Seminggu belakangan ini Jea disibukkan oleh Olimpiade Kimianya. Jujur Axton sedikit sebal karena sudah seminggu mereka jarang bertemu, namun ia juga memaklumi mengapa Jea seperti itu karena nasihat dari Daddynya.
Saat tak bersama Jea, Axton memilih untuk bermain bersama adiknya dan berkumpul dengan teman-temannya. Dan kali ini ia sedang berada di salah satu cafe baru yang bernuansa modern. Calvin menyarankan cafe ini karena sangat cocok untuk tempat nongkrong.
"Cakep juga nih cafe," celetuk Arden menghirup udara sore.
Memang mereka memilih lantai atas karena lebih nyaman dan tidak berisik.
Kalau kalian penasaran bagaimana hubungan Delano dan Selvia semenjak pertengkaran mereka yang lalu jawabannya adalah baik. Delano juga sudah lebih tegas dan keras menolak ajakan steffi, namun yang pasti para sahabatnya tidak tahu bagaimana mereka bisa baikan.
"Nggak ngapel?" tanya Arden menatap satu persatu sahabatnya yang sudah memiliki kekasih.
"Skip." sahut Calvin.
"Lo Ax? Biasanya nggak absen." sindir Arley.
"Olim."
"Oh iya, Jea senin Olimpiade ya? Gilasih." decak Arden kagum.
Zayden tiba-tiba batuk. "Ax, liat bawah." kebetulan meja mereka berada di pinggir pembatas yang dimana pembatas itu berlapis kaca jadi mereka bisa melihat ramainya lantai bawah.
Dengan malas Axton menoleh ke arah yang Zayden suruh. Disana terdapat dua orang berjenis kelamin berbeda yang sedang tertawa bersama. Para sahabatnya juga ikut melihat karena penasaran dan begitu melihat objek yang dimaksud, Delano menendang tulang kering Zayden.
"Anjing!" umpat Zayden kesakitan.
Delano hanya menatap tajam Zayden. Bukan bermaksud apa, seharusnya Zayden tidak perlu bilang bahwa dibawah sana terdapat Jea dan Leo yang sedang tertawa bersama. Tentu itu akan memunculkan konflik diantara Jea dan Axton terlebih mereka seminggu ini jarang bertemu.
"Waduh, perang dunia nih." gumam Arden.
"Sumpah gue nggak ikut-ikutan." ujar Arley.
"Berat dah berat." Calvin mengangkat kedua tangannya di atas.
Axton mengambil kunci motornya yang berada di atas meja setelah itu bangkit. "Gue pamit."
Kepergian Axton membuat Zayden diserbu.
"Lo sih, Zay!" Arden dengan gemas menempeleng kepala Zayden.
"Ngapain lo pake segala ngasih tau coy?" geram Arley.
"Lah, gue nggak tau anjir! Maaf, lain kali nggak gitu lagi." ujar Zayden merasa bersalah.
"Kita semua udah tau sebenernya." sahut Calvin santai yang kini bersedekap dada melihat pemandangan Zayden tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] AREA BUCIN! Kalau ditanya Axton baik, tidak. Ramah, tidak juga. Tapi entah mengapa kehidupan Axton selalu dikelilingi keberuntungan. Kekasihnya contohnya, entah hal baik apa yang ia lakukan untuk mendapatkan gadis yang cant...