04. "Mimpi indah, J."

10.1K 523 5
                                    

Satu jam yang lalu Axton sudah mengantarkan kekasihnya ke rumahnya dengan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam yang lalu Axton sudah mengantarkan kekasihnya ke rumahnya dengan selamat. Setelah mengantarkan Jea, Axton tidak langsung pulang. Ia nongkrong seperti saat ini, tenang, ia sudah izin dengan Jea dan memberi pesan kepada Krystal. Zayden mengajak mereka ke tempat perkumpulan mereka dan Axton pun menyetujui.

Dengan berbagai kopi, kaleng soda dan segala jenis cemilan berantakan di atas meja. Dan para pemiliknya sedang asik mabar game bersama.

"Sumpah lo, Ley. Beban banget anjir!" sentak Zayden saat melihat chara Arley mati beberapa kali.

"Susah asu, sabar lah!" Arley sepertinya sangat fokus kepada permainan ini.

"Tenang kawan-kawan, kalau ada babang Arden pasti menang." lerai Arden.

"Menang pala lo! Lo aja udah mati enam kali anying." sahut Calvin yang membuat Arden memajukan mulutnya—ngambek ceritanya.

Berbeda dengan mereka yang mengumpat dan menyalahkan satu sama lain. Axton dan Delano bermain dengan tenang, namun tak ayal mereka sesekali mengumpat karena lawan mereka.

"Shit." umpat Axton saat melihat nyawa lawannya hanya tinggal sedikit lagi namun lolos.

"Ayo para temanku, kalian harus bisa menang, ayo semangat tinggal sedikit lagi. Nanti kalau menang bab--"

"Brisik." ujar Delano menyela perkataan Arden. Dengan bacotan Arden membuat Delano sedikit tidak fokus.

"Bacot banget tai!" Zayden tertawa.

"Gue malu sumpah, lo ngebacot nggak pa-pa tapi harus pro lah." Calvin berdecak.

"Ngiri banget kalian ngeliat gue. Hina aja hina," ketus Arden dan fokus ke permainan mereka.

Bisa dikatakan tempat ini adalah markas mereka. Membuat markas ini agar mereka tidak bingung lagi untuk mengumpul dimana. Markas ini sangat lengkap dengan berbagai makanan serta minuman. Ada beberapa wine yang pasti ulah dari Zayden.

"WIN!!" seru Zayden dan Arden kompak.

Mereka menang.

"Anjayy, udah gue bilang kala--"

"Kalau ada Delano sama Axton kita menang." kali ini Calvin yang menyela perkataan Arden.

Mereka terkekeh.

"Kalau ada gue lah! Yakali." Arden memberengut.

"Sumpah kalau ngajak Arden main ribut banget." keluh Zayden.

"Lain kali bawa slasiban." ujar Delano yang membuat mereka lagi-lagi tertawa.

"Sini sayang sama Papa Arley aja. Mereka jahat ya? Utututuu." Arley menepuk puncuk kepala Arden dengan sayang.

"Kalau kita denger Arley homo udah nggak kaget." celetuk Calvin.

"BWAHAHHAHA BAJINGAN!" kali ini perkataan Calvin seperti lawakan yang membuat Zayden tertawa sampai mengeluarkan air mata.

AMARANTHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang