Para murid SMA Bhadrika akhirnya bisa menghela nafas lega karena sudah berhasil melewatkan Penilaian Tengah Semester ini. Dan selama itupun Jea dan Axton tidak berkabar bahkan Jea tak pernah melihat batang hidung Axton lagi selama disekolah. Teman-teman Axton juga tak mengetahui kemana hilangnya Axton, padahal yang mereka tahu bahwa Axton sebelum PTS ini sudah berada di Indonesia.
"Huh akhirnya kelar juga nih ujian," ujar Jingga melipatkan tangannya di meja dan menjatuhkan kepalanya diatas lipatan tangan itu.
"Gue yakin nilai ujian lo dibawah kkm semua," sahut Selvia yang asik bermain ponsel.
Sekarang ini mereka sedang berada di kelas, entah mengapa mereka tak ingin pergi ke kantin padahal biasanya Jingga paling semangat untuk itu.
Selvia menoleh ke arah Jea yang fokus ke bukunya. "Je? Belakangan ini lo jadi pendiem deh,"
"Lo aneh, si Jea mah emang pendiem, nggak kayak lo tukang bacot sana sini." jawab Jingga menimpali.
"Yee bagong, diemnya ini beda anjrit, nyambung mulu lo!"
"Gue biasa aja kok," jawab Jea setelah itu fokusnya kembali pada buku.
"Axton nggak ada ngabarin lo?" tanya Selvia.
Jea menggeleng sebagai jawaban.
"Gue udah nanya Delano, katanya mereka juga nggak denger kabar dari Axton." ujar Selvia.
"Lo nggak ngehubungin dia Je?" tanya Jingga yang ikut nimbrung.
"Enggak."
"Hubungan lo berdua nggak jelas ya, padahal didepan kelihatan banget bucinnya, eh tiba-tiba ada masalah aja. Mana pada ilangan lagi,"
"Masalah pasti ada aja sih, kita tinggal nyari solusi buat ngatasinnya. Jangan pentingin ego." timpal Jingga.
"Je?"
"Gue ke toilet sebentar," ujar Jea yang bangkit dan langsung pergi dari kelas.
"Lo sih!" sebal Selvia.
"Lah? Kok gue?" bingung Jingga.
"Tuh si Jea jadi pergi,"
"Bagus, dia pasti mikirin perkataan gue. Kadang orang yang berantem sama pasangan harus ada yang ngasih pencerahan ke mereka, contohnya gue." Jingga memeletkan lidahnya dengan gaya angkuh.
"Tai." balas Selvi ketus dan kembali membuka ponselnya.
Dilain sisi, Jea menatap dirinya didepan cermin toilet. Belakangan ini memang dirinya tak terlihat bersemangat, mungkin faktor karena ada masalah dari hubungannya. Namun bukan karena hubungan mereka memiliki masalah ujian Jea jadi terganggu. Tidak sama sekali.
Jea mulai membasuh wajahnya setelah itu menegakkan badannya. Seminggu tidak mendengar kabar Axton juga membuatnya khawatir, namun ia harus tegas agar masalah yang ada diantara mereka terselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] AREA BUCIN! Kalau ditanya Axton baik, tidak. Ramah, tidak juga. Tapi entah mengapa kehidupan Axton selalu dikelilingi keberuntungan. Kekasihnya contohnya, entah hal baik apa yang ia lakukan untuk mendapatkan gadis yang cant...