Kring! Kring! Kring!
Semua berseru saat mendengarkan bel istirahat berbunyi, sedangkan guru yang berada didepan pun menggelengkan kepalanya. Ia menutup spidol digenggamannya dan menatap anak murid yang sibuk membereskan buku-bukunya.
"Kita lanjutkan minggu depan ya, selamat siang." ujar guru itu.
"Selamat siang bu!" seru mereka yang berada dikelas kompak.
"Eh, ke kantin ayo!" ujar Jingga menoleh ke arah Jea yang sepertinya sudah siap membereskan buku-buku miliknya.
Jea mengangguk tanpa menatap Jingga. Mereka pun dengan kompak berdiri dan melangkah keluar dari kelas mereka.
Untuk Selvia, sejak satu les terakhir pelajaran ia sudah keluar dengan iming-iming ke toilet tetapi sampai sekarang tak balik-balik.
"Sumpah, ini tunangan orang kemana sih!" gerutu Jingga karena merasa kesal kepada satu sahabatnya itu.
"Biarin aja, mungkin udah sama Delano." ujar Jea yang berada disamping Jingga.
Selvia memang jarang seperti ini tetapi Jea sudah hapal sekali kelakuan teman satunya ini. Bolos diles terakhir mata pelajaran yang sedang mereka pelajari.
"Gue yakin dia pasti disuruh sama Delano," ujar Jingga lagi.
Jea mengangguk membenarkan. "Mungkin aja."
Mereka pun sampai di kantin, kondisi kantin sekarang tak seramai seperti yang kemarin-kemarin. Dan Jea senang karena kondisi kantin tak ramai seperti ini.
"Nggak kabarin pacar lo?" tanya Jingga yang kini duduk didepan Jea.
Jea menggeleng sebagai jawaban. "Dia juga bentar lagi balik kok." jawabnya.
Mereka pun segera memesan makanan serta minuman yang ada disini. Caranya dengan memanggil ibu kantin yang kebetulan berdiri didekat meja mereka.
"Tumben banget circle pacar lo pada nggak kelihatan." ujar Jingga melihat sekeliling kantin.
"Bolos lagi mungkin," jawab Jea seadanya.
Sekitar lima menit kemudian, pesanan mereka pun datang. Dengan tak sabar mereka menyantap makanan yang baru saja datang itu. Namun disela-sela kegiatan makan mereka, mereka dikagetkan dengan suara sapaan dari seseorang.
"Halo gesss!" tanpa hati, Zayden menepuk bahu Jingga yang membuat sang empu tersedak.
"Uhuk! Uhuk! Zayden bangsat!" maki Jingga yang baru saja meminum air meredakan batuknya. Akibat tersedak, mata Jingga sedikit merah dan berair.
"Wushh santai dong brayy!" Zayden mengelak saat Jingga ingin memberi tumbukan pada dirinya.
"Jangan ngagetin gitu, Zay." tegur Jea yang merasa kasihan melihat temannya baru saja tersedak kuah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] AREA BUCIN! Kalau ditanya Axton baik, tidak. Ramah, tidak juga. Tapi entah mengapa kehidupan Axton selalu dikelilingi keberuntungan. Kekasihnya contohnya, entah hal baik apa yang ia lakukan untuk mendapatkan gadis yang cant...