pelan, benar-benar!, walau geram Ares tetap membiarkan mereka memeluk keduanya, atau lebih tepatnya carletta yang kini malah tersenyum puas.

Yang dapat carletta lakukan sekarang hanya bisa mengelus lembut kepala mereka secara bergantian, itupun tidak bisa dibilang mudah, karna adapaun yang dibelakangnya membuat carletta tetap harus bersikap adil.

Hati mereka menghangat ketika merasakan carletta yang juga ikut mengelus kepala mereka,  diperlakukan bagai bayi besar membuat mereka berharap untuk kedepannya tidak akan terjadi perang dunia antar sahabat.

Carletta selalu mencoba untuk mengerti akan mereka, katakanlah carletta kurang peka, namun jika tingkah mereka tunjukkan begitu kentara tidak suka, bagaimana bisa carletta tidak peka. 

Pelukan mereka telah terlepas, carletta menatap mereka dengaan tersenyum tipis, seolah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. 

Melihat Ares yang menggandeng tangan carletta, menuntunnya untuk menuju motor kesayangannya, membuat merekapun mau tak mau harus mengikuti Ares sang ketua. 

Mereka pergi dan suasana benar-benar begitu ramai dan hampir memenuhi jalanan menuju ke arah rumah carletta. Ares benar-benar berniat untuk membuat kekacauan, sampai harus membawa anggota Dangerous yang berjumlah lebih dari seratus.

Bayangkan bagaimana padatnya jalanan sekarang, berbagai suara motor yang mereka bunyikan terdengar sangat keras, membuat suasana malam ini terasa begitu ricuh, entah dengan suara klakson motor, suara mereka yang berteriak, bernyanyi, bahkan gelak tawa pun memenuhi jalanan malam ini.

Dan untungnya jalanan yang mereka lewati tak terlalu ramai membuat mereka lebih aman dan tidak terlalu mengambil perhatian masyarakat sekitar, jika saja mereka harus melihat segerombolan anak geng motor yang sedang melewati mereka. 

Bagaimanapun anggota Ares begitu terkenal, apalagi hanya dengan menggunakan jaket kebanggaan mereka, siapa yang tidak akan langsung mengenal jika mereka adalah geng motor terbesar dikotanya.

-------------------------------------------------------------

Seperti biasa❤

Transmigrasi CarlittaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang