25. Terungkap

5.8K 365 12
                                    

9 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9 tahun yang lalu.

Seorang bocah lelaki kini sedang berada ditaman perumahan besar bersama adiknya membeli ice-cream seperti biasa setiap hari minggu. Mereka tak sendiri sebab dua pengawal berpakaian hitam dengan tubuh yang kekar senantiasa menjaga mereka dari belakang.

"Tuan, orang tua anda menuju kesini." ujar salah satu pengawal itu kepada bocah lekaki yang didepannya. Meskipun seorang bocah namun tetap saja dirinya harus tunduk dan hormat kepadanya.

"Dad? Mom?" ujar bocah lelaki itu yang berbalik badan dan mendongak melihat wajah pengawal itu.

"Mom?" adik perempuannya menyahut dengan menolehkan kepalanya ke arah sang kakak. Satu tangannya setia memegang cup ice-cream dengan rasa stroberi.

Bocah lelaki itu mengangguk menjawab pertanyaan sang adik. "Mereka nanti bersama kita!" serunya.

Satu pengawal yang fokus menjaga sekitaran mereka pun langsung merasa mereka seperti diikuti dan diintip. Dan saat ia melihat dengan ekor matanya benar saja bahwa mereka sepertinya sudah terkepung.

"Kita dikepung!" bisik pengawal itu kepada pengawal yang berbicara kepada dua anak kecil itu.

Namun, tak ada dua detik bunyi tembakan memenuhi taman ini. Sontak saja orang-orang yang berada ditaman langsung heboh dan berlari menyelamatkan nyawa mereka.

Sedangkan dua bocah itu pun terkejut dan ice-cream yang berada digenggaman adik perempuannya jatuh begitu saja.

"Gawat, lindungi mereka!"

Dengan cepat dua pengawal itu menggendong satu-satu anak dari atasannya. Mereka segera berlari menuju sebrang jalan dimana disanalah mobil mereka terparkir, cukup jauh memang. Sembari berlari mereka mengeluarkan pistol yang mereka sembunyikan, setelah itu mengarahkan ke tempat dimana terdapat musuh mereka.

DOR!

DOR!

DOR!

Tiga tembakan berhasil mereka keluarkan dan itu membuat anak perempuan yang berada digendongan pengawal menangis histeris sebab ketakutan menyerangnya. Sedangkan bocah lelaki itu diam tak bersuara namun terlihat dari wajah pucatnya ia khawatir kepada sang adik.

"Lily.." lirih bocah lelaki itu.

DOR!

Sang musuh berhasil melumpuhkan salah satu pengawal namun tak berhasil sebab pengawal itu menghindar namun lengannya lah yang menjadi korban.

"Axton! Lily!"

Itu suara orang tua mereka. Dua anak yang berada digendongan sang pengawal mendengar dan berusaha melihat namun tak bisa sebab pengawal mereka terus saja menahannya.

AMARANTHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang